Ipotnews - Harga tembaga London melorot, Kamis siang, terpukul lemahnya permintaan akibat kenaikan harga, dengan data ekonomi yang buruk juga membebani sentimen.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,4% menjadi USD9.831,50 per metrik ton, setelah melambung 2% di sesi sebelumnya, kenaikan harian terbesar sejak 6 Juni, demikian laporan  Reuters,  di Hanoi, Kamis (4/7).
Sementara itu, kontrak tembaga Agustus yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange ( SHFE ) melonjak 1% menjadi 79.890 yuan (USD10.986,73) per ton.
"Tembaga memiliki kenaikan terbatas karena persediaan di bursa menumpuk dan permintaan tetap sensitif terhadap harga," kata Sandeep Daga, Direktur Metal Intelligence Centre.
"Tren penurunan PMI sektor manufaktur dan jasa mengisyaratkan perlambatan di dua perekonomian terbesar dunia," papar Daga menambahkan.
Persediaan tembaga LME melesat jadi 186.450 ton, tertinggi sejak Oktober 2023. Stok di gudang SHFE sedikit berkurang dalam beberapa minggu terakhir, namun masih relatif tinggi.
Pasar tenaga kerja Amerika secara bertahap melambat dan sektor manufaktur mengalami kontraksi, sementara ekspansi aktivitas manufaktur China secara umum menurun pada Juni.
Analis Citi mengatakan tembaga LME bisa menguji USD10.000 per ton dalam beberapa minggu ke depan, mengutip harapan pelonggaran kebijakan China pada Juli dan pemotongan suku bunga the Fed pada September.
Logam dasar lainnya di kompleks LME juga berguguran. Aluminium turun 0,3% menjadi USD2.541,50 per ton, nikel berkurang 0,1% menjadi USD17.300, seng (zinc) melemah 0,4% menjadi USD2.978,50, timbal (lead) menyusut 0,5% jadi USD2.210,50 dan timah melorot 0,9% menjadi USD33.070.
Di bursa berjangka Shanghai, aluminium turun 0,1% menjadi 20.420 yuan per ton, nikel naik 0,1% menjadi 137.360 yuan, seng menguat 0,6% menjadi 24.645 yuan, timbal melemah 0,2% menjadi 19.520 yuan dan timah bertambah 0,1% menjadi 273.690 yuan. (ef)

Sumber : Admin