Saham adalah instrumen finansial yang menandakan keikutsertaan atas kepemilikan modal suatu perusahaan. Lalu bagaimana cara memahami saham dan cara belajar saham, baik untuk investasi maupun jual beli?
Salah satu tanda meleknya masyarakat akan dunia finansial di abad 21 adalah mulai memiliki keinginan untuk mempelajari cara mengutilitas saham, baik sebagai instrumen investasi, jual-beli, maupun online trading. Ironisnya, jumlah orang Indonesia yang tertarik mempelajari saham masih belum banyak. Hasil survei Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa jumlah investor saham di Indonesia ternyata kurang dari 1% jumlah total penduduk. Kalah jauh dibandingkan dengan Malaysia (12%) dan Singapura (30%).
Sehingga tak salah jika BEI dan pemerintah akhir tahun lalu gencar menyerukan slogan “Yuk, Nabung Saham!”. Selain untuk memperkenalkan lebih tentang pasar modal Indonesia, kampanye tersebut juga ingin mengajak masyarakat mencoba investasi saham karena mudah dan memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang.
Saham adalah salah satu produk keuangan yang menjadi bukti kepemilikan Anda terhadap sebuah perusahaan yang menerbitkan sertifikat saham tersebut. Perusahaan yang menawarkan sahamnya ke publik adalah jenis perusahaan PT (Perseroan Terbatas) dengan label Tbk (Terbuka). Artinya, perusahaan tersebut telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat umum. Perusahaan yang menawarkan saham disebut dengan emiten.
Saham yang Anda tanam di suatu perusahaan akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan tersebut. Saat bisnis tersebut menghasilkan laba, Anda akan mendapatkan sebagian keuntungan sesuai dengan persentase modal yang ditanam.
Sebuah riset yang dikutip dari www.finance-portal.com mengungkapkan bahwa 21% nasabah bank di Inggris memindahkan sebagian tabungan mereka ke lantai bursa. Alasannya jelas, karena mereka telah memahami bahwa memutar uang di pasar modal jauh lebih menghasilkan daripada sekadar menabung di bank.
Ada tiga prinsip utama sebelum Anda ingin berinvestasi di pasar modal, yaitu:
1. Don’t put your eggs in one basket. Jika Anda meletakkan dana Anda hanya pada satu jenis saham, maka ketika nilai saham tersebut jatuh, maka semua investasi yang Anda lakukan menjadi tidak berarti.
2. Buy what you know and know what you buy. Artinya, belilah apa yang Anda ketahui dan pahamilah apa yang akan Anda beli. Apapun alasan Anda membeli saham perusahaan, yang pasti pengetahuan Anda tentang kredibilitas dan posisi finansial perusahaan tersebut harus matang. Saham bersifat High Risk High Return. Karena itu akan selalu ada risiko yang dihadapi pemegang saham, mulai dari profit, loss, atau bangkrut. Bagi pemula, biasanya disarankan untuk memulai dengan mengoleksi saham-saham blue chip. Saham blue chip adalah saham dari perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar dan sahamnya memiliki likuiditas yang tinggi sehingga layak untuk dipegang dalam jangka waktu lama.
3. Buy low, sell high. Artinya, belilah ketika saham dalam posisi rendah kemudian jual ketika harganya naik.
Sebagai bentuk solusi untuk peningkatan Financial Literacy kepada masyarakat, IndoPremier mengakomodasi kebutuhan Anda yang ingin mulai menabung saham secara online. Melalui platform IPOT STOCK Anda akan terakses secara lengkap dan terjangkau ke berbagai macam instrumen keuangan. Berbagai macam instrumen keuangan dapat di beli dengan nilai yang sangat memadai yaitu hanya Rp100.000. Tidak ada lagi perbedaan informasi, akses, dan bentuk pelayanan jasa keuangan bagi pemodal besar ataupun pemodal kecil, semua memiliki kesempatan yang sama.