Pasar Khawatirkan Permintaan dan Perlambatan Ekonomi AS, Minyak Tertekan
Thursday, July 04, 2024       14:36 WIB

Ipotnews - Harga minyak melorot, Kamis, dengan investor menjadi berhati-hati terhadap ekspektasi permintaan yang lebih rendah ketika data ketenagakerjaan dan bisnis Amerika lebih lemah dari perkiraan, menandakan perekonomian konsumen minyak utama dunia itu mungkin sedang melambat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 67 sen, atau 0,77%, menjadi USD86,67 per barel, pada pukul 14.19 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Kamis (4/7).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 71 sen, atau 0,85%, menjadi USD83,17 per barel, dengan aktivitas menipis di tengah liburan Hari Kemerdekaan AS.
"Geopolitik dan cuaca tetap menjadi risiko yang bullish, namun kekuatan pasar fisik yang mendasarinya tampaknya akan melemah," kata analis Citi.
Pengiriman minyak mentah Amerika menuju Eropa merosot ke level terendah dalam dua tahun pada Juni karena buyer dari Eropa membeli minyak regional dan Afrika Barat yang lebih murah, meski peningkatan volume pada Juli dan Agustus masih mungkin terjadi.
Kejatuhan harga minyak juga sebagian disebabkan oleh para trader yang mengambil keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini, kata analis.
Minyak berjangka di kedua sisi Atlantik berada di jalur kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
"Pelemahan intraday yang terlihat pada harga minyak di sesi Asia hari ini tampaknya merupakan bentuk aksi ambil untung karena WTI berhasil bertahan di atas USD81,90 sebagai support minor utama," kata analis OANDA, Kelvin Wong.
Hal yang lebih menggarisbawahi ekspektasi permintaan yang lebih rendah adalah data dari Amerika Serikat, menunjukkan lonjakan permohonan tunjangan pengangguran untuk kali pertama, pekan lalu, sementara jumlah orang yang menganggur meningkat lebih jauh ke level tertinggi dalam dua setengah tahun menjelang akhir Juni.
Laporan ADP Employment menunjukkan jumlah payrolls swasta meningkat 150.000 pekerjaan pada Juni, di bawah konsensus yang memperkirakan kenaikan 160.000, dan setelah bertambah 157.000 pada Mei.
Selain itu, indeks Non-Manufaktur ISM, yang mengukur aktivitas sektor jasa Amerika, tersungkur ke level terendah dalam empat tahun di 48,8 pada Juni, jauh di bawah konsensus 52,5.
Namun, data ekonomi yang lebih lemah dapat menambah argumen Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga, ungkap analis, sebuah langkah yang akan mendukung pasar minyak karena penurunan suku bunga dapat meningkatkan permintaan.
Data AS yang lebih lemah mendorong pasar untuk meningkatkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada September menjadi 74%, dari 65%, dan memperkirakan pelonggaran 47 basis poin untuk tahun ini.
"Lingkungan suku bunga yang lebih rendah di AS mungkin membatasi penguatan dolar setidaknya dalam jangka pendek yang mendukung bias bullish bagi WTI saat ini," ujar Wong.
Stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika turun lebih dari ekspektasi, minggu lalu, tutur Badan Informasi Energi (EIA), Rabu. (ef)

Sumber : Admin