Pasar Sambut Langkah The Fed Longgarkan Kebijakan, Wall Street Ceria
Thursday, December 11, 2025       05:21 WIB
  • Wall Street menguat setelah the Fed memangkas suku bunga 25 bps, meski memberi sinyal jeda; Dow naik 1,05%, S&P 500 +0,67%, Nasdaq +0,33%.
  • Komentar Powell soal risiko pelemahan pasar tenaga kerja memicu harapan pelonggaran tambahan, didukung turunnya imbal hasil Treasury.
  • Sektor industri memimpin kenaikan, dipicu lonjakan GE Vernova, sementara utilitas dan consumer staples melemah tipis.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona hijau, Rabu, setelah Federal Reserve memangkas suku bunga seperempat persen sesuai ekspektasi. Meski bank sentral AS memberi sinyal jeda untuk pelonggaran berikutnya, investor tetap berspekulasi pada peluang pemotongan lebih lanjut di masa mendatang.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 46,17 poin atau 0.67% menjadi 6.886,68, sempat mendekati rekor penutupan tertinggi pada 28 Oktober namun gagal menembusnya hingga akhir sesi, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (10/12) atau Kamis (11/12) pagi WIB.
Sementara, Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 497,46 poin atau 1,05% menuju 48.057,75, sedangkan Nasdaq Composite Index bertambah 77,67 poin atau 0,33% menjadi 23.654,16.
Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000--yang sensitif terhadap perubahan suku bunga--mencatat kinerja lebih baik dengan lonjakan 1,32% atau 33,36 poin jadi 2.559,61, menorehkan rekor penutupan baru.
The Fed menegaskan bahwa sebelum mengambil langkah kebijakan berikutnya, pihaknya akan menunggu sinyal lebih jelas terkait arah pasar tenaga kerja dan inflasi yang "masih relatif tinggi".
Proyeksi terbaru dari pertemuan dua hari tersebut menunjukkan ekspektasi median untuk satu kali lagi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 2026, sejalan dengan proyeksi pertemuan September. Perumus kebijakan juga menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB 2026 menjadi 2,3% dari 1,8% dan mempertahankan perkiraan tingkat pengangguran 4,4% pada akhir tahun depan.
Dalam konferensi pers, Chairman Fed Jerome Powell menolak memberi panduan apakah akan ada pemangkasan suku bunga tambahan dalam waktu dekat. Namun, komentarnya yang menyoroti risiko penurunan signifikan pada pasar tenaga kerja serta keengganan the Fed menekan penciptaan lapangan kerja, memberi peluang bagi investor untuk berharap pada kebijakan yang lebih longgar.
"Pasar tampaknya menemukan sedikit penghiburan dari pandangan Powell mengenai kondisi pasar tenaga kerja--situasi di mana kabar buruk menjadi kabar baik, karena membuka ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun depan," kata Lindsey Bell, Kepala Strategi Investasi 248 Ventures, Charlotte, North Carolina. Dia menambahkan bahwa imbal hasil US Treasury melemah saat Powell berbicara, sehingga mendukung kenaikan saham.
Sebelum pernyataan the Fed dirilis, pasar bergerak terbatas. Investor mengantisipasi pemangkasan suku bunga tetapi khawatir bank sentral akan terdengar lebih hawkish. Bahkan sebelum komentar Powell, beberapa pelaku pasar memperkirakan potensi pemotongan tambahan karena kekhawatiran terhadap pelemahan pasar tenaga kerja.
Michael Rosen, Chief Investment Officer Angeles Investments, mengatakan pasar menangkap penekanan the Fed pada lemahnya pasar tenaga kerja sebagai alasan utama pemangkasan suku bunga 25 basis poin. "Detail tersebut memberikan sinyal bahwa the Fed masih bisa melanjutkan pelonggaran, meskipun ekspektasi untuk 2026 tetap sama--hanya satu kali pemotongan 25 basis poin yang sudah diperhitungkan," ujarnya.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, sembilan mencatat kenaikan. Sektor industri memimpin penguatan dengan lonjakan 1,8%, didorong kenaikan tajam saham GE Vernova sebesar 15,6% setelah perusahaan memproyeksikan peningkatan pendapatan pada 2026, mencerminkan tingginya permintaan untuk infrastruktur terkait kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain, sektor utilitas defensif menjadi yang paling lemah dengan kerugian 0,1%, sementara sektor consumer staples mencatat penurunan marginal.
Jumlah saham yang naik mengungguli saham yang turun dengan rasio 2,86 berbanding 1 di NYSE , dengan 496 saham mencatat level tertinggi baru dan 51 saham menyentuh level terendah baru. Di Nasdaq, 3.164 saham menguat dan 1.642 melemah, dengan rasio 1,93 banding 1.
S&P 500 membukukan 45 level tertinggi baru dan tujuh level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 185 level tertinggi baru dan 77 level terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 16,91 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir 17,41 miliar saham. (Reuters/Investing/CNBC/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nike Inc (3,91%)
-Caterpillar Inc (3,53%)
-Johnson & Johnson (3,29%)
Saham berkinerja terburuk
-Microsoft Corporation (-2,78%)
-Walmart Inc (-1,66%)
-Boeing Co (-0,82%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-GE Vernova LLC (15,59%)
-Celanese Corporation (7,60%)
-Western Digital Corporation (7,32%)
Saham berkinerja terburuk
-Uber Technologies Inc (-5,51%)
-Netflix Inc (-4,15%)
-HCA Holdings Inc (-4,05%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Beasley Broadcast Group Inc (302,17%)
-Heartbeam Inc (94,29%)
-Enveric Biosciences Inc (73,31%)
Saham berkinerja terburuk
-Work Medical Technology Group Ltd (-96,59%)
-Agape ATP Corp (-94,85%)
-PomDoctor Ltd ADR (-90,77%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM