Ada Program Swasembada Energi, Prospek Emiten EBT Menjanjikan
Friday, November 22, 2024       13:50 WIB

Ipotnews - Prospek bisnis emiten energi baru terbarukan (EBT) diprediksi tetap menjanjikan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Mengutip data aplikasi IPOT , pergerakan harga saham emiten yang menggarap bisnis EBT sejak akhir tahun lalu sampai Jumat (22/11) pukul 13.31 WIB, atau secara year to date (YtD) adalah sebagai berikut :
1. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (), harga sahamnya menguat dari 2.380 menjadi 3.650, naik 1.270 poin atau 53,4%.
2. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (), harga sahamnya melemah dari 1.170 menjadi 1.020, turun 150 poin atau 12,8%.
3. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (), harga sahamnya menguat dari 8.000 menjadi 37.125, naik 29.125 poin atau 364,1%.
4. PT Indika Energy Tbk (), harga sahamnya melemah dari 1.435 menjadi 1.420, turun 15 poin atau 1,0%.
5. PT TBS Energi Utama Tbk (), harga sahamnya menguat dari 304 menjadi 486, naik 182 poin atau 59,9%.
6. PT Kencana Energi Lestari Tbk (), harga sahamnya melemah dari 775 menjadi 620, turun 155 poin atau 20,0%.
7. PT Arkora Hydro Tbk (), harga sahamnya menguat dari 705 menjadi 960, naik 255 poin atau 36,2%.
Pengamat pasar modal, Lanjar Nafi mengatakan bahwa arah kebijakan energi Prabowo sebagian besar tidak berubah banyak dibandingkan Presiden Joko Widodo.
"Swasembada energi yang dicanangkan Prabowo berbasis EBT, ini sejalan dengan kebijakan transisi energi dari energi fosil menuju EBT yang sudah dimulai oleh Jokowi," kata Lanjar saat dihubungi Ipotnews hari ini.
Walaupun Donald Trump yang dikenal luas sebagai pendukung energi fosil memenangkan Pilpres AS 5 November lalu, kebijakan energi pemerintah RI tidak akan serta merta berubah mengikuti arah kebijakan energi Negeri Paman Sam ke depan.
"Saya melihat pernyataan Prabowo jelas bahwa dia akan terus mengedepankan energi hijau, tidak akan berbalik kembali ke energi fosil hanya karena kemenangan Trump," ujar Lanjar.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia menargetkan mampu menerapkan 100 persen energi terbarukan dan ramah lingkungan dalam kurun waktu 10 tahun mendatang, atau lebih cepat. Hal ini dikatakannya saat melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Hotel Hilton Rio de Janeiro Copacabana, Brasil, Minggu (17/11) waktu setempat.
Prabowo juga menyatakan akan menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga batu bara ( PLTU ) dalam kurun waktu 15 tahun mendatang. Hal itu disampaikannya saat berbicara pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa (19/11) waktu setempat.
(Adhitya)

Sumber : admin