Wall Street Kompak Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
Thursday, December 11, 2025       08:41 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street ditutup kompak menguat pada Rabu (10/12/2025), setelah The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya. Pelaku pasar semakin yakin pelonggaran moneter masih berlanjut tahun depan.
Dikutip dari CNBC internasional, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 497,46 poin (1,1%) ke level 48.057,75. Indeks S&P 500 naik 0,7% dan berakhir di 6.886,68, sempat menembus rekor penutupan sebelumnya di 6.890,89. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 0,3% menjadi 23.654,16.
Pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin tersebut merupakan yang ketiga berturut-turut, sehingga suku bunga acuan Fed Funds Rate kini berada pada kisaran 3,5%-3,75%.
Pasar menilai sejumlah poin dalam pernyataan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell sebagai sentimen bullish yang kuat bagi saham, yaitu he Fed mengumumkan akan mulai membeli obligasi jangka pendek, menandai ekspansi neraca (balance sheet) kembali dimulai. Imbal hasil obligasi tenor pendek langsung turun merespons kebijakan tersebut.
Tidak hanya itu, The Fed menghapus frasa bahwa pasar tenaga kerja 'tetap rendah', menunjukkan fokus kini bergeser dari inflasi menuju stabilisasi ekonomi yang tengah melemah.
Powell menegaskan bahwa peluang kenaikan suku bunga sangat kecil. "Saya rasa kenaikan suku bunga bukanlah skenario utama siapa pun saat ini," ucapnya.
Meski begitu, The Fed memproyeksikan hanya satu kali pemangkasan suku bunga pada 2026. Namun, pasar memperkirakan pelonggaran akan lebih agresif.
Data dari CME FedWatch menunjukkan bahwa pelaku pasar menilai ada lebih dari 77% kemungkinan The Fed memotong suku bunga dua kali lagi pada 2026.
Sentimen Berbalik Positif
Ekonom senior Interactive Brokers Jos Torres mengatakan, keputusan Fed kali ini memberikan kombinasi sinyal yang menenangkan pasar. Absennya pemangkasan yang lebih dalam mungkin terlihat negatif, tetapi kabar bahwa neraca The Fed akan kembali diperluas menjadi alasan yang cukup kuat bagi pasar untuk optimistis.
"Selain itu, proyeksi ekonomi The Fed mengindikasikan pertumbuhan lebih kuat, inflasi lebih rendah, dan kondisi ketenagakerjaan yang stabil. Ini mendorong reli di saham dan obligasi," ujarnya.
Kembali pada 29 Oktober, ketika The Fed sebelumnya memotong suku bunga namun Powell tidak memberi kepastian soal pemangkasan di Desember, pasar saham merosot dan memasuki periode penuh tekanan hingga November.
Kini, indeks acuan AS berhasil kembali ke jalur penguatan.
Menurut Torres, keputusan suku bunga terakhir tahun ini membuka ruang bagi reli akhir tahun. "Keputusan suku bunga terakhir di 2025 pada dasarnya menggelar karpet merah bagi Santa Claus rally. S&P 500 berpeluang menembus level 7.000 dalam beberapa minggu mendatang," ujarnya.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM