News & Research

Reader

Bagaimana Cara Mempersiapkan Datangnya Masa Pensiun?
Thursday, June 06, 2024       15:44 WIB

Pada beberapa artikel sebelumnya kami telah menyampaikan bahwa perencanaan pensiun yang lengkap tidak hanya membahas perencanaan pensiun dari sudut pandang keuangan ( finance ) saja, tetapi juga perencanaan pensiun dari sudut pandang non-finansial.
Perencanaan pensiun dari dudut pandang non-finansial terutama akan membahas faktor emosi dan faktor psikologis orang yang akan segera memasuki usia pensiun. Ada empat masalah non-finansial yang telah kami bahas, yaitu (1) Komunitas ( community ), (2) Pertumbuhan ( growth ), (3) Kesehatan ( health ), dan (4) Memberi kembali ( giving back ).
Sekarang kita akan membahas cara untuk mempersiapkan datanya masa pensiun itu. Pada dasarnya, untuk mempersiapkan masa pensiun yang akan segera datang, kita harus membuat perencanaan pensiun dari segi keuangan ( finance ) dan dari segi non-financial ( community, growth, health, dan giving back ). Untuk itu kita harus berfokus pada tiga hal di bawah ini:
1. Temukan tujuan yang jelas untuk Pensiun
Menemukan tujuan yang jelas untuk pensiun, bukan hanya karena diharuskan oleh undang-undang atau peraturan Perusahaan, akan sangat bermanfaat bagi pensiunan. Memiliki tujuan yang jelas untuk pensiun akan menghilangkan sisi negatif dari pensiun yang sering dialami banyak pensiunan, yaitu kehilangan tujuan atau arah ( purpose ) hidupnya.
Menurut penelitian, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari memiliki tujuan (arah) hidup pada waktu pensiun, di antaranya adalah berumur panjang dan beresiko rendah terkena penyakit berat (memiliki imunitas tubuh yang baik).
Pada waktu masih aktif bekerja, kita mungkin tidak banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tujuan atau arah ( purpose ) hidup kita. Kita bangun pagi setiap pagi dan pergi bekerja untuk memberi nafkah pada keluarga kita. Tak ada lagi yang perlu dipertanyakan tentang hal itu.
Namun, ketika sebagian besar urusan keuangan (memberi nafkah keluarga), sudah berhasil kita capai, tentu kita harus mulai memikirkan masa depan kita sendiri. Setiap orang yang bekerja, pada suatu saat pasti akan berhenti bekerja (pensiun).
Bagi pekerja wanita, tujuan pensiun (atau pensiun dini) mungkin adalah untuk merawat orang tua yang sudah sepuh, atau merawat anak atau anggota keluarga lainnya yang berkebutuhan khusus.
Bagi pekerja pria (sebagai pihak yang berkewajiban menafkahi keluarga), tujuan ( purpose ) untuk pensiun kemungkinan adalah karena (1) masalah komunitas ( community ), misalnya karena pensiunan ingin memberi waktu lebih banyak untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial dalam komunitasnya; (2) masalah pertumbuhan ( growth ), misalnya karena pensiunan ingin mengerjakan hal-hal baru yang sebelumnya tidak dapat dikerjakannya karena kesibukannya bekerja; (3) masalah kesehatan ( health ), misalnya karena pensiunan ingin berfokus memperbaiki kesehatannya, atau kesehatan orang-orang terdekat darinya; atau (4) untuk memberi kembali ( giving back ), misalnya karena pensiunan merasa sudah memperoleh apa yang dicita-citakannya selama ini dari masyarakat atau lingkungannya dan sekarang adalah saatnya untuk memberi kembali.
2. Fokus pada kesehatan fisik dan mental
Pada waktu kita memasuki usia pensiun, harus diakui bahwa fisik kita mulai melemah. Seseorang akan memasuki usia pensiun pada umur 58 tahun seperti ketentuan yang berlaku saat ini bagi ASN (Aparatur Sipil Negara), atau pada usia di atas 60 s/d 65 tahun bagi seorang dosen perguruan tinggi. Bagi professional lainnya yang bekerja (praktek) sebagai dokter, atau ahli hukum ( lawyer ), tidak ada batasan usia pensiun. Usia pensiun lebih banyak ditentukan oleh kemampuan fisik yang bersangkutan untuk tetap bekerja selama ia masih mau dan mampu.
