Pasar Ekspektasikan Inflasi PCE AS Mei Sedikit Turun, Rupiah Menguat di Perdagangan Pamungkas Juni
Friday, June 28, 2024       15:36 WIB

Ipotnews - Inflasi PCE Amerika Serikat bulan Mei 2024 yang dirilis nanti malam diprediksi sedikit melandai dibanding April, membuat kurs rupiah menguat terbatas terhadap dolar di akhir bulan Juni.
Mengutip data Bloomberg pada Jumat (28/6) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah ditutup di level Rp16.375 per dolar AS, menguat 31 poin atau 0,19% dibandingkan akhir perdagangan Kamis sore (27/6) di level Rp16.406 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS melemah pada Jumat. Penguatan disebabkan ekspektasi terhadap data indeks harga PCE utama, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
"Data tersebut akan dirilis nanti malam dan diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Mei, meskipun masih di atas target tahunan The Fed sebesar 2%," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Pada malam hari ini, inflasi PCE AS akan dirilis dan diperkirakan oleh konsensus akan melandai menjadi 2,6% year on year/yoy untuk periode Mei. Angka ini cenderung lebih rendah dibandingkan periode April yang tumbuh 2,7% yoy.
Jika hal tersebut benar terjadi atau bahkan inflasi PCE tumbuh tak sampai 2,6%, maka hal ini akan semakin memperbesar potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan berujung pada depresiasi DXY.
Menurut data FedWatch dari LSEG , para investor sebagian besar tetap pada pandangan mereka untuk sekitar dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, meskipun The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan.
"Pelemahan dolar juga sedikit terpengaruh oleh data terbaru yang menunjukkan adanya penurunan pada perekonomian AS, khususnya pasar tenaga kerja. Namun ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed dalam menurunkan suku bunga membuat pelemahan dolar AS agak tertahan" jelas Ibrahim.
Di dalam negeri, Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja bantuan sosial (bansos) hingga Mei 2024 senilai Rp70,5 triliun. Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7% secara tahunan (yoy), dibandingkan tahun lalu sebesar Rp62,5 triliun. Ini menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar karena membantu daya beli masyarakat, sehingga ikut mendorong penguatan rupiah di akhir pekan.
"Kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus," tambah Ibrahim.
Adapun pemanfaatan belanja bansos ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp37,4 triliun. Diantaranya digunakan untuk penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM.
Selain itu, di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp19,3 triliun. Utamanya untuk membantu keluarga dan individu yang tidak mampu sebanyak 96,8 juta peserta dari BPJS Kesehatan.
Kemudian, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebesar Rp11,9 triliun. Bansos ini untuk bantuan Program Indonesia PIntar (PIP) kepada 8,8 juta siswa, dan KIP Kuliah bagi 766,7 ribu mahasiswa.
Sementara, untuk Kementerian Agama sebesar Rp1,6 triliun dalam bentuk PIP dan KIP. Bagi sekolah berbasis agama sebanyak 1,5 juta untuk siswa PIP dan 47.000 mahasiswa untuk KIP Kuliah. Sedangkan bantuan bantuan sosial akibat daerah atau masyarakat yang mengalami bencana alam itu ada Rp100 miliar yang sudah dicairkan.(Adhitya)

Sumber : admin