Logam Kuning Melemah, Terbebani Kenaikan Yield Surat Utang Amerika
Wednesday, July 03, 2024       03:42 WIB

Ipotnews - Harga emas melemah, Selasa, karena imbal hasil US Treasury tetap kuat, sementara investor mencerna komentar dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell dan menantikan data ketenagakerjaan Amerika yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak sinyal tentang pemangkasan suku bunga.
Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi USD2.324,88 per ons pada pukul 01.01 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,2% menjadi USD2.333,40, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa (2/7) atau Rabu (3/7) dini hari WIB.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai titik tertinggi dalam satu bulan, Senin, dan tetap tinggi pada sesi Selasa, membuat emas yang tidak memberikan bunga menjadi kurang menarik.
"Pasar masih sangat sensitif terhadap diskusi tentang suku bunga atau apa pun yang berkaitan dengan kebijakan the Fed. Jadi, menurut saya momentumnya masih wait-and-see," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures.
The Fed masih memerlukan lebih banyak data sebelum memangkas suku bunga untuk memastikan pembacaan inflasi yang lebih rendah baru-baru ini memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi pada tekanan harga yang mendasarinya, ungkap Powell.
Data yang dirilis Selasa menunjukkan lowongan pekerjaan Amerika naik menjadi 8,14 juta sepanjang Mei.
Fokus sekarang beralih ke data non-farm payrolls, Jumat, yang akan menjadi krusial dalam menilai apakah pasar tenaga kerja Amerika tetap tangguh terhadap latar belakang suku bunga yang tinggi selama beberapa dekade.
Emas merosot 5% dari rekor tertinggi USD2.449,89 per ons yang dicapai pada 20 Mei, reli yang disebabkan permintaan safe haven yang didorong ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta pembelian bank sentral, kategori permintaan yang krusial.
"Permintaan fisik masih lesu di pasar utama seperti India dan Turki, tetapi ada tanda-tanda pemulihan di sana karena konsumen ingin melindungi diri dari faktor lain seperti inflasi lokal yang masih tetap tinggi," kata seorang trader.
Di tempat lain, perak spot turun 0,2% menjadi USD29,39 per ons.
Platinum melesat 1,6% menjadi USD993,36 per ons dan paladium melambung lebih dari 4% menjadi USD1.010,50 dengan fokus pada prospek penjualan mobil hibrida yang membaik dibandingkan pertumbuhan pasar kendaraan listrik bebas paladium yang melambat. (ef)

Sumber : Admin