Tetapi, fisik yang melemah tidak harus menjadi hambatan untuk menikmati hidup pada masa pensiun. Pada waktu memasuki masa pensiun, untuk dapat menikmati masa pensiun itu, kita harus bisa mencapai tiga hal ini: (1) Kesehatan yang baik, dan tingkat resiko yang rendah untuk terserang penyakit atau mengalami kelumpuhan ( disability ), (2) Fisik dan mental yang berfungsi dengan baik, dan (3) .Kehidupan yang aktif dan terlibat penuh. Jika kita mampu mencapai ketiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kita telah  menua dengan sukses .
Kita tidak perlu berbicara terlalu banyak tentang perlunya memelihara kesehatan (fisik dan mental) pada waktu pensiun, karena semua orang pasti telah mengetahuinya. Sekarang ini, resiko kematian terbesar datang dari resiko menderita penyakit 'berat' seperti kanker atau yang baru berakhir kemarin adalah pandemi covid-19, bukan lagi dari resiko peperangan atau kelaparan.
Untuk kesehatan fisik, pensiunan harus mengurangi bukan hanya kemungkinan terjadinya resiko kematian, tetapi juga resiko mengalami kelumpuhan ( disability ), baik kelumpuhan fisik akibat kecelakaan ( accident ), maupun akibat penyakit ( illness ) seperti kelumpuhan akibat penyakit  stroke .
Di samping menghadapi resiko gangguan pada fisik, pada waktu memasuki usia pensiun, banyak orang yang juga menghadapi resiko gangguan pada mentalnya,  terutama karena ia tidak siap untuk pensiun .
Ketidaksiapan seseorang untuk pensiun dapat diatasi melalui perencanaan pensiun yang baik, bukan hanya perencanaan pensiun dari aspek finansial saja, tetapi juga perencanaan pensiun dari aspek non-finansial juga.
Seringkali terjadi, orang hanya memikirkan pensiun dari aspek finansial saja (memenuhi jumlah Dana Pensiun yang  ideal  untuk dapat pensiun dengan nyaman). Tetapi, setelah aspek finansial terpenuhi, orang harus memikirkan juga berbagai aspek non-finansial supaya masa pensiunnya benar-benar dapat dinikmati sebagai periode emas ( golden period ) dalam hidupnya.
3. Pahami kebutuhan pensiunmu yang unik
Setiap orang mempunyai kebutuhan pensiun yang unik di mana orang itu harus mencurahkan lebih banyak waktu untuk menghadapinya. Misalnya saja, orang yang memasuki masa pensiun dengan dana pensiun yang kurang (pas-pasan) tentu harus berusaha untuk menambah besarnya dana pensiun itu, dan mengurangi atau membatasi pengeluarannya. Pada masa pensiun, kebutuhan yang unik untuk orang ini adalah finansial ( finance ).
Atau, orang yang di masa pensiunnya ingin mengembangkan bakat menulis atau bakat wiraswastanya (yang sebelumnya tidak dapat dilakukan karena kesibukannya bekerja), dapat mengembangkan bakat itu setelah dia pensiun. Pada masa pensiun, kebutuhan yang unik untuk orang ini adalah pertumbuhan ( growth ), yaitu mengerjakan hal-hal baru yang diminati pada masa pensiun.
Atau, orang yang di masa pensiunnya ingin menyumbangkan keahlian, atau pengetahuan, atau ketrampilan khususnya kepada komunitasnya akan dapat melakukannya pada waktu ia pensiun dengan menjadi suka relawan ( volunteer ) pada komunitas di mana ia berada. Pada masa pensiun, kebutuhan yang unik untuk orang ini adalah komunitas ( community ), di mana memberikan waktu sebagai suka relawan bagi komunitas dapat dilakukan secara purna waktu.
Atau, orang yang di masa pensiunnya ingin memberi kembali ( giving back ) kepada masyarakat (karena merasa bahwa masyarakatnya dahulu telah menopang hidupnya ia hingga dapat mencapai tingkat kehidupannya sekarang), dapat memberikan sumbangan atau donasi untuk organisasi yang sesuai pilihannya.
Kebutuhan unik terakhir yang mungkin dihadapi oleh orang yang akan memasuki masa pensiun adalah menjaga kesehatan ( health ), baik bagi pensiunan itu sendiri mau pun keluarga terdekatnya.
Seringkali orang memasuki masa pensiun dengan kondisi kesehatan yang jauh dari ideal. Alasan yang paling sering dikemukakan adalah bahwa ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi nafkah bagi keluarganya.
Apa pun alasan yang dikemukakan, menjaga kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Seorang pensiunan tidak akan dapat menikmati periode emasnya ( golden period ) jika ia memasuki pensiun dalam kondisi fisik atau mental yang buruk.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA  

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM