Ketidakpastian Tarif Redam Sentimen, Bursa Wall Street Melempem
Wednesday, April 16, 2025       05:06 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir sedikit lebih rendah, Selasa, karena ketidakpastian tarif terus menghantui dan saham perusahaan konsumen serta kesehatan merosot, sementara kinerja yang optimistis dari perbankan memberikan beberapa dukungan.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 155,83 poin, atau 0,38%, menjadi 40.368,96, S&P 500 melemah 9,34 poin, atau 0,17%, menjadi 5.396,63 dan Nasdaq Composite Index berkurang 8,32 poin, atau 0,05%, menjadi 16.823,17, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (15/4) atau Rabu (16/4) pagi WIB.
Saham Bank of America dan Citigroup menguat menyusul laporan keuangan mereka.
Namun, eksekutif bank memperingatkan bahwa belanja konsumen Amerika Serikat menghadapi risiko besar jika pergolakan yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump terus berlanjut.
Di antara beban terbesar pada Indeks Dow adalah Boeing. Sahamnya anjlok 2,4% setelah  Bloomberg  melaporkan, mengutip narasumber, bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman jet Boeing lebih lanjut sebagai tanggapan atas keputusan AS untuk mengenakan tarif 145% pada barang-barang China.
Pengajuan Federal Register, Senin, menunjukkan pemerintahan Trump juga melanjutkan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada sektor tersebut.
Pengumuman Trump pada 2 April tentang tarif yang luas memicu kekacauan di pasar dan mendorong kekhawatiran tentang perang dagang global serta kemungkinan resesi. Trading relatif lebih tenang minggu ini, tetapi investor tidak dapat fokus pada hal lain.
"Laporan keuangan emiten cukup bagus, tetapi ini adalah pasar yang diliputi oleh tarif dan ketidakpastian perdagangan, dan itulah satu-satunya katalis yang penting saat ini," kata Ross Mayfield, analis Baird di Louisville, Kentucky.
"Pada hari ketika kita kekurangan (katalisator) tersebut, pasar menjadi tidak menentu, dan kita melihatnya hari ini."
Saham Johnson & Johnson berakhir turun 0,5% setelah perusahaan tersebut gagal memenuhi estimasi penjualan perangkat medis, meski mengalahkan estimasi Wall Street untuk pendapatan dan laba kuartal pertama.
Selasa, Barclays menurunkan rating sektor otomotif dan mobilitas Amerika, dengan mengatakan tarif Trump dapat menekan laba pabrikan otomotif. Saham Ford ditutup merosot 2,7% sementara General Motors kehilangan 1,3% dan indeks consumer discretionary S&P menyusut 0,8%.
Di sektor healthcare, saham Merck & Co ditutup melemah 1%.
Bank of America melampaui estimasi laba kuartal pertama karena pendapatan bunga meningkat, dan sahamnya melambung 3,6%.
Perusahaan S&P 500 baru saja mulai melaporkan kinerja untuk kuartal yang berakhir pada 31 Maret, tetapi perubahan dalam kebijakan perdagangan Amerika mengaburkan prospek dan para eksekutif mungkin enggan memberikan panduan laba.
"Sejauh menyangkut hasil dari kuartal pertama, itu pada dasarnya terjadi di dunia yang sebenarnya sudah tidak ada lagi," kata Mayfield. "Ini akan menjadi tentang panduan, dan saya prediksi banyak perusahaan akan bersikap acuh tak acuh dan membatalkan panduan mereka."
CEO Johnson & Johnson mengatakan tarif pada farmasi dapat menciptakan gangguan rantai pasokan dan kebijakan pajak yang menguntungkan akan menjadi alat yang lebih efektif untuk meningkatkan kapasitas manufaktur Amerika, baik untuk obat-obatan maupun perangkat medis.
Analis juga mencermati technical charts mereka setelah rata-rata pergerakan 50 hari (MA-50) S&P 500 turun di bawah MA-200, Senin, menghasilkan pola "death cross" yang menunjukkan koreksi jangka pendek dapat berubah menjadi tren penurunan jangka panjang.
S&P 500 masih tergelincir 12,2% dari rekor penutupan tertinggi pada 19 Februari dan melorot sekitar 8% sejauh tahun ini.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,29 banding 1 di NYSE . Ada 49 saham tertinggi baru dan 67 saham terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 2.399 saham menguat dan 2.003 saham melemah di mana jumlah yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,2 banding 1.
S&P 500 membukukan 2 saham tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu saham terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 27 saham tertinggi baru dan 95 saham terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 15 miliar saham, dibandingkan rata-rata sekitar 19 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia (1,35%)
-American Express (0,97%)
-Goldman Sachs (0,78%)
Saham berkinerja terburuk
-Boeing (-2,37%)
-Caterpillar (-1,57%)
-Amazon.com (-1,41%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Palantir (6,23%)
-Hewlett Packard (5,08%)
-Netflix (4,83%)
Saham berkinerja terburuk
-Albemarle (-5,89%)
-Zimmer Biomet (-4,62%)
-Dow (-4,10%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Starbox Holdings (1.162,62%)
-Ostin Technology (299,10%)
-Mural Oncology (133,98%)
Saham berkinerja terburuk
-Spruce (-58,02%)
-MetaVia (-55,98%)
-Applied Digital (-35,94%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM