Pemerintah Harus Waspadai Peluang Kenaikan Harga BBM dan Pelemahan Rupiah Pada Inflasi RI
Monday, July 01, 2024       14:14 WIB

Ipotnews - Pemerintah Indonesia diingatkan waspada terhadap peluang kenaikan harga BBM maupun pelemahan kurs rupiah terhadap inflasi nasional.
Economist, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (), Hosianna Evalia Situmorang mengatakan untuk sementara ini, inflasi nasional masih terkendali seiring terjaganya harga minyak dunia dan suplainya terkontrol. "Meski bahan pangan terkena imported inflasi," kata Hosianna saat dihubungi oleh Ipotnews, Senin (1/7).
Kalaupun pemerintah harus impor pangan, dampak dari inflasi bahan pangan pokok tidak sebesar kenaikan BBM. "Namun apabila terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi, bisa menaikkan inflasi secara signifikan hingga melebihi target 2,5% - 3,0%," ujar Hosianna.
Hosianna membantah melandainya inflasi Indonesia pada Juni menunjukkan pelemahan data beli masyarakat. Ia melihat capaian ini masih positif, karena masih dalam kisaran target Bank Indonesia untuk tahun ini.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 2,51% secara tahunan (yoy) pada Juni 2024. Sementara, secara bulanan (mtm) terjadi deflasi 0,08%.
"Secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,51% dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 1,07%," ucap Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (1/7).
Ia mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan dari 103,68 menjadi 106,28. Sedangkan IHK secara bulanan (month to month/mtm) turun dari 106,37 menjadi 106,28.
Imam menjelaskan deflasi Juni 2024 ini lebih dalam dibandingkan Mei 2024 dan merupakan deflasi kedua pada 2024. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,49% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,14%.(Adhitya)

Sumber : admin