Bursa Ekuitas Eropa Ditutup Mendatar Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Thursday, December 11, 2025       03:25 WIB
  • Bursa Eropa stagnan, investor menunggu keputusan suku bunga the Fed.
  • Sektor otomotif & industri melemah, sementara perbankan, komoditas, dan energi terbarukan menguat.
  • Pasar menanti sinyal kebijakan Powell, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan tahun depan.

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir mendatar pada perdagangan Rabu, dengan investor mengambil pendekatan hati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve serta mencermati deretan pengumuman korporasi.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik tipis 0,07% atau 0,40 poin menjadi 578,17, melanjutkan pola pergerakan dalam rentang sempit yang terjadi dalam beberapa sesi terakhir, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Rabu (10/12) atau Kamis (11/12) dini hari WIB.
Mayoritas indeks utama di kawasan bergerak di zona merah. Indeks DAX Jerman turun 0,13% atau 32,51 poin jadi 24.130,14, CAC Prancis melorot 0,37% atau 29,82 poin ke posisi 8.022,69, sedangkan FTSE 100 Inggris naik 0,14% atau 13,52 poin menjadi 9.655,53.
Fokus pasar tertuju pada keputusan suku bunga the Fed yang akan diumumkan pada hari yang sama. Bank sentral AS tersebut diperkirakan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin.
Namun, pernyataan Chairman Fed Jerome Powell dinilai akan menjadi kunci untuk melihat arah kebijakan moneter tahun depan, di tengah minimnya data ekonomi serta desakan pemerintah Amerika Serikat untuk menurunkan suku bunga.
"Ini mungkin akan menjadi pemangkasan suku bunga yang bernada hawkish, tetapi kami yakin siklus penurunan suku bunga belum selesai," kata Guy Stear, Kepala Riset Amundi.
Dia menambahkan, pihaknya memperkirakan the Fed akan melakukan jeda pada kuartal pertama, sebelum kembali memangkas suku bunga dua kali pada kuartal kedua, seiring dampak anggaran Amerika yang diprediksi menekan daya beli konsumen berpendapatan rendah.
Sektor otomotif memimpin pelemahan dengan penurunan 1,5%, diseