Investor Berhati-hati Jelang Rilis Data Makro, Bursa Wall Street Melempem
Tuesday, December 16, 2025       05:07 WIB
  • Wall Street melemah, dipimpin Nasdaq, seiring sikap hati-hati investor jelang rilis data ekonomi utama AS.
  • Fokus pasar ke arah suku bunga, mencermati data tenaga kerja dan dinamika pencalonan pimpinan The Fed.
  • Teknologi tertekan, sementara saham tertentu bergerak tajam dipicu aksi korporasi dan berita emiten.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melorot, Senin, karena investor bersikap lebih hati-hati menjelang serangkaian rilis data ekonomi penting Amerika Serikat pekan ini, sambil mencermati laporan terkait kandidat pimpinan Federal Reserve serta komentar perumus kebijakan untuk mendapatkan petunjuk arah suku bunga ke depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 41,49 poin atau 0,09% menjadi 48.416,56, S&P 500 melemah 10,90 poin atau 0,16% ke posisi 6.816,51, sementara Nasdaq Composite Index yang didominasi saham teknologi kehilangan 137,76 poin atau 0,59% jadi 23.057,41, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (15/12) atau Selasa (16/12) pagi WIB.
Pelaku pasar menantikan rilis data nonfarm payrolls Amerika untuk periode Oktober dan November yang dijadwalkan keluar pekan ini, bersama laporan penjualan ritel, aktivitas bisnis, dan inflasi. Data ketenagakerjaan Oktober sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang terjadi pada awal kuartal ini.
Chief Investment Officer BMO Family Office, Carol Schleif, menilai pasar tengah kesulitan menentukan kepemimpinan sektor. Menurutnya, investor tidak ingin terlalu bergantung pada saham kecerdasan buatan, sementara data ekonomi yang tersedia masih terbatas.
"Pasar cenderung menahan napas menjelang rilis data ketenagakerjaan pekan ini untuk melihat apakah hasilnya mendukung peluang pemangkasan suku bunga lanjutan," kata Schleif.
Pada perdagangan Jumat, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian tertajam dalam lebih dari tiga pekan, dipicu kekhawatiran inflasi serta belanja besar-besaran berbasis utang untuk investasi kecerdasan buatan.
Investor juga mencermati laporan yang menyebutkan pencalonan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett sebagai kandidat bos the Fed menghadapi sejumlah penolakan dari pihak yang dekat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Spekulasi mengenai sosok calon kuat pengganti Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei, terus menguat. Ekspektasi akan pemimpin the Fed yang lebih dovish mendorong proyeksi pemangkasan suku bunga tahun depan.
Dari sisi kebijakan, Presiden Federal Reserve New York, John Williams, menyatakan pemangkasan suku bunga yang dilakukan pekan lalu menempatkan bank sentral pada posisi yang baik. Sementara itu, Gubernur Fed Stephen Miran berpendapat inflasi saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan dinamika penawaran dan permintaan yang sesungguhnya.
Secara sektoral, delapan dari sebelas sektor utama S&P 500 mencatatkan kenaikan, dipimpin kesehatan yang melonjak 1,3%.
Namun, sektor teknologi informasi merosot 1%, terbebani kejatuhan saham ServiceNow yang anjlok 11,5% setelah muncul laporan bahwa perusahaan keamanan siber tersebut tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi startup Armis.
Pada saham lainnya, Tesla melejit 3,5% setelah CEO Elon Musk menyatakan pabrikan kendaraan listrik itu tengah menguji layanan robotaxi tanpa pengawas keselamatan di kursi penumpang depan.
Sebaliknya, saham iRobot ambles 72,7% setelah produsen penyedot debu Roomba tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Dari sisi statistik perdagangan, jumlah saham yang turun dan naik di NYSE relatif seimbang dengan rasio 1 banding 1. Di NYSE tercatat 283 saham mencetak level tertinggi baru dan 93 saham menyentuh level terendah baru. Sementara di Nasdaq, sebanyak 1.715 saham menguat dan 3.021 saham melemah, dengan rasio saham turun terhadap naik 1,76 banding 1.
Indeks S&P 500 membukukan 30 titik tertinggi baru dalam 52 pekan dan enam titik terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 133 titik tertinggi baru dan 198 titik terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 17,13 miliar saham, sedikit di atas rata-rata 20 hari perdagangan terakhir sebesar 17,10 miliar saham. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Amgen Inc (2,38%)
-Honeywell International Inc (1,96%)
-Travelers Companies (1,85%)
Saham berkinerja terburuk
-Salesforce Inc (-2,92%)
-3M Company (-1,89%)
-Amazon.com Inc (-1,61%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Gartner Inc (5,33%)
-Norwegian Cruise Line Holdings Ltd (3,86%)
-Comcast Corp (3,65%)
Saham berkinerja terburuk
-ServiceNow Inc (-11,54%)
-CoStar Group Inc (-6,58%)
-FMC Corporation (-5,72%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-AlphaVest Acquisition Corp (167,53%)
-Radiopharm Theranostics Ltd ADR (149,53%)
-Artiva Biotherapeutics Inc (90,91%)
Saham berkinerja terburuk
-iRobot Corporation (-72,74%)
-CCH Holdings Ltd (-61,51%)
-Luminar Technologies (-60,82%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM