Ipotnews - Dolar AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu tahun terhadap yen, Senin, karena meningkatnya ekspektasi Federal Reserve dapat memberikan pemotongan suku bunga yang sangat besar pekan ini.
The Fed diperkirakan mengumumkan setidaknya pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan September, Rabu (18/9) waktu setempat, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (16/9) atau Selasa (17/9) pagi WIB.
Namun laporan Wall Street Journal dan Financial Times minggu lalu memicu spekulasi di antara trader bahwa the Fed dapat memberikan pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 bp.
Pasar berjangka memperkirakan peluang 61% untuk pemotongan 50 bp, naik dari sekitar 15% pekan lalu.
"Hanya ada satu cerita hari ini dan itu merupakan kelanjutan dari apa yang kita lihat minggu lalu: setelah CPI, pasar merasa nyaman dengan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi banyak orang menduga the Fed menanam cerita untuk mengembalikan 50 basis poin ke atas meja," kata Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex di New York.
"Pasar merespons sesuai dengan itu. Dan faktanya, mereka terus menyesuaikan diri."
Dolar diperdagangkan serendahnya 139,58 yen pada jam-jam Asia, yang merupakan level terlemah sejak Juli 2023. Terakhir, dolar turun 0,10% menjadi 140,690 yen.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya termasuk euro, yen, dan poundsterling, turun 0,29% menjadi 100,73.
"Saya pikir sebagian dari itu mungkin sebagian dari pergerakan harga sepertinya telah dibesar-besarkan oleh fakta bahwa China, Jepang, dan Korea Selatan sedang libur hari ini," tambah Chandler.
Imbal hasil US Treasury turun menjelang pertemuan the Fed yang sangat dinanti-nantikan, terutama karena peluang untuk penurunan suku bunga setengah poin semakin besar.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun menyusut 30 basis poin dalam waktu sekitar dua minggu. Imbal hasil dua tahun, yang lebih erat kaitannya dengan ekspektasi kebijakan moneter, turun 2,5 basis poin menjadi 3,5509% dan melorot dari sekitar 3,94% dua pekan lalu.
Investor juga menantikan keputusan suku bunga Bank of Japan, Jumat, ketika bank tersebut diprediksi mempertahankan target suku bunga kebijakan jangka pendeknya tetap di 0,25%, setelah menaikkannya dua kali tahun ini.
Anggota dewan BOJ mengindikasikan bahwa mereka ingin melihat suku bunga lebih tinggi, dan kesenjangan yang menyempit antara suku bunga di Jepang dan mata uang utama lainnya mendorong yen lebih tinggi, menyebabkan carry trade yang didanai yen senilai miliaran dolar dibatalkan.
Carry trade adalah jenis perdagangan yang melibatkan investor meminjam mata uang negara yang suku bunganya rendah, seperti Jepang atau China, dan menggunakannya untuk berinvestasi dalam mata uang yang suku bunganya lebih tinggi.
Sterling naik 0,64% menjadi USD1,3206. Euro melesat 0,42% ke posisi USD1,1123. Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga sebesar 25 bp minggu lalu, tetapi Presiden ECB Christine Lagarde meredam ekspektasi untuk pengurangan biaya pinjaman lagi bulan depan.
"ECB hampir pasti harus menunggu hingga Desember sebelum memangkas suku bunga lagi untuk memastikan tidak membuat kesalahan kebijakan dengan melonggarkan terlalu cepat," kata anggota Governing Council, Peter Kazimir, Senin.
Bank of England diperkirakan mempertahankan suku bunga utamanya 5%, Kamis, setelah memulai pelonggaran dengan pengurangan 25 bp pada Agustus. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM