Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (13/11), dibuka melemah, melanjutkan tren penurunan indeks acuan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa dan Wall Street. Investor mengambil untung jelang rlis sejumlah data ekonomi AS, pekan ini.
Di Asia, rilis data harga produsen Jepang pada Oktober menunjukkan pertumbuhan, mencapai leve tertinggi sejak Juli lalu, sebesar 3,4% yoy, melebihi ekspektasi pertumbuhan 3%, dan lebih tinggi dari 2,8% di September.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kejatuhan indeks ASX 200, Australia sebesar 1,4%. Indeks berlanjut anjlok 1,21% (-100,1 poin) ke level 8.155,5 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka merosot 1,1% dan Kosdaq drop 1,4%. Kospi berlanjut tergerus 1,03% ke 2.456,99.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melorot 0,92% (-360,55 poin) menjadi 39/015,54, setelah dibuka turun 0,5% dan Topix menyusut 0,3%.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan melanjutkan kenaikan, namun masih dibayangi kembalinya aksi jual asing. IHSG mengakhiri sesi peragangan kemarin dengan meningkat 0,76% ke 7.321. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange naik 0,34% menjadi USD20,43.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini melanjutkan proses kenaikan didukung kenaikan nilai dan volume transaksi di tengah meredanya net sell asing. Secara teknikal indeks sudah memasuki area jenuh jual, namun masih rawan terkoreksi.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, diakhirinya perdagangan Bursa Wall Street di zona merah dan, derasnya outflow asing yang masih terus berlanjut berpotensi menjadi pemberat laju IHSG .
IHSG diprediksi akan bergerak melemah dengan rentang support 7.270 dan resistance 7.400.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir turun. Investor mengambil keuntungan dari reli pasca-pemilu, menjelang rilis data inflasi harga konsumen dan produsen akan dirilis Rabu dan Kamis, diikuti data penjualan eceran di akhir pekan. Data tersebut akan memberi petunjuk jalur kebijakan The Fed selanjutnya. Pasar mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku bunga selama tahun depan, mengingat data ekonomi yang kuat dan kemungkinan inflasi dari kebijakan Trump.
Kenaikan imbal hasil US Treasury memukul ekuitas karena investor obligasi memperhitungkan kebijakan Trump. Indeks berkapitalisasi kecil Russell 2000, anjlok 1,82% ke level 2.390,58. Saham Tesla jatuh setelah melambung hampir 40% sejak pemilu. Saham Honeywell meloncat 3,87%, ke rekor tertinggi. Tyson Foods melejit 6,53%. Amgen ambles 7,14%.
- S&P 500 turun 0,29% (-17,36 poin) menjadi 5.983,99.
- Nasdaq Composite turun tipis 0,09% (-17,36 poin) di di 19.281,40.
- Dow Jones Ind.Avr. melorot 0,86% (-382,15 poin) ke 43.910,98.
Bursa saham utama Eropa tadi malam berakhir melorot, ke level terendah sejak awal Agustus. Kekhawatiran atas hubungan AS-China menekan saham-saham dengan eksposur signifikan ke China. Trump diperkirakan menunjuk Senator AS Marco Rubio, yang kerap menganjurkan kebijakan luar negeri yang keras, sebagai menteri luar negerinya. Laporan keuangan yang suram juga membebani indeks. Inflasi Jerman naik menjadi 2,4% pada Oktober.
Indeks STOXX 600 anjlok 1,98% ke level 502,23. Indeks sumber daya dasar ambles 3,7% karena sebagian besar harga logam melorot. Perusahaan tambang Polandia, KGHM terjungkal 9,2%. Saham sektor barang pribadi dan rumah tangga, termasuk luxury brand susut 2,4%. Indeks barang mewah tergerus hampir 4%. Sektor teknologi mendatar ddidorong lonjakan 4% saham Temenos.Bayer, Jerman rontok 14,5%, dan Brenttag ambles 5% setelah merilis kinerja keuangannya. Sektor bahan kimia terpangkas 3%.
- DAX 40 Jerman terperosok 2,13% (-414,96 poin) ke 19.033,64.
- FTSE 100 Inggris anjlok 1,22% (-99,42 poin) menjadi 8.025,77.
- CAC 40 Prancis ambles 2,69% (-199,90 poin) ke level 7.226,98.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup meningkat ke level tertinggi hampir lima bulan. Ekspektasi tarif impor di bawah kepemimpinan Trump di AS diperkirakan mendorong kenaikan harga, sehingga Federal Reserve tidak memiliki ruang untuk memangkas suku bunga. Trump memperingatkan bahwa blok euro akan "membayar harga yang mahal" karena tidak membeli cukup banyak ekspor AS. Dia mengancam China dengan tarif menyeluruh sebesar 60%.
Euro melemah karena tekanan tambahan dari ketidakpastian politik Jerman, yang akan menyelenggarakan pemilu pada 23 Februari. Poundsterling juga turun setelah data menunjukkan pertumbuhan upah reguler Inggris melambat dan pengangguran meningkat. Dolar juga menguat terhadap yen dan yuan.Indeks Dolar AS (Indeks DXY) naik 0,66% ke 106,12, tertinggi sejak akhir Juni.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.0619 | -0.0004 | -0.04% | 6:18 PM |
Yen (USD-JPY) | 154.54 | -0.0700 | -0.05% | 6:18 PM |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.2743 | -0.0005 | -0.04% | 6:17 PM |
Rupiah (USD-IDR) | 15,781.50 | 92.000 | +0.59% | 2:59 AM |
Yuan (USD-CNY) | 7.2346 | 0.0197 | +0.27% | 1:59 PM |
Sumber : Bloomberg.com, 12/11/2024 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup sedikit menguat, namun masih berada di dekat level terendah dalam dua minggu, setelah anjlok sekitar 5% selama dua sesi terakhir. Investor merespons revisi terbaru perkiraan permintaan OPEC , kenaikan dolar AS, dan kekecewaan terhadap rencana stimulus terbaru China.
OPEC merevisi turun perkiraan permintaan minyak, keempat berturut-turut; permintaan minyak dunia hanya akan naik 1,82 juta bph pada 2024, turun dari perkiraan pertumbuhan 1,93 juta bph bulan lalu. Pertumbuhan permintaan global 2025 dipangkas menjadi 1,54 juta bph dari 1,64 juta bph. Tim kebijakan luar negeri yang dibentuk Trump dikhawatirkan akan menekan permintaan minyak global.Kemenangan Trump dan runtuhnya pemerintah Jerman menimbulkan ketidakpastian tambahan atas ekonomi Jerman yang sudah lesu.
- Harga Brent berjangka menguat 6 sen (0,1%) di USD71,89 per barel.
- Harga WTI berjangka bertambah 8 sen (0,1%) di USD68,12 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi ditutup merosot ke level terendah hampir dua bulan. Dolar yang lebih kuat, optimisme tentang pertumbuhan ekonomi AS di bawah pemerintahan Trump, dan perubahan pasar yang lebih luas, menekan harga emas. Bitcoin melesat karena permintaan berkelanjutan dari investor yang melihatnya sebagai taktik ketika Presiden terpilih Donald Trump berkuasa pada Januari. Imbal hasil US Treasury juga naik.
Pasar akan mencermati rilis serangkaian data ekonomi AS pekan ini, termasuk rilis IHK dan IHP Oktober, Rabu dan Kamis, bersama dengan pernyataan dari Chairman Federal Reserve Powell dan pejabat bank sentral lainnya. Harga logam berharga lainnya; perak spot naik 0,2% menjadi USD30,72 per ounce, platinum anjlok 2% ke USD945,39, dan paladium ambles 3,5% ke level USD946,59.
- Harga emas spot melorot 0,7% ke posisi USD2.600,93 per ounce.
- Harga emas berjangka AS susut 0,4% ke USD2.606,30 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)
powered by: IPOTNEWS.COM