Bijak Mengelola Keuangan Saat Ramadhan

Bijak Mengelola Keuangan Saat Ramadhan

Ingat! Setelah Ramadhan masih ada Idul Fitri. Alangkah baiknya surplus anggaran selama masa puasa dialokasikan untuk investasi.

Saat ini kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa hukumnya fardu (diwajibkan) untuk umat Muslim, kecuali ada halangan khusus. Masa puasa adalah saat untuk mengekang dan menahan diri dari lapar, mendekatkan diri pada Allah SWT dan melakukan banyak amal. Dengan kata lain, bulan puasa adalah bulan suci untuk prihatin, mawas diri, berefleksi dan bersolidaritas.

Sayangnya, di beberapa keluarga ada fenomena pereduksian makna rohani bulan puasa. Spirit mengekang diri tidak disertai dengan kontrol diri, sehingga muncul kesan hedon di saat puasa. Bukan rahasia lagi, tingkat konsumerisme di saat Ramadhan ternyata tinggi.

Alokasi uang di sejumlah keluarga justru meroket saat bulan puasa. Tingkat konsumerisme di keluarga meningkat drastis pada saat bulan puasa. Tak mengherankan, banyak keluarga secara tidak sadar justru harus mengeluarkan banyak uang saat bulan puasa. Pengeluaran mereka pun membengkak hingga tiga kali lipat dari hari-hari biasa.

Pembengkakan dana terjadi karena ada satu pemahaman yang tidak tepat bahwa saat puasa kita harus menyediakan menu makanan yang istimewa, teristimewa untuk buka puasa dan atau sahur. Pemahaman sempit inilah yang mengarahkan sikap seseorang untuk berbelanja secara berlebihan atau mengalokasikan dana tidak seperti pada hari-hari biasa. Tak ayal, pengeluaran di saat puasa benar-benar membengkak. Padahal di akhir masa puasa, masih ada perayaan Idul Fitri yang jelas-jelas membutuhkan banyak uang.

Kita perlu bijaksana. Kalau tidak bijaksana dalam mengelola uang saat Ramadhan, bisa-bisa dana yang seharusnya dialokasikan untuk Idul Fitri justru tergerus. Berikut ini tips sederhana agar kita bisa mengelola keuangan dengan bijaksana saat Ramadhan:

1. Buatlah Daftar Rinci Pengeluaran

Kita perlu meluangkan waktu untuk membuat daftar pengeluaran menu sahur dan buka puasa secara rinci selama bulan Ramadhan. Ambil waktu khusus untuk merancang alokasi anggaran makanan bergizi, buah-buahan dan makanan suplemen yang diperlukan selama menjalani puasa. Membuat daftar rinci pengeluaran untuk jangka waktu selama satu bulan penuh memang tidak mudah. Oleh sebab itu, buat dulu anggaran per minggu. Dan biar lebih afdol, sangat dianjurkan untuk menyusun menu harian biar terlihat gambaran alokasi anggarannya makin jelas. Satu hal yang pasti, pengeluaran belanja menu harian diusahakan jangan terlalu tinggi dibandingkan dengan pengeluaran dari hari-hari biasa, meski tak bisa dipungkiri ada kenaikan harga untuk sejumlah kebutuhan pokok.

2. Ingat: Masih Ada Idul Fitri

Konsisten dengan rincian yang telah dibuat memang bukan pekerjaan yang mudah. Kebanyakan dari kita memang gampang melanggar komitmen yang telah dibuat. Kita mudah tergoda untuk mengejar kenikmatan sesaat dengan membeli sesuatu atau menu yang sebenarnya di luar dari yang direncanakan. “Penyakit” ini biasanya menghinggapi ibu-ibu yang memang gampang “lapar mata”, entah karena lagi ada promo atau memang karena keinginan sesaat. Nah, bagi mereka yang notabene “lapar mata”, alangkah baiknya selalu camkan dalam benak pikiran: Masih Ada Idul Fitri! Idul Fitri tidak lama lagi. Saat Idul Fitri membutuhkan banyak uang, entah untuk mudik atau liburan bersama keluarga dan sanak- saudara.

3. Batasi Terima Ajakan Bukber

Ajakan bukber (buka bersama) dari sahabat, teman dekat, rekan kerja dan teman lama bakal datang silih berganti saat Ramadhan. Repotnya, bukber sering dilakukan di restoran atau cafe-cafe yang tak sesuai dengan kantong saku kita. Kita tahu tentu tahu, ajakan berbeda dengan undangan. Ajakan identik dengan bayar sendiri-sendiri, sedangkan undangan biasanya gratis alias tidak pelu mengeluarkan uang dari kantong saku kita. Kita biasanya memang sungkan untuk menolak ajakan. Kalau situasinya sudah seperti ini, realistis saja dengan uang yang dimiliki. Jangan sampai, gara-gara gampang menerima ajakan untuk bukber, kita jadi bokek dan ujung-ujungnya tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan nyaman. So, bukannya pelit. Ada banyak cara untuk menolak ajakan bukber dengan halus dan tidak menyinggung.

4. Surplus Anggaran untuk Investasi

Rincian pengeluaran di bulan puasa yang dilakukan dengan rinci seharusnya mendatangkan surplus yang lumayan gede karena ketiadaan makan siang. Logikanya seperti itu. Namun ini akan terjadi, kalau kita konsisten dan tidak konsumtif. Menyikapi surplus ini, selain dialokasikan untuk biaya tak terduga seperti bukber dan amal, alangkah baiknya mulai dipikirkan untuk investasi. Investasi? Betul. Tujuan utama investasi ini tentu saja untuk menambah pendapatan. Seperti kita tahu, dengan berinvestasi dana yang kita miliki tidak bakal digerogoti inflasi. So, mulailah ikut trend investasi yang kini sedang naik daun seiring perkembangan zaman yaitu investasi saham. Dengan modal relatif kecil, imbal hasilnya tinggi. Kita tak perlu takut untuk melakukan investasi saham. PT. Indo Premier Sekuritas melalui platform investasi saham online IPOT STOCK menjadi solusi untuk kita yang ingin memulai investasi saham. Hanya dengan modal awal yang relatif kecil yaitu Rp. 100.000, kita sudah bisa melakukan investasi saham dan mulai menikmati return yang tinggi. Tunggu apa lagi, mulai alokasikan surplus anggaran masa puasa untuk investasi saham. Selamat mencoba dan Selamat menjalankan Ibadah Puasa!