Hingga Akhir Tahun Ini IHSG Diprediksi Sentuh 7.585, Cek Sejumlah Saham Pilihan
Thursday, July 04, 2024       08:18 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hingga akhir tahun ini diproyeksi akan berada di level 7.585, seiring dengan adanya penyesuaian tingkat suku bunga.
Proyeksi IHSG yang akan berada di level 7.585 tersebut, terutama didasari pertimbangan makroekonomi terkini terkait dengan ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang lebih terbatas maupun posisi nilai tukar rupiah.
"Dengan prediksi tersebut, Tim Riset Mirae Asset memiliki sembilan saham pilihan (top picks), yaitu , , , , , , , dan ," ujar
Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, dalam siaran pers acara Investor Network Summit 2024 by Mirae Asset yang dikutip Kamis (4/7).
Rully mengungkapkan, penyesuaian top picks itu dilakukan dengan memasukkan dan untuk menggantikan dan . Penyesuaian itu, lanjut dia, penting dilakukan di tengah volatilitas pasar yang cukup tinggi, sehingga perlu lebih selektif dalam pemilihan saham berkapitalisasi pasar besar dan berfundamental kuat.
Volatilitas tersebut ditunjukkan oleh arus keluar modal asing dari pasar modal (foreign nett sell) mencapai USD2,8 miliar, yang sebesar USD2,7 miliar dalam bentuk obligasi pemerintah dan senilai USD600 juta dalam bentuk saham maupun Efek ekuitas lain sejak awal tahun ini hingga 24 Juni 2024.
Terkait makroekonomi, Rully mengaku optimistis kondisi Indonesia akan tetap positif dan memperkirakan ruang penurunan BI Rate masih akan dipengaruhi oleh posisi nilai tukar rupiah yang semakin stabil dan potensi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve AS.
Lebih lanjut Rully memproyeksikan, pertumbuhan kredit perbankan akan sesuai target pertumbuhan BI sekitar 10-12 persen. Kebijakan BI yang diambil saat ini berfungsi untuk mendukung stabilitas dan Mirae Asset memperkirakan hal ini akan bertahan lebih lama dengan pengaruh dari volatilitas rupiah yang semakin terjaga.
"Maka dari itu, kami memprediksi pertumbuhan PDB (pertumbuhan ekonomi) Indonesia menjadi 5,01 persen pada 2024 dan 5,02 persen pada 2025, karena kebijakan penurunan suku bunga yang kurang agresif dibanding perkiraan sebelumnya," papar Rully.
Perekonomian global pada Semester II-2024, lanjut Rully, diprediksi akan ditopang oleh AS dan India sebagai mesin pertumbuhan hingga tahun depan. Untuk AS, dia meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam akan moderat, karena didorong oleh dampak lambat dari pengetatan kebijakan moneter yang sangat agresif sejak 2022.
Rully menyampaikan, sejauh ini ketidakpastian masih sangat tinggi dan sulit memprediksi berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Ketegangan geopolitik di daerah lain, ujar dia, dapat mendorong volatilitas jangka pendek, tetapi angka permintaan global masih lemah, terutama karena pelemahan pertumbuhan ekonomi China.(Budi)

Sumber : admin