News & Research

Reader

Antisipasi Perubahan Suku Bunga Tahun Ini masih Menjadi Skenario yang Mungkin Terjadi - Ashmore
Sunday, June 16, 2024       22:27 WIB

Ipotnews - Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan pekan kedua Juni 2024, (Jumat 14/6), dengan mencatatkan kejatuhan IHSG sebesar 1,42% ke level 6.735, turun tajam dibanding sesi penutupan akhir pekan sebelumnya di posisi 6.898. Investor asing juga membukukan arus keluar ekuitas senilai USD8 juta dalam seminggu terakhir.
PT Ashmore Asset Management mencatat beberapa peristiwa yang mempengaruhi pergerakan indeks acuan di bursa saham dalam dan luar negeri, antara lain;
o Federal Reserve mempertahankan kisaran target  fed fund rate  tetap pada 5,25%-5,50% pada rapat ketujuh berturut-turut pada Juni 2024, sesuai ekspektasi. Para pembuat kebijakan tidak memperkirakan kapan akan menurunkan suku bunga, hingga mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2%.
o Ekonomi Inggris mandek pada April 2024, setelah naik 0,4% pada Maret, sesuai ekspektasi. Ini adalah kinerja terlemah dalam empat bulan, karena penurunan output industri dan konstruksi mengimbangi kenaikan jasa.
o Tingkat inflasi tahunan China berada pada 0,3% pada Mei 2024, bertahan stabil untuk bulan kedua berturut-turut meskipun gagal memenuhi perkiraan pasar sebesar 0,4%. Ini adalah bulan keempat berturut-turut inflasi konsumen, yang menandakan pemulihan berkelanjutan dalam permintaan domestik.
o Bank of Japan dengan suara bulat mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di kisaran 0% hingga 0,1% pada rapat Juni, seperti yang diharapkan secara luas, setelah menaikkan suku bunga pertama sejak 2007 dan mengakhiri delapan tahun suku bunga negatif pada Maret lalu.
o Indeks kepercayaan bisnis NAB Australia turun menjadi -3 pada Mei 2024 dari revisi naik menjadi 2 pada April lalu , level terendah dalam enam bulan dan berubah negatif untuk pertama kalinya sejak November lalu. Data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi yang lesu pada Q1 berlanjut hingga Q2.
o Keyakinan konsumen Indonesia turun menjadi 125,2 pada Mei 2024 dari puncak 11 bulan pada April lalu sebesar 127,7, lebih rednah dari eskspektasi 128.
 Weekly Commentary , Jumat (14/6), Ashmore menyoroti hal berikut;
Apa yang terjadi dalam seminggu terakhir ini?
Ashmore mencatat, pekan ini IHSG ditutup lebih rendah dari pekan sebelumnya, terutama didorong oleh sektor Teknologi dan Industri, yang masing-masing berkontribusi -5,32% dan -4,89% terhadap indeks.
Ashmore juga mencatat, sebagian besar fokus pasar global sepekan terakhir ini tetap pada data inflasi AS serta rapat FOMC yang berlangsung setelahnya. Sementara itu inflasi AS pada Mei lalu lebih rendah dari ekspektasi;inflasi utama(3,3% YoY, 0% MoM) serta inflasi Inti (3,4% YoY, 0,2% MoM), yang merupakan panduan bahwa The Fed akan lebih  hawkish  dari yang diharapkan.
Selain itu, China mengalami tingkat inflasi tahunan yang tidak berubah meskipun pada tingkat yang relatif rendah.
"Baru-baru ini, IDR/USD melemah ke level 16.400 (tertinggi sejak April 2020) akibat sikap agresif The Fed yang bersamaan dengan diskusi tentang anggaran negara Indonesia dan apakah rasio utang terhadap PDB harus tetap pada level saat ini," tulis Ashmore dengan merujuk pada pendapat Kepala Penasihat Ekonomi Presiden Terpilih Prabowo.
Revisi ekspektasi
Ashmore berpendapat, panduan rapat FOMC terbaru menunjukkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit dari yang diharapkan pasar untuk tahun ini, meskipun data inflasi menggembirakan pada bulan Mei.
"Tidak mengherankan jika The Fed ingin melihat tren inflasi yang lebih meyakinkan bergerak menuju target 2% dan bukan hanya satu titik data," Ashmore menambahkan. Berdasarkan data terbaru, Ashmore menilai, pasar masih mengharapkan dua penurunan suku bunga tahun ini, yang diperkirakan terjadi pada bulan November dan Desember.
Sementara itu, menurut Ashmore, The Fed juga menaikkan ekspektasi inflasi PCE AS untuk tahun 2024 dan 2025 masing-masing menjadi 2,8% dan 2,3%, karena tren inflasi masih tampak tinggi secara terus-menerus.
"Secara keseluruhan, kami tetap merekomendasikan untuk tetap melakukan diversifikasi di antara ekuitas dan pendapatan tetap guna mendapatkan keuntungan dari perubahan suku bunga yang diantisipasi tahun ini karena hal tersebut masih menjadi skenario yang mungkin terjadi," ungkap Ashmore.
Ashmore menambahkan, "Ekuitas Indonesia terlihat menarik berdasarkan valuasi saat ini dengan P/E forward IHSG di 12,6x, di bawah rata-rata 10Y di 17,3x dan di bawah level -1 SD di 14,3x.".
Oleh karena itu, untuk ekuitas, Ashmore merekomendasikan ASDN (YTD -6,36% per 13 Juni 2024) dan ADEN (YTD -7,43% per 13 Juni 2024). Sedangkan untuk dana pendapatan tetap, Ashmore merekomendasikan ADON (YTD -0,75% per 13 Juni 2024) dan ADUN (YTD -1,61% per 13 Juni 2024) untuk portofolio Anda. (Ashmore)


Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM