News & Research

Reader

Laba Adaro Minerals (ADMR) Melejit di Tengah Normalisasi Harga Batu Bara
Wednesday, May 01, 2024       15:52 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk () melaporkan kinerja menjanjikan di sepanjang kuartal I-2024. Ditandai dari pendapatan dan laba bersih perseroan yang melejit di tengah normalisasi harga batu bara. Menguatnya respons pasar menjadi awal yang baik bagi .
sebagaimana dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, merinci telah mencetak pendapatan usaha sebesar US$ 274 juta atau setara Rp 4,46 triliun dan laba bersih sebesar US$ 116 juta atau ekuivalen Rp 1,88 triliun, alias melejit 33% dari sebelumnya US$ 84 juta.
Pendapatan usaha tersebut naik sekitar 15,23% dari sebelumnya US$ 238 juta karena ditopang volume penjualan yang melonjak sebesar 24% dan kenaikan produksi sebesar 27% menjadi 1,56 juta ton.
Begitupun dengan volume pengupasan lapisan penutup yang meningkat hingga 62% menjadi 5,34 juta bank cubic meter (bcm), sehingga nisbah kupas mencapai 3,43x. Naiknya volume penjualan tersebut turut mengimbangi penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 7% dibanding kuartal I-2023.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat mengungkapkan bahwa pencapaian perseroan di kuartal I-2024 menjadi awal yang baik bagi di tahun ini.
"Walaupun, harga jual mulai kembali normal menjelang akhir kuartal ini, kami senang dengan penerimaan pasar yang semakin kuat terhadap produk-produk kami. Bukan hanya dari para pelanggan seaborne, tetapi juga dari para pembeli domestik," jelas Christian dalam keterangannya, Rabu (1/5/2024).
Selain itu, dirinya menambahkan, investasi pada infrastruktur pertambangan untuk mendukung pertumbuhan produksi juga berjalan sesuai rencana termasuk dengan investasi di peleburan alumunium.
Makanya, dari sisi belanja modal (capital expenditure/capex), realisasi capex  mencapai US$ 77,10 juta seiring dengan perkembangan proses konstruksi smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) dan progres proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC).
KAI sedianya akan fokus menuntaskan perbaikan tanah, pekerjaan penimbunan, dan pekerjaan fondasi di area smelter aluminium. Di samping itu, KAI juga fokus merampungkan sandaran dermaga kargo berat dan fase pertama pengerukan di area jetty serta menyelesaikan pekerjaan lahan di area mess karyawan.
Setelah rampung, proyek-proyek peningkatan infrastruktur diekspektasikan dapat mendukung pencapaian target volume di jangka menengah dan memungkinkan bagi untuk memenuhi komitmen volume kepada para pelanggan.
Sesuai rencana, fase pertama smelter aluminium KAI 5 diperkirakan dapat beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada 2025 yang sekaligus bakal mendiversifikasi aliran pendapatan perseroan.
Beban Bengkak
Sementara dari sisi beban pokok pendapatan membengkak sebesar 13% menjadi US$ 117,47 juta pada kuartal I-2024. Utamanya didorong oleh kenaikan volume pengupasan lapisan penutup maupun produksi. Adapun royalti kepada Pemerintah turun 14% menjadi US$ 40,98 juta lantaran menurunnya harga.
Selanjutnya, biaya penambangan dan pengolahan masing-masing naik sebesar 44% menjadi US$45,65 juta dan 40% menjadi $6,4 juta. Diikuti kenaikan dari biaya pengangkutan dan bongkar muat sebesar 35% menjadi US$ 29,53 juta.
Konsumsi bahan bakar juga naik sebesar 47% karena peningkatan aktivitas. Sementara biaya bahan bakar per liter turun 12% yoy. Dibarengi dengan penurunan biaya kas batu bara per ton pada kuartal I-2024 sebesar 20% seiring peningkatan operasi dan volume.
Penurunan juga terjadi pada beban usaha sebesar 48% menjadi US$ 11,28 juta karena perusahaan belum mengalokasikan cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah pada kuartal I-2024 lantaran dialokasikan untuk pasar domestik. Biaya karyawan naik 24% menjadi $3,72 juta karena penambahan karyawan guna mendukung ekspansi perusahaan.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM