Penyerapan Tenaga Kerja AS Melambat, Rupiah Berpotensi Menguat
Monday, July 08, 2024       09:24 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi menguat terhadap dolar di awal pekan ini, setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat terbaru yang dirilis pada Jumat malam lalu menujukkan perlambatan.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (8/7) pukul 09.12 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.280 per dolar AS, melemah 3 poin atau 0,02% dibandingkan akhir perdagangan Jumat sore (5/7) di level Rp16.277 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS di hari Senin ini. "Penyebabnya karena pelaku pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga acuan membesar setelah data tingkat pengangguran AS terus naik di akhir pekan kemarin," kata Ariston dalam keterangan tertulis pagi ini.
Selain itu, data PMI sektor jasa AS ternyata di luar dugaan masuk ke area kontraksi. "Ini membuat indeks dolar AS terlihat menurun ke bawah area 105, pagi ini di sekitar 104,92" ujar Ariston.
Data menunjukkan non-farm payrolls AS tumbuh sebesar 206.000 pekerjaan pada Juni 2024, sedikit lebih tinggi dari 190.000 pekerjaan baru yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Sementara itu, perkiraan pertumbuhan lapangan kerja pada Mei direvisi turun menjadi 218.000 lapangan kerja baru dari 272.000 lapangan kerja.
Sementara pertumbuhan lapangan kerja pada April direvisi turun menjadi 108.000 lapangan kerja baru dari sebelumnya 165.000 lapangan kerja. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,1%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 4,0%.
Berdasarkan data tersebut, suku bunga berjangka AS mencerminkan berlanjutnya kepercayaan pasar terhadap penurunan suku bunga pada September.
Tapi di sisi lain, sikap pelaku pasar ini masih tergantung oleh dinamika data AS yang akan dirilis ke depannya. Seperti pekan ini yang akan menghadirkan dengar pendapat antara Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dengan Kongres tentang kebijakan moneter.
Pelaku pasar juga sedang menanti data inflasi konsumen AS bulan Juni 2024 yang akan keluar minggu ini. "Pernyataan atau data yang mendukung penurunan inflasi bisa terus menekan dolar AS dan sebaliknya," jelas Ariston.
Ariston memprediksi peluang penguatan hari ini ke area Rp16.220 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.320 per dolar AS.(Adhitya)

Sumber : admin