Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) bangkit setelah hampir sepanjang pekan ini lesu. Saat akhir sesi I perdagangan hari Jumat (20/12), IHSG naik 17 poin (+0,26%) ke level 6.995.
Volume perdagangan mencapai 84,49 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp4,84 triliun.
Saham top gainers: , , , , , , . Sedangkan saham teraktif: , , , , , , .
Bursa Asia
Pasar saham Asia bervariasi pada trading hari Jumat (20/12). Investor mencermati data inflasi dari Jepang, serta keputusan suku bunga dari Tiongkok.
Bank Rakyat Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya tetap pada hari Jumat. Suku bunga satu tahun tetap pada posisi 3,1% dan suku bunga lima tahun pada 3,6%.
LPR satu tahun memengaruhi pinjaman korporat dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China, sedangkan LPR lima tahun berfungsi sebagai patokan untuk suku bunga hipotek.
Jepang juga merilis angka inflasi November, sehari setelah Bank Jepang mempertahankan suku bunga di 0,25% .
Tingkat inflasi inti di negara tersebut -- yang tidak termasuk harga makanan segar -- mencapai 2,7% , sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 2,6%.
Inflasi utama mencapai 2,9%, lebih tinggi dari 2,3% yang terlihat pada bulan Oktober .
Sementara itu indeks harga produsen Korea Selatan naik 1,4% tahun-ke-tahun pada bulan November, kenaikan tercepat sejak Agustus.
Angka November juga lebih tinggi daripada angka revisi sebesar 1% yang tercatat pada bulan Oktober.
Secara bulanan, harga produsen naik 0,1%, kenaikan pertama sejak Juli dan pembalikan dari penurunan 0,1% pada bulan Oktober.
Pada hari Jumat investor menunggu data inflasi utama AS yang dapat meredakan atau memperburuk kekhawatiran tentang tekanan harga. Sementara dolar melonjak di puncak dua tahun.
Pengukur inflasi yang diawasi ketat - Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti AS - akan dirilis hari ini. Prakiraan berpusat pada kenaikan bulanan sebesar 0,2% untuk November. Kejutan kenaikan apa pun di sana dapat menyebabkan pasar untuk lebih mengurangi spekulasi pelonggaran kebijakan AS tahun depan.
Pasar komoditas juga terpukul karena dolar AS yang kuat. Harga minyak turun. Harga emas bersiap untuk penurunan 1,9% minggu ini menjadi $2.598 per ons.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) +0.11%
Topix (Jepang) +0.05%
Shanghai Composite (China) +0.54%
Shenzhen Component (China) +0.62%
CSI-300 (China) +0.27%
Hang Seng (Hong Kong) +0.11%
Kospi (Korsel) -1.84%
Taiex (Taiwan) -1.11%
ASX-200 (Australia) -1.33%
Currency
USD/JPY (Yen) menguat ke 157,11/-0,21%
USD/SGD (Dolar Singapura) menguat ke 1,3609/-0,03%
AUD/USD (Dolar Australia) menguat ke 0.6224/-0,24%
USD/IDR (Rupiah) menguat ke 16.297/-0,10%
USD/CNY (Yuan) melemah ke 7,2989/+0,04%
USD/MYR (Ringgit) melemah 4,5127/+0,16%
USD/THB (Baht) melemah ke 34,5770/+0,08%
Oil
Harga minyak drop pada perdagangan hari Jumat (20/12) di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan pada tahun 2025, terutama di Tiongkok, importir minyak mentah utama. Kekhawatiran ini membuat patokan minyak global akan mengakhiri minggu ini dengan penurunan lebih dari 2%.
Harga minyak mentah Brent turun 31 sen menjadi $72,57 per barel. Sementara harga minyak mentah WTI AS turun 26 sen ke harga $69,12 per barel.
Perusahaan penyulingan minyak milik negara China, Sinopec, mengatakan dalam prospek tahunannya yang dirilis pada hari Kamis, bahwa impor China dapat mencapai puncaknya paling cepat pada tahun 2025. Sedangkan konsumsi minyak negara itu akan mencapai puncaknya pada tahun 2027 karena permintaan solar dan bensin melemah.
(cnbc/reuters/bloomberg)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM