News & Research

Reader

Sudah Direstui, Produksi Batu Bara PTBA Naik ke 60 Juta Ton di 2026
Wednesday, May 08, 2024       19:51 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (), anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, membeberkan bahwa pemerintah sudah menyetujui pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya ( RKAB ) hingga tahun 2026.
Direktur Utama Arsal Ismail mengungkapkan bahwa RKAB sudah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) untuk 3 tahun, yakni 2024, 2025, hingga 2026 mendatang.
Adapun target produksi batu bara pada 2026 ditargetkan bisa meningkat hingga 60-an juta ton dari saat ini 41 juta ton per tahun.
"Sudah (disetujui) RKAB , selama 3 tahun ya 2024, 2025, dan 2026," ungkap Arsal saat ditemui usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Detailnya, Arsal menyebutkan, untuk tahun 2024 ini produksi batu bara perusahaan yang disetujui sebesar 41 juta ton. Sedangkan pada tahun 2025 sebesar 50 juta ton. Kemudian, pada 2026 produksi batu bara disetujui sekitar 60 juta ton.
"Kalau yang 2024 kan sudah saya sampaikan 41 jutaan (ton). Kalau yang 2025 sesuai dengan RKAB sekitar 50 juta (ton), dan 2026 kita naik lagi hampir 60-an (juta ton). Itu yang dari sisi RKAB ," bebernya.
Pada pemaparan acara RUPST , Arsal mengatakan, pihaknya akan memperluas pasar ke beberapa konsumen dan trader di kawasan Asia, baik Vietnam, Kamboja, China, India, dan Jepang.
"Negara-negara tersebut berkembang (pasar batu baranya)," ucapnya.
Perlu diketahui, pada 2023 perusahaan telah mengekspor 15,6 juta ton batu bara ke luar negeri dan menjual 21,4 juta ton ke pasar dalam negeri.
Pada 2023 berhasil mencatatkan laba bersih Rp 6,1 triliun dengan pendapatan mencapai Rp 38,5 triliun.
RUPST pada hari ini sepakat untuk membagikan dividen dengan rasio 75% dari laba bersih tahun buku 2023 atau setara dengan Rp 4,58 triliun.
Dengan demikian, investor akan mendapatkan pembagian dividen setara dengan Rp 397,51 per lembar saham.
Sebanyak 25% dari laba bersih tahun buku 2023 atau sekitar Rp 1,53 triliun disepakati sebagai saldo laba ditahan.
(wia)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM