Ipotnews - Kurs rupiah melandai terhadap dolar siang ini, setelah pertumbuhan ekonomi China Kuartal I 2025 lebih kuat dari perkiraan di tengah eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis siang (17/4) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.835 per dolar AS, menguat 2 poin atau 0,01% dibandingkan Rabu sore (16/4) dilevel Rp16.837 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan kurs rupiah sangat tipis pada siang ini. "Karena faktor faktor yang bermunculan akhir - akhir ini saling tarik menarik," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Hongkong Post menghentikan pengiriman barang ke Amerika Serikat sebagai respons terhadap keputusan AS yang menghapus perlakuan bebas bea cukai "de minimis" untuk barang-barang yang dikirim dari Hong Kong ke AS.
Layanan pos tersebut menjelaskan pada Rabu bahwa AS akan menaikkan tarif untuk barang pos yang dimaksudkan untuk dikirim ke AS mulai 2 Mei mendatang.
Selanjutnya, AS kembali menyerang China dengan menaikkan tarif impor dari sebelumnya 145% menjadi 245%. Hal ini diumumkan Gedung Putih beberapa hari setelah China melakukan perlawanan dan mengenakan tarif 125% ke AS.
"Itu semua menjadi sentimen yang melemahkan kurs rupiah siang ini," ujar Lukman.
Namun di luar dugaan, pertumbuhan ekonomi China jauh lebih kuat dibandingkan ekspektasi untuk kuartal I-2025. Pada Rabu (16/4), Biro Statistik Nasional (NBS) China mengumumkan bahwa pertumbuhan China kuartal I-2025 sebesar 5,4% year on year/yoy. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 5,1%, namun sama dengan pertumbuhan kuartal IV-2024.
"Itu menjadi sentimen positif bagi aset beresiko seperti rupiah, sehingga bisa menguat sangat tipis," pungkas Lukman.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM