Ipotnews - S&P 500 dan Dow berakhir di zona merah, Senin setelah sesi roller coaster, dengan investor mengkhawatirkan perlambatan ekonomi dan kenaikan inflasi karena Presiden AS Donald Trump bersikukuh pada tarif, memperingatkan bahwa ia dapat lebih meningkatkan pungutan terhadap China.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 349,26 poin, atau 0,91%, menjadi 37.965,60, S&P 500 melemah 11,83 poin, atau 0,23%, menjadi 5.062,25 dan Nasdaq Composite Index naik 15,48 poin, atau 0,10%, menjadi 15.603,26, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Senin (7/4) atau Selasa (8/4) pagi WIB.
Ekuitas Wall Street terpukul sejak tarif besar-besaran Trump, yang diumumkan Rabu malam, pada semua impor ke Amerika dan pungutan yang jauh lebih tinggi terhadap beberapa mitra dagang utama.
Volume perdagangan pada Senin memecahkan rekor Amerika untuk sesi kedua berturut-turut. Pada awal perdagangan, ketiga indeks utama Wall Street menyentuh level terendah dalam lebih dari setahun. Pada sesi pagi, indeks sempat naik tajam setelah laporan tentang tarif, tetapi kemudian turun lagi setelah laporan tersebut dibantah.
Selama sesi tersebut, Indeks Volatilitas CBOE , pengukur rasa takut Wall Street, menembus 60 poin, mencapai level tertinggi sejak Agustus 2024. Setelah memangkas kenaikan, indeks tersebut melonjak 1,67 poin atau 3,69% menjadi 46,98, penutupan tertinggi dalam lima tahun.
"Masalah mendasari pasar adalah bahwa pendekatan pemerintah terhadap ketidakseimbangan perdagangan adalah mencoba pengobatan yang lebih buruk daripada penyakitnya," kata Rick Meckler, mitra Cherry Lane Investments, di New Vernon, New Jersey.
"Jelas bahwa investor lebih menyukai jeda atau pandangan berbeda tentang cara melakukan ini. Sangat jelas bahwa dari sekian banyak pendukung Trump di komunitas investasi dan bisnis, tampaknya tidak ada yang maju dan mendukung pendekatan pemerintah terhadap tarif."
Dalam dua hari pertama setelah pengumuman tarif Trump minggu lalu, indeks acuan S&P 500 anjlok 10,5% dan kehilangan sekitar USD5 triliun dalam nilai pasar untuk kerugian dua hari terbesar sejak Maret 2020.
Jumat, indeks saham unggulan Dow mengonfirmasi bahwa mereka berada dalam koreksi, atau lebih dari 10% di bawah rekor penutupan Desember, sementara Nasdaq mengonfirmasi berada dalam bear market, yang didefinisikan sebagai penurunan 20% atau lebih di bawah rekor penutupan.
Pada perdagangan Senin pagi, S&P 500 jatuh 20% di bawah rekor penutupan tertingginya. Indeks berbasis luas itu sempat melonjak lebih dari 3%, setelah sebuah laporan berita mengatakan Trump sedang mempertimbangkan jeda tarif selama 90 hari. Pejabat Gedung Putih dengan cepat membantah laporan tersebut, yang membuat pasar kembali ke jalur merah.
Meckler mengatakan perubahan pasar yang liar pada sesi Senin membuat investor "sedikit khawatir bahwa jika fakta mulai berubah, kita dapat melihat kenaikan yang sangat cepat di pasar ini."
"Hal ini menyebabkan pergerakan naik-turun dari reli yang pada dasarnya dijual dan melorot di pasar tempat orang-orang menutupi posisi short atau mencoba mencari tempat untuk membeli."
Real estat merosot 2,4%, persentase penurunan terbesar di antara 11 indeks industri utama S&P, Senin. Jasa komunikasi, adalah top gainer, ditutup melesat 1%. Teknologi, naik 0,3%, adalah satu-satunya sektor lain yang menguat.
Pada saham individual, penurunan terbesar S&P adalah Apple Inc, ambles 3,7%, dan Tesla Inc, yang menyusut 2,6%. Dorongan terbesarnya datang dari Nvidia, melejit lebih dari 3%, dan Amazon.com, yang melambung 2,5%.
Sejumlah pidato oleh pejabat Federal Reserve dan serangkaian indikator ekonomi, termasuk data harga konsumen, diperkirakan minggu ini, dengan investor akan mencermati tanda-tanda resesi.
Jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 4,45 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 42 titik tertinggi baru dan 2.036 titik terendah baru.
Di Nasdaq, 1.447 saham menguat dan 3.070 saham melemah, di mana jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 2,12 banding 1.
S&P 500 tidak mencatat titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan membukukan 168 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite melaporkan 10 titik tertinggi baru dan 999 titik terendah baru.
Di bursa saham Wall Street tercatat 29,13 miliar saham berpindah tangan, jauh melebihi rata-rata 17,13 miliar selama 20 sesi terakhir.
Volume perdagangan pada sesi Jumat sekitar 26,79 miliar saham, mengalahkan rekor tertinggi sebelumnya yaitu 24,48 miliar saham yang ditransaksikan pada 27 Januari 2021. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia (3,53%)
-Amazon.com (2,49%)
-JPMorgan (1,95%)
Saham berkinerja terburuk
-Travelers (-11,13%)
-IBM (-7,27%)
-P&G (-7,05%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Super Micro Computer (10,66%)
-Dollar Tree (7,83%)
-Teradyne (6,05%)
Saham berkinerja terburuk
-Schlumberger (-15,48%)
-DuPont De Nemours (-14,75%)
-Celanese (-14,17%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Treasure Global (4.812,28%)
-Newegg Commerce (2.292,09%)
-Linkage Global (1374,07%)
Saham berkinerja terburuk
-Sunation Energy (-76,85%)
-Ibio (-53,18%)
-American Rebel Holdings (-45,59%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM