Semakin tinggi permintaan yang dilakukan pembeli dengan terus membeli saham dikarenakan kualitas perusahaan yang baik dan memiliki potensi untuk terus semakin baik ke depannya maka harga cenderung akan naik
Saham adalah surat berharga (berbentuk selembar kertas) yang menunjukkan bahwa pemilik surat atau kertas tersebut adalah pemilik sebuah perusahaan. Karena sifatnya yang berharga maka saham dapat diperjualbelikan. Perdagangan saham di pasar modal Indonesia saat ini diakomodir oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas sebagai perantara atas transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Sejak diberlakukannya JATS (Jakarta Automatic Trading System) pada 22 Mei 1995, saham yang sebelumnya masih berbentuk kertas kini sudah didigitalisasi dalam bentuk scriptless (tanpa kertas) dan dapat ditransaksikan secara online.
Mekanisme perdagangan saham di pasar modal Indonesia sama seperti pasar konvensional pada umumnya. “Barang” yang ditransaksikan adalah saham sebuah perusahaan, sedangkan “Pasar” dimana barang tersebut diperdagangkan adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). “Penjual” adalah investor yang sudah memiliki saham tersebut sebelumnya dan berniat untuk menjualnya, “Pembeli” adalah investor yang belum memiliki atau telah memiliki, namun ingin menambah kepemilikannya, dan ada “Kurir” yaitu perusahaan sekuritas yang bertugas melakukan penyelesaian pembayaran atas transaksi yang dilakukan dan penyerahan saham kepada pihak yang berhak menerima.
Terbentuknya harga saham di pasar modal Indonesia sama seperti mekanisme terbentuknya harga barang dan jasa di pasar konvensional pada umumnya, yaitu disebabkan oleh permintaan dan penawaran.
Mari kita ibaratkan harga sebuah tomat di sebuah pasar. Penjual menawarkan tomat di harga Rp. 25.000/KG, sedangkan pembeli meminta harga tomat tersebut di harga Rp. 20.000/KG. Harga tidak akan pernah terbentuk, jika antara pembeli dan penjual tidak ada yang mengalah. Namun jika ternyata pembeli membutuhkan tomat yang ditawarkan karena kualitas tomat yang segar dan gizi yang ada di dalam tomat dianggap sepadan maka pembeli akan membeli di harga yang ditawarkan oleh penjual dan terbentuklah harga di Rp. 25.000.
Semakin banyak pembeli lain yang bersedia membeli tomat yang ditawarkan karena kualitasnya yang baik maka penjual dapat menaikkan harga secara bertahap. Hal ini sesuai dengan prinsip permintaan dan penawaran, jika semakin banyak permintaan yang di lakukan oleh pembeli dibanding penawaran maka harga cenderung akan naik, sebaliknya jika semakin sedikit permintaan permintaan yang dilakukan oleh penjual dibanding dengan penawaran maka harga akan cenderung untuk turun.
Pembentukan harga saham tidak jauh berbeda dengan harga tomat di pasar tersebut, terdapat pembeli dan penjual yang mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada akhirnya membentuk harga saham. Pembeli dan penjual dipertemukan dalam sistem yang disebut papan harga perdagangan saham.
Bid merupakan urutan berbagai macam harga dimana pembeli bersedia membeli sebuah saham, sedangkan Offer merupakan urutan berbagai macam harga dimana penjual bersedia menjual sahamnya. Semakin tinggi permintaan yang dilakukan pembeli dengan terus membeli saham dikarenakan kualitas perusahaan yang baik dan memiliki potensi untuk terus semakin baik ke depannya maka harga cenderung akan naik. Sebaliknya, jika kualitas perusahaan tersebut buruk dan memiliki bisnis yang berisiko besar maka harganya cenderung akan turun karena sedikitnya pembeli yang berminat membeli saham tersebut.