Wall Street Babak Belur, Nasdaq Bearish Akibat Eskalasi Perang Dagang Trump
Saturday, April 05, 2025       08:24 WIB

Ipotnews - Wall Street terpuruk untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat (4/4) akhir pekan ini, mengonfirmasi Nasdaq Composite masuk ke pasar bearish (*bear market*). Dow Jones Industrial Average mengalami koreksi, sebagai respons atas eskalasi perang dagang global yang memicu kerugian terbesar sejak pandemi.
Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite mencatat penurunan dua hari terbesar sejak kekhawatiran virus corona melanda dunia di masa jabatan pertama Donald Trump.
- Dow turun 9,3% (Kamis-Jumat).
- S&P 500 anjlok 10,5%.
- Nasdaq merosot 11,4%.
Sementara pada perdagangan hari Jumat akhir pekan ini, Nasdaq terjun 962,82 poin (5,82%) ke 15.587, resmi masuk pasar bearish dibanding rekor tertingginya pada 16 Desember (20.173,89). Dow Jones jatuh 2.231,07 poin (5,50%) ke 38.314, mengonfirmasi koreksi dari rekor sebelumnya (45.014,04). Sementara S&P 500 kehilangan 322,44 poin (5,97%), ditutup di posisi 5.074 yang merupakan level terendah dalam 11 bulan.
Dampak dari kenaikan tarif Trump memicu ketakutan resesi global, menghapus triliunan dolar nilai perusahaan AS. Indeks volatilitas (*fear gauge*) CBOE meroket ke level tertinggi sejak April 2020.
Sejak Rabu malam, ketika Trump menaikkan tarif ke level tertinggi dalam lebih dari seabad, investor berbondong-bondong melepas saham karena kekhawatiran terhadap dampak ekonomi AS dan ancaman pembalasan mitra dagang AS yang bisa memperketat hambatan perdagangan.
Volume perdagangan saham AS pada Jumat mencapai 26,79 miliar saham--rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya (24,48 miliar pada Januari 2021).
Respons Global dan Proyeksi Resesi
- China akan memberlakukan tarif tambahan 34% untuk semua barang AS mulai 10 April.
- PM Inggris, Australia, dan Italia berdiskusi merespons kebijakan Trump.
- JP Morgan meningkatkan proyeksi risiko resesi global menjadi 60% (dari sebelumnya 40%) pada akhir 2025.
"Kita seperti berada di era *Wild West* perang dagang," kata Mariam Adams, Direktur Pelaksana UBS Wealth Management.
Dampak ke Sektor Keuangan dan Teknologi
- Saham perbankan AS tertekan setelah imbal hasil obligasi 10-tahun AS jatuh di bawah 4% akibat aksi *safe-haven*. Indeks perbankan turun 7,3%.
- Semua 11 sektor S&P 500 merosot lebih dari 4,5%, dengan energi menjadi yang terburuk (-8,7%) seiring jatuhnya harga minyak mentah AS (-7,3%).
- Saham perusahaan China di AS seperti JD.com, Alibaba, dan Baidu anjlok lebih dari 7,7%.
- Apple terpuruk 7,3%, sementara indeks produsen chip turun 7,6% (setelah sebelumnya jatuh 9,9%). Sektor ini rentan karena banyak chip dirancang di AS tetapi diproduksi di China.
Ketua Fed Jerome Powell menyatakan tarif Trump berpotensi memicu Inflasi lebih tinggi serta Pertumbuhan lebih lambat. Menurut Powell ini mempersulit keputusan bank sentral AS. Sementara pasar memprediksi pemotongan suku bunga sebagai respons.
(reuters)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM