News & Research

Reader

Greenback Perkasa, Terkatrol Data Makro yang Solid dan Komentar The Fed
Friday, April 19, 2024       05:32 WIB

Ipotnews - Dolar menguat, Kamis, karena sederat data Amerika Serikat yang variatif tidak banyak menggoyahkan pandangan bahwa perekonomian masih dalam kondisi yang solid, menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak 2020 hingga akhir tahun ini.
Komentar dari Presiden Fed New York, John Williams, yang mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk memangkas suku bunga saat ini mengingat kekuatan perekonomian, juga membantu mengangkat dolar. Presiden Fed New York selalu menjadi voter di komite penetapan kebijakan bank sentral, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (18/4) atau Jumat (19/4) pagi WIB.
Namun, peringatan dari Menteri Keuangan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengenai penurunan tajam yen dan won membebani dolar, dan memberikan kelonggaran yang jarang terjadi pada yen. Namun, pengaruhnya dengan cepat meredup.
Yen sedikit menguat pada sesi Rabu setelah Wakil Menteri Keuangan Jepang, Masato Kanda, mengatakan para pemimpin keuangan G7 menegaskan kembali pendirian mereka bahwa volatilitas mata uang yang berlebihan tidak diinginkan.
Tetapi data ekonomi AS yang kuat dan inflasi yang terus berlanjut mendorong investor untuk secara drastis memikirkan ulang kemungkinan the Fed memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Kamis, kekuatan itu kembali terlihat.
Aktivitas manufaktur di wilayah Atlantik Tengah Amerika mencatat ekspansi terbesar dalam dua tahun pada April karena kuatnya pesanan baru dan pengiriman barang jadi.
Indeks kondisi bisnis bulanan Fed Philadelphia naik menjadi 15,5 dari 3,2 pada Maret, melampaui estimasi median ekonom sebesar 2,3 dan bahkan melampaui perkiraan paling optimistis di antara 34 ekonom yang disurvei.
"Sangat sulit untuk melawan kekuatan dolar saat ini. Data Amerika terus menunjukkan bahwa the Fed tidak akan melakukan pemotongan dalam waktu dekat," kata Vassili Serebriakov, analis UBS di New York.
"Kita mulai melihat lebih banyak perbedaan kebijakan antara AS dan negara-negara G10 lainnya. Ketika kita melihat perbedaan suku bunga riil 10 tahun antara AS dan Eropa, perbedaan tersebut semakin melebar dan menguntungkan dolar."
Laporan ekonomi lainnya yang dirilis Kamis tercatat netral hingga lemah. Data menunjukkan klaim pengangguran awal AS tidak berubah pada penyesuaian musiman sebesar 212.000 untuk pekan yang berakhir hingga 13 April, masih lebih rendah dari perkiraan 215.000.
Di sektor perumahan, penjualan existing home turun sepanjang Maret karena kenaikan suku bunga dan harga rumah membuat pembeli tidak terlalu tertarik. Penjualan rumah anjlok 4,3% bulan lalu ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,19 juta unit.
Pada perdagangan petang, Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,2% menjadi 106,15, masih dalam jangkauan level tertinggi lima setengah bulan pekan ini di 106,51 yang dicapai pada sesi Selasa. Indeks tersebut melambung 4,5% sepanjang tahun ini.
Mata uang Jepang tergelincir terhadap dolar, mendorong greenback naik 0,1% menjadi 154,580 yen, tidak jauh dari level terendah dalam 34 tahun di 154,79 yang dicapai pada Selasa.
Pelaku pasar meningkatkan kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang guna menopang yen, yang sekarang mengarah ke level 155, meski mereka yakin Tokyo dapat mengambil tindakan kapan saja.
Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, Kamis, mengatakan bank sentral mungkin menaikkan suku bunga lagi jika depresiasi yen secara signifikan mendorong inflasi domestik.
Dalam mata uang lainnya, euro melemah 0,3% terhadap dolar menjadi USD1,0643. Poundsterling menyusut 0,1% menjadi USD1,2440.
Suku bunga berjangka Amerika, Kamis, memperkirakan pelonggaran sekitar 38 basis poin pada 2024, atau pemotongan satu setengah poin dari masing-masing sebesar 25 bps. Jumlah tersebut merupakan penurunan tajam dari pelonggaran enam perempat poin pada awal tahun. Trader melihat September sebagai titik awal yang paling mungkin untuk pemotongan tersebut, dibandingkan Juni, prediksi beberapa minggu lalu, berdasarkan FedWatch Tool CME Group. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM