- Wall Street variatif, Nasdaq menguat sementara Dow Jones dan S&P 500 melemah.
- Tekanan datang dari sektor energi dan kesehatan, seiring jatuhnya harga minyak dan aksi jual saham farmasi.
- Investor fokus pada data ekonomi AS dan arah suku bunga the Fed untuk proyeksi kebijakan tahun depan.
Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Selasa, dengan Nasdaq berhasil berbalik ke zona hijau, sementara S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average melemah, tertekan kejatuhan sektor kesehatan dan energi. Investor mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat yang tertunda untuk menilai arah kebijakan moneter Federal Reserve tahun depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 302,30 poin atau 0,62% menjadi 48.114,26, S&P 500 melemah 16,25 poin atau 0,24% ke posisi 6.800,26, sedangkan Nasdaq Composite Index menguat 54,05 poin atau 0,23% jadi 23.111,46, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Selasa (16/12) atau Rabu (17/12) pagi WIB.
Dari sisi data ekonomi, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan nonfarm payrolls bertambah 64.000 orang pada November, setelah sebelumnya mencatat penurunan sepanjang Oktober akibat pemangkasan belanja pemerintah. Namun, tingkat pengangguran justru meningkat menjadi 4,6% pada November, mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh kebijakan perdagangan agresif Presiden Donald Trump.
Laporan terpisah yang dirilis pada Selasa memperlihatkan penjualan ritel AS stagnan pada Oktober, sedikit di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters , yang memproyeksikan kenaikan 0,1%. Sejumlah analis menilai data tersebut berpotensi terdistorsi akibat lambatnya proses pengumpulan data selama penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) Amerika baru-baru ini.
Chief Market Strategist Nationwide, Mark Hackett, menilai data yang dirilis saat ini relatif sudah diperhitungkan pasar. Menurutnya, mayoritas indikator ekonomi kini dilihat dari dampaknya terhadap kebijakan Federal Reserve, dan rilis data terbaru belum cukup kuat untuk mengubah ekspektasi pelaku pasar secara signifikan.
Pasca rilis data tersebut, investor memperkirakan pemangkasan suku bunga setidaknya sebesar 58 basis poin tahun depan, lebih dari dua kali lipat sinyal pemotongan 25 basis poin yang disampaikan the Fed pada pertemuan pekan lalu.
Sentimen pasar juga dipengaruhi laporan Wall Street Journal yang menyebutkan Presiden Donald Trump dijadwalkan mewawancarai Gubernur Fed Christopher Waller, Rabu, untuk mengisi posisi chairman bank sentral.
Dari sisi sektoral, delapan dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500 ditutup melemah. Sektor energi memimpin penurunan dengan koreksi hampir 3%, seiring harga minyak mentah jatuh ke level terendah sejak 2021.
Sektor kesehatan juga tertekan dengan penurunan 1,28%. Saham Pfizer anjlok 3,4% setelah perusahaan farmasi tersebut memproyeksikan 2026 sebagai tahun yang menantang akibat melemahnya penjualan produk Covid-19 dan tekanan pada margin laba. Saham Humana ambles 6% setelah perusahaan asuransi kesehatan itu mengumumkan perubahan manajemen, meski tanpa penjelasan rinci.
Di antara saham lainnya, B. Riley meroket 53,8% setelah bank investasi tersebut melaporkan laba pada kuartal kedua, berbanding terbalik dengan kerugian pada periode yang sama tahun lalu dalam laporan keuangan yang sebelumnya terlambat disampaikan.
Saham Comcast melesat 5,4% setelah jurnalis keuangan CNBC , David Faber, berspekulasi tentang potensi keterlibatan investor aktivis.
Secara terpisah, laporan Reuters menyebutkan Nasdaq mengajukan dokumen kepada Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika untuk meluncurkan perdagangan saham selama 24 jam penuh, beberapa bulan setelah New York Stock Exchange dan Cboe Global Markets mengumumkan rencana serupa.
Jumlah saham yang melemah melampaui saham yang menguat dengan rasio 1,63 banding 1 di NYSE . Terdapat 127 saham mencetak level tertinggi baru dan 88 saham mencatat level terendah baru di NYSE . Di Nasdaq, sebanyak 2.064 saham naik dan 2.596 saham turun, dengan rasio saham melemah terhadap saham menguat tercatat 1,26 banding 1.
Indeks S&P 500 membukukan 14 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan lima level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 86 level tertinggi baru dan 196 level terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 16,70 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,99 miliar saham untuk satu sesi penuh selama 20 sesi terakhir. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Walt Disney Company (1,02%)
-Nvidia Corporation (0,81%)
-Boeing Co (0,59%)
Saham berkinerja terburuk
-Johnson & Johnson (-2,27%)
-Chevron Corp (-2,04%)
-Unitedhealth Group (-2,02%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Comcast Corp (5,41%)
-United Airlines Holdings Inc (4,42%)
-Estee Lauder Companies Inc (3,33%)
Saham berkinerja terburuk
-Phillips 66 (-6,88%)
-Humana Inc (-6,03%)
-The Mosaic Company (-5,65%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Intelligent Bio Solutions Inc (900,00%)
-Vision Marine Technologies Inc (155,72%)
-AlphaVest Acquisition Corp (101,65%)
Saham berkinerja terburuk
-Zynex Inc (-48,60%)
-Saverone 2014 Ltd ADR (-46,89%)
-Radiopharm Theranostics Ltd ADR (-43,65%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM