Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street tersungkur, Selasa, dengan S&P 500 mengalami aksi jual tajam dan ditutup di bawah 5.000 poin untuk kali pertama dalam hampir setahun setelah membalikkan reli pagi yang kuat, sementara harapan investor memudar bagi penundaan atau konsesi tarif Amerika Serikat yang akan berlaku menjelang batas waktu tengah malam.
Indeks acuan S&P 500 ditutup merosot 79,48 poin, atau 1,57%, menjadi 4.982,77, dan terakhir kali bertengger di bawah 5.000 pada 19 April tahun lalu, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Selasa (8/4) atau Rabu (9/4) pagi WIB.
Sementara, Dow Jones Industrial Average turun 320,01 poin, atau 0,84%, menjadi 37.645,59, sedangkan Nasdaq Composite Index anjlok 335,35 poin, atau 2,15%, menjadi 15.267,91.
Indeks berbasis luas S&P 500, yang menyusut 1,6% pada sesi Selasa, kehilangan nilai pasar USD5,8 triliun sejak Presiden Donald Trump mengumumkan tarif global yang besar terhadap mitra dagang AS, Rabu malam. Ini mewakili lebih dari 12% untuk penurunan persentase empat hari terbesar sejak pandemi, menurut data LSEG .
S&P 500 semakin mendekati konfirmasi bear market, berakhir hampir 19% di bawah rekor penutupan pada 19 Februari. Kasus bear market akan terjadi 20% di bawahnya.
Setelah jatuh serendahnya 36,48 poin di awal sesi, Indeks Volatilitas CBOE - yang dilihat sebagai 'pengukur rasa takut' Wall Street - kembali menguat hingga ditutup pada 52,33 (naik 5,35 poin atau 11,39%), yang merupakan level penutupan tertinggi sejak Maret 2020, dalam kenaikan hari keempat berturut-turut.
S&P melambung lebih dari 4% di awal sesi Selasa, karena investor berharap Trump akan melunakkan pendiriannya atau menunda batas waktu tarif pada 9 April.
Namun sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, Selasa petang, mengatakan Trump memperkirakan tarif akan berlaku meski dia mengungkapkan hampir 70 negara berusaha untuk memulai negosiasi guna mengurangi dampak kebijakan perdagangan Amerika.
Pelaku pasar "optimistis pagi ini kita akan mendapatkan semacam tanda bahwa kita semakin dekat dengan kesepakatan atau kompromi dengan beberapa negara besar atau bahwa akan ada penundaan mengingat begitu banyak pihak ingin bernegosiasi," kata Lindsey Bell, Chief Market Strategist Clearnomics di New York.
"Hal itu tampaknya tidak selalu terjadi karena kita sudah mendekati batas waktu tengah malam dan investor mulai kehilangan kepercayaan."
Selasa petang, Gedung Putih memperkirakan tarif 104% terhadap China akan mulai berlaku pada 9 April.
Ini terjadi setelah Beijing sebelumnya mengatakan tidak akan pernah menerima "sifat pemerasan" dari ancaman Trump untuk menaikkan tarif impor China hingga lebih dari 100%.
Dan Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Jamieson Greer, Selasa, mengatakan pengecualian terhadap tarif global tidak diperkirakan dalam waktu dekat.
"Orang-orang ingin bersikap optimistis dan akhirnya menyadari bahwa mereka tidak punya alasan yang bagus," Melissa Brown, Managing Director SimCorp.
"Laporan keuangan akan mulai dirilis dalam beberapa hari ke depan. Bahkan jika laba kuartal pertama tidak turun drastis, kita akan melihat banyak pernyataan dari perusahaan tentang ekspektasi dampak dari tarif tersebut."
Musim laporan keuangan kuartalan akan dimulai pekan ini, dengan JPMorgan, Morgan Stanley, dan Wells Fargo akan mengungkapnya Jumat.
Kekhawatiran tarif agresif AS dapat memacu inflasi dan menghambat pertumbuhan global menyebabkan sejumlah kalangan meyakini pemotongan suku bunga Federal Reserve dapat menyusul.
Namun, Presiden Bank Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, mengatakan dengan ekonomi yang kuat dan masih banyak yang belum jelas tentang dampak kebijakan baru pemerintahan Trump, bank sentral tidak boleh terburu-buru menyesuaikan suku bunga.
Pada saham individual, perusahaan asuransi kesehatan UnitedHealth Group melonjak 5,4% dan Humana melesat 10,7% setelah Amerika mengumumkan kenaikan 5,06% dalam tarif pembayaran kepada perusahaan asuransi swasta bagi rencana kesehatan Medicare Advantage 2026.
Jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 3,03 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 17 titik tertinggi baru dan 1.132 titik terendah baru.
Di Nasdaq, 1.002 saham menguat dan 3.492 saham turun, di mana jumlah yang turun melebihi yang naik dengan rasio 3,49 banding 1.
S&P 500 tidak mencatat titik tertinggi baru dalam 52 minggu, dan mencetak 109 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 17 titik tertinggi baru dan 568 titik terendah baru.
Di bursa Wall Street tercatat 23,45 miliar saham berpindah tangan, jauh di atas rata-rata 17,35 miliar selama 20 sesi terakhir, tetapi di bawah rekor 29,45 miliar perdagangan pada Senin. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-UnitedHealth (5,41%)
-JPMorgan (1,15%)
-Travelers (1,15%)
Saham berkinerja terburuk
-Apple (-4,79%)
-Nike (-4,21%)
-Amgen (-3,24%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Humana (10,69%)
-CVS Health Corp (5,92%)
-UnitedHealth (5,41%)
Saham berkinerja terburuk
-Albemarle (-12,64%)
-Enphase (-11,21%)
-Qorvo Inc (-9,90%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Twin Vee Powercats Co (1.337,69%)
-Femto Tech (390,92%)
-NanoVibronix (141,82%)
Saham berkinerja terburuk
-XChange TECINC DRC (-66,84%)
-Bluejay Diagnostics (-60,67%)
-CVRx (-46,27%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM