Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street semtingah, Rabu, dengan S&P 500 melonjak 9,5% untuk kenaikan harian terbesar sejak 2008 setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penangguhan tarif langsung selama 90 hari untuk banyak negara, yang memberikan sedikit kelegaan bagi investor yang khawatir tentang dampak ekonomi global dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
Dow Jones Industrial Average ditutup melambung 2.962,86 poin, atau 7,87%, menjadi 40.608,45, dengan semua emiten penghuni indeks saham unggulan tersebut berakhir di zona hijau, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Rabu (9/4) atau Kamis (10/4) pagi WIB.
Indeks berbasis luas S&P 500 melesat 474,13 poin, atau 9,52%, menjadi 5.456,90 untuk mencatat kenaikan harian terbesar sejak Oktober 2008, selama krisis keuangan global.
Sementara, Nasdaq Composite Index meroket 1.857,06 poin, atau 12,16%, menjadi 17.124,97, untuk penguatan terbesar sejak Januari 2001, selama gelembung pasar dotcom.
Indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil melejit 8,66% atau 152,45 poin menjadi 1.913,16, lonjakan satu hari terbesar sejak Maret 2020.
Reli tersebut, yang mengikuti kerugian persentase empat hari terbesar Wall Street sejak pandemi, dipicu pengumuman petang bahwa Trump akan menurunkan sementara banyak tarif baru, namun dia menaikkan pungutan atas impor China menjadi 125%.
Jeda sementara tarif yang lebih tinggi pada puluhan negara terjadi kurang dari 24 jam setelah kebijakan tersebut diberlakukan. Namun, Gedung Putih tetap mengenakan bea masuk menyeluruh sebesar 10% pada hampir semua impor Amerika.
Peningkatan tarif China merupakan balasan atas pengumuman Beijing tentang pungutan sebesar 84% terhadap barang-barang Amerika yang dimulai pada 10 April.
Trader memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membeli saham-saham yang terpukul keras. Sejak Trump mengumumkan tarif yang lebih tinggi pada 2 April, saham Wall Street jatuh lebih dari 12%.
"Ini adalah momen penting yang telah lama kita nantikan. Reaksi pasar langsung sangat positif, karena investor menafsirkan ini sebagai langkah menuju kejelasan yang sangat dibutuhkan," kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group.
"Namun, ketidakpastian membayangi apa yang terjadi setelah periode 90 hari, membuat investor bergulat dengan potensi volatilitas di masa mendatang."
Setelah pengumuman jeda Trump, Goldman Sachs mengatakan akan mencabut proyeksi resesi dan kembali ke estimasi dasar sebelumnya untuk pertumbuhan ekonomi pada 2025.
Kevin Gordon, analis Charles Schwab, mengatakan reli dari level oversold itu masuk akal tetapi memperingatkan bahwa "memiliki keputusan yang sangat meyakinkan tentang apa pun saat ini adalah usaha yang sia-sia."
"Kita hanya harus menunggu dan melihat apa kebijakan akhirnya, tetapi sayangnya kebijakan berubah hampir setiap hari," ucap Gordon, seraya menambahkan bahwa dia khawatir tentang kemampuan perusahaan untuk membuat keputusan pengeluaran dan perekrutan dalam lingkungan seperti itu.
Bahkan dengan reli tersebut, ketiga indeks utama Wall Street mengakhiri sesi di bawah penutupan 2 April, hari perdagangan terakhir sebelum Trump mengumumkan tarif yang luas.
Semua sebelas indeks industri utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan teknologi melejit 14,15%. Utilitas yang defensif di posisi terbawah, hanya naik 3,91%.
Saham raksasa teknologi memberikan dorongan terbesar, dengan Nvidia melesat 18,7% dan Apple meningkat 15,3%.
Indeks Otomotif S&P 500 melonjak 20,95%, sejauh ini kenaikan harian terbesarnya yang pernah tercatat.
Juga membantu menenangkan sentimen investor adalah lelang US Treasury 10 tahun senilai USD39 miliar. Lelang tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar, dengan imbal hasil tinggi 4,435%, lebih rendah dari perkiraan suku bunga pada batas waktu penawaran, yang menunjukkan permintaan investor yang solid.
"Pertanyaan jangka panjang hampir pasti akan tetap ada. Namun pengumuman sore ini, dikombinasikan dengan lelang US Treasury, merupakan kelegaan yang disambut baik setelah beberapa hari volatilitas yang sangat tinggi," tutur Jeffrey Palma, Kepala Riset Makro Cohen & Steers di New York.
Indeks Volatilitas CBOE - yang dipandang sebagai 'pengukur rasa takut' Wall Street - turun tajam setelah jeda tarif tersebut untuk mengakhiri hari di 33,62 (ambles 35,75% atau 18,71 poin), dibandingkan level tertinggi sesi di 57,96.
Risalah dari pertemuan Federal Reserve bulan lalu juga dirilis sore hari.
Perumus kebijakan the Fed hampir sepakat bahwa ekonomi Amerika Serikat menghadapi risiko inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat secara bersamaan, dengan beberapa pembuat kebijakan mencatat "kompromi yang sulit" mungkin akan terjadi di depan bank sentral.
Laporan indeks harga konsumen (CPI) yang dijadwalkan Kamis pagi akan diawasi ketat oleh investor untuk mendapatkan petunjuk tentang lintasan inflasi.
Musim laporan keuangan mendatang akan memberikan wawasan lebih dalam tentang kesehatan perusahaan Amerika karena investor mengkhawatirkan dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sejumlah bank, termasuk JPMorgan Chase, akan melaporkan kinerja kuartal pertama pada Jumat.
Saham Delta Air Lines meroket 23,4% setelah maskapai itu mengalahkan ekspektasi laba kuartal pertama. Namun, perusahaan itu menarik perkiraan keuangan 2025 dan memproyeksikan laba kuartal berjalan di bawah ekspektasi.
Jumlah saham yang naik melebihi saham yang turun dengan rasio 6,4 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 30 saham tertinggi baru dan 1.187 saham terendah baru.
Di Nasdaq, 3.841 saham menguat dan 684 saham turun, di mana jumlah yang naik melebihi yang turun dengan rasio 5,62 banding 1. S&P 500 membukukan satu titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 100 terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 12 titik tertinggi baru dan 646 terendah baru.
Rabu merupakan hari rekor untuk volume perdagangan dengan 30,5 miliar saham berpindah tangan di bursa Wall Street, dibandingkan rata-rata 18,06 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia (18,59%)
-Boeing (15,34%)
-Apple (15,33%)
Saham berkinerja terburuk
-J&J (0,65%)
-McDonald's (1,36%)
-Verizon (1,71%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Microchip (26,94%)
-United Airlines Holdings (26,14%)
-AMD (23,82%)
Saham berkinerja terburuk
-Dollar General (-1,92%)
-MarketAxesss (-1,49%)
-American Water Works (-1,34%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Venus Concept Inc (210,07%)
-BeLive (105,13%)
-Antelope Enterprise Holdings (104,13%)
Saham berkinerja terburuk
-Femto Tech (-98,09%)
-WW International (-62,21%)
-Vincerx Pharma (-49,24%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM