Hindari 3 Kesalahan Ini Ketika Merencanakan Dana Pendidikan
Banyak orang tua melakukan kesalahan ketika mempersiapkan dana pendidikan anak. Apa saja kesalahan tersebut dan bagaimana menghindarinya ?
Salah satu hal yang ‘menghantui’ orang tua adalah tingginya biaya sekolah. Setiap tahun senantiasa naik dan kadangkala jumlahnya fantastis.
Sementara, setiap orang tua pasti ingin pendidikan terbaik untuk putra-putrinya. Itu tanggung jawab para orang tua kepada anak-anak.
Salah satu upaya yang sekarang dilakukan orang tua menghadapi tingginya biaya pendidikan adalah mempersiapkan dana pendidikan. Sejak anak lahir, orang tua sudah menabung untuk simpanan dana pendidikan.
Ini langkah yang bagus dan paling realistis. Tanpa persiapan sejak dini, hampir mustahil bisa mencapai target dana pendidikan yang naik setiap tahun.
Namun, ada beberapa kesalahan yang dilakukan orang tua ketika mempersiapkan dana pendidikan ini. Kesalahan yang bisa menyebabkan target dana pendidikan sulit terwujud.
Apa saja kesalahan tersebut dan bagaimana memperbaikinya ?
#1 Tidak Tahu Target Dana
Orang tua harus tahu apa tujuan keuangannya. Berapa target biaya sekolah yang akan menjadi target untuk dicapai.
Yang terjadi, banyak orang tua tidak tahu. Mayoritas orang tua yang kami tanya bilang bahwa mereka yang penting menabung untuk biaya sekolah anaknya nanti.
Namun, ketika ditanya, mereka tidak tahu berapa sebenarnya biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan anak-anaknya.
Kenapa punya target dana pendidikan itu penting ? Paling tidak ada 3 alasannya.
- Kita jadi tidak tahu kapan dana tersebut harus dicapai. Akibatnya tidak tahu berapa lama waktu harus berinvestasi.
- Kita tidak bisa menentukan jenis instrumen apa yang paling tepat digunakan untuk mencapai target tersebut. Pemilihan instrumen investasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan mencapai tujuan keuangan
- Kita tidak tahu berapa sebenarnya jumlah dana yang harus ditabung untuk mencapai tujuan keuangan tersebut. Jumlah investasi yang tidak tepat membuat hasilnya juga tidak akurat
Orang tua perlu sekali melakukan estimasi jumlah dana pendidikan yang diperlukan. Survei perlu dilakukan untuk mengetahu biaya untuk masuk sekolah SD, SMP, SMA dan Kuliah.
#2 Salah Pilih Investasi
Hampir 70% sd 80% masyarakat menaruh uang mereka di tabungan atau deposito. Singkatnya, apapun tujuan keuangan mereka, uang disimpan di bank dalam bentuk tabungan atau deposito.
Memang betul, tabungan itu aman karena ada program penjaminan dari Pemerintah. Program penjaminan dilakukan lewat LPS.
Namun, kita semua tahu bahwa tingkat bunga tabungan sangat rendah sehingga untuk mencapai dana pendidikan akan sangat sulit.
Contoh ini bisa jadi ilustrasi. Bunga tabungan 1% dan deposito 6% setahun (sebelum dipotong pajak) sementara kenaikkan biaya pendidikan mencapai 10 sd 15% setahun.
Gap-nya sangat lebar antara inflasi biaya pendidikan dan return tabungan, sehingga keberhasilan tabungan untuk mencapai tujuan tersebut akan sulit diwujudkan.
Oleh sebab itu, penting menentukan instrumen investasi yang paling tepat untuk mencapai masing-masing tujuan keuangan. Misalnya, uang sekolah untuk sekolah dasar akan berbeda dengan untuk kuliah karena jangka waktu pencapaiannya berbeda.
Tidak bisa semuanya digabung dengan menggunakan tabungan. Karena masing - masing instrumen keuangan memiliki tujuan dan kekuatan yang berbeda-beda.
Misalnya, saham bagus digunakan untuk jangka panjang dan berbahaya untuk jangka pendek. Lalu, Reksadana Saham akan menghasilkan investasi yang bagus untuk dana pendidikan.
#3 Tidak Ada Proteksi
Orang tua berupaya mengumpulkan uang (semaksimal) untuk mememenuhi biaya pendidikan sekolah anak. Namun, yang kerap kali dilupakan, resiko jika orang tua meninggal dunia.
Siapa yang akan membiayai dana pendidikan anak? Bagaimana memenuhi biaya sekolah jika orang tua kena musibah dan tidak bisa bekerja kembali?
Ini resiko riil, nyata ada. Tetapi jarang dipikirkan oleh banyak orang tua. Mereka fokus hanya pada bagaimana mencapai dana pendidikan.
Karena resiko ini, punya asuransi jiwa adalah hal wajib ketika menyusun dana pendidikan. Tidak hanya bagaimana investasi dilakukan tetapi juga bagaimana memproteksi investasi tersebut.
Perlu segera dibuat asuransi jiwa berbarengan dengan pembuatan rencana investasi. Keduanya sebaiknya dilakukan secara berbarengan. Yang dimaksud disini bukan unit link, namun asuransi jiwa.
Kesimpulan
Dana pendidikan adalah salah satu tujuan keuangan paling penting dalam rencana keuangan keluarga. Semua orang tua ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak mereka.
Hal tersebut harus didukung oleh persiapan pendanaan yang baik. Karena, biaya pendidikan yang cukup tinggi.
Persiapan dana pendidikan sejak dini adalah kuncinya. Salah satunya, memilih instrumen investasi yang tepat, seperti investasi di Reksadana.