BBTN Sanggupi Pembiayaan 150 Ribu Rumah Rendah Emisi Hingga 2029
Thursday, August 29, 2024       16:35 WIB

Ipotnews - Untuk mendukung komitmen pemerintah dalam mengakselerasi pasokan rumah layak huni, sehat dan ramah lingkungan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () berkomitmen membiayai 150 ribu rumah rendah emisi hingga tahun 2029.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar, termasuk dari penggunaan energi, konstruksi hingga perawatan dan pemeliharaan. Untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, lanjut Nixon, berinisiatif dan berkomitmen memacu ketersediaan rumah rendah emisi.
Dia menegaskan, upaya itu sebagai komitmen dalam menjawab tantangan perubahan iklim, serta mendorong ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan. "Tahun ini ada 1.000 rumah rendah emisi yang menggunakan minimal 10 persen material ramah lingkungan. Secara bertahap, akan ada 150 ribu rumah dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly di 2029," katanya, Jakarta, Kamis (29/8).
Pada pilot project tersebut, menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram sampah plastik. Proyek ini juga akan mengaplikasikan paving block yang mengandung 2 kilogram sampah plastik per 1 meter persegi.
Nixon memaparkan, dengan target bertahap hingga 2029 tersebut, maka akan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik. Selain itu, emisi karbon juga akan ditekan sebesar 2,42 ton CO2. Dampak positif tersebut, kata dia, setara dengan penanaman 110.000 pohon dan 323 hektar penyerapan emisi.
Selain menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan, juga menggerakkan para pengembang properti kategori rumah rendah emisi untuk memastikan beberapa standar pembangunan. Di antaranya, efisien dalam pemakaian energi, air, pengelolaan sampah hingga pengurangan polusi.
Untuk efisiensi energi, rumah ramah lingkungan tersebut akan diwajibkan memiliki banyak ventilasi, plafon tinggi hingga rasio jendela terhadap tembok mencapai 15-30 persen, penggunaan keran debit kecil, pengolahan sanitasi yang baik, memiliki bak sampah pilah. Pengembang juga diminta menanam satu tanaman penyerap emisi karbon per rumah.
Sejak 1976, BTN telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebanyak 5,2 juta unit, baik melalui pembiayaan subsidi, non-subsidi maupun pembiayaan perumahan syariah. Dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah sudah menyalurkan KPR sebanyak 1,9 juta unit atau setara Rp403,5 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Satgas Perumahan Presiden (Terpilih) Prabowo Subianto, yakni Hashim S Djojohadikusumo mengatakan bahwa pihaknya mendukung inisiatif BTN dalam mendorong pembangunan rumah rendah emisi. Gerakan tersebut dinilai sejalan dengan upaya pemerintahan baru untuk membangun satu juta rumah di perkotaan dan sebanyak dua juta rumah di perdesaan.
"Membangun rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau, karena permintaan akan komponen-komponen ramah lingkungan akan meningkat," kata Hashim pada acara peluncuran Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Mutiara Gading City hari ini.(Budi)

Sumber : admin

berita terbaru