IDXC hannel - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk () atau Bank bjb kembali mendapatkan tambahan calon anggota Kelompok Usaha Bank (KUB). Paling anyar, Bank Jambi yang berproses menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) ke-4 yang bergabung menjadi KUB emiten berkode itu.
KUB Bank bjb sebelumnya sudah ada tiga BPD, yakni Bank Bengkulu, Bank Sultra, dan Bank Maluku Malut.
Mengawali komitmen sinergi KUB termasuk rencana penyertaan modal, Bank bjb dan Bank Jambi melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Non-Disclosure Agreement (NDA) pada 30 November 2023 di Surabaya.
Langkah selanjutnya setelah dilakukan penandatanganan MoU dan NDA ini, akan dilakukan proses due diligence dan valuasi saham sebelum dilakukan penyertaan modal, sehingga nantinya Bank bjb akan menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Jambi bersama Pemerintah Provinsi Jambi.
Untuk komitmen nilai penyertaan modal saat ini masih proses pembahasan, namun nilai penyertaan tersebut tidak akan terlalu besar karena Pemerintah Provinsi Jambi akan tetap menjadi pemegang saham terbesar.
Proyeksi nilai penyertaan modal Bank bjb akan disesuaikan, sepanjang memenuhi syarat pengendalian sesuai Peraturan OJK, sehingga Bank Jambi mendapatkan persetujuan untuk efektif menjadi anggota KUB Bank bjb sekaligus anak usaha dari Bank bjb.
Berdasarkan POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, BPD wajib meningkatkan modal intinya minimal Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024, atau cukup memiliki Rp1 triliun sepanjang BPD tersebut efektif tergabung menjadi anggota dari KUB.
Apabila tidak dapat terpenuhi, maka BPD tersebut wajib menyesuaikan bentuk usahanya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dengan demikian, BPD yang memiliki modal inti di bawah Rp3 triliun tersebut akan berpacu dengan waktu karena waktu pemenuhannya kurang lebih tersisa 13 bulan lagi.
Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldi Yuddy mengatakan, kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi agar bisa bersaing di industri perbankan.
"Bank bjb yang telah sarat pengalaman dalam melakukan berbagai langkah strategis serta menjadi pionir berbagai aksi korporasi BPD, dapat berbagi pengalaman tersebut kepada sesama BPD untuk tumbuh kembang dan besar bersama," kata dia dalam Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (30/11).
Yuddy menegaskan, Bank bjb selalu siap bersinergi dan kolaborasi meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan pemerintah daerah dengan semangat saling memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Dia mencontohkan, pada proses menuju KUB dengan Bank Jambi, sudah dilakukan berbagai kerja sama bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Bank Jambi merupakan salah satu BPD yang memiliki kinerja positif. Total Aset per 30 September 2023 sebesar Rp12,4 triliun, di mana total kredit mencapai Rp8,5 triliun dengan NPL 1,85%. ROE pun tercatat sebesar 17,67% yang mencerminkan tingkat profitabititas yang sangat baik.
Selain itu, Bank Jambi juga merupakan salah satu BPD yang juga memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dengan kinerja yang baik, dengan total aset sebesar Rp1,1 triliun dengan ROA 2,97% dan NPF 0,32%. UUS bank Jambi dapat bersinergi dengan Bank bjb syariah yang telah lebih dahulu menjadi anggota KUB Bank bjb, sehingga dapat memperkuat kekuatan penetrasi di market perbankan syariah.
Saat ini, Bank bjb juga masih membuka peluang kerja sama dengan BPD lain di Indonesia, dengan prinsip untuk kemajuan bersama serta saling menguntungkan. Dengan total aset bank bjb (bank only) per September 2023 sebesar Rp168,7 triliun dan seluruh proses pengembangan KUB dapat berjalan dengan lancar serta mendapatkan persetujuan OJK, maka struktur KUB Bank bjb akan terdiri dari 5 bank.
Yaitu Bank bjb syariah, Bank Bengkulu, Bank Sultra dan Bank Maluku Malut, dan Bank Jambi, dengan kontribusi tambahan total aset anggota KUB mencapai Rp55,4 triliun, serta jaringan yang tersebar di 18 Provinsi dari Indonesia bagian Barat sampai Indonesia bagian Timur.
Sumber : idxchannel.com
powered by: IPOTNEWS.COM