NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street turun serentak pada perdagangan Senin (15/12/2025). Pelemahan itu seiring tekanan yang kembali menimpa saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) dan membebani kinerja pasar secara keseluruhan.
Dikutiip dari CNBC Internasional, S&P 500 turun 0,16% dan berakhir di level 6.816,51, setelah sempat bergerak di zona positif pada awal sesi. Dow Jones Industrial Average melemah 41,49 poin (0,09%) ke posisi 48.416,56, sementara Nasdaq Composite terkoreksi lebih dalam dengan penurunan 0,59% ke level 23.057,41.
Tekanan utama datang dari saham-saham AI yang sebelumnya menjadi motor penguatan pasar. Saham Broadcom anjlok lebih dari 5%, sedangkan Oracle turun lebih dari 2%. Keduanya merupakan saham yang pekan lalu memimpin rotasi keluar dari sektor AI. Saham Microsoft juga tercatat melemah dan turut menekan indeks teknologi.
Sebaliknya, investor mulai mengalihkan dana ke sektor-sektor yang lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi, seperti consumer discretionary dan industri, serta meningkatkan kepemilikan saham kesehatan.
Pergerakan ini terjadi setelah S&P 500 dan Nasdaq menutup pekan sebelumnya di zona merah. Sementara itu, Dow Jones, yang eksposurnya terhadap saham teknologi dan AI relatif lebih kecil, justru mencatatkan kenaikan signifikan. Dalam sepekan terakhir, saham Oracle ambles 12,7%, Broadcom turun lebih dari 7%, dan sektor teknologi di S&P 500 melemah 2,3%.
Kepala Ekuitas Aptus Capital Advisors David Wagner menilai, sentimen terhadap saham AI saat ini memang sedang tertekan. "Rasanya semua orang sedang tidak menyukai saham AI saat ini. Tidak diragukan lagi," ujar Wagner.
Meski demikian, Wagner masih melihat pasar akan tetap dipimpin oleh saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya kelompok Magnificent Seven. "Selama masih ada pertumbuhan pendapatan, perusahaan-perusahaan ini akan terus meningkatkan margin keuntungan dan berpotensi menjadi penerima manfaat dari imbal hasil yang kuat tahun depan," tambahnya.
Koreksi Wajar
Dalam jangka pendek, Wagner menilai pelemahan pasar merupakan hal yang wajar dan bahkan sehat. Ia menyebut sebagian reli akhir tahun atau Santa Claus rally kemungkinan sudah terjadi, namun peluang penguatan lanjutan masih terbuka.
"Untuk mengubah arah pasar, fundamentalnya harus berubah, dan sejauh ini, saya belum melihat itu terjadi," katanya.
Pelaku pasar kini menantikan rilis sejumlah data ekonomi penting minggu ini yang berpotensi menentukan arah pergerakan pasar. Data nonfarm payrolls (NFP) November dijadwalkan rilis pada Selasa, bersamaan dengan data penjualan ritel Oktober, yang sempat tertunda akibat penutupan sebagian pemerintahan AS pada musim gugur lalu.
Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan penambahan tenaga kerja AS pada November hanya sekitar 50.000, turun tajam dibandingkan 119.000 pada September. Sementara itu, data indeks harga konsumen (CPI) November akan dirilis pada Kamis dan menjadi perhatian utama investor.
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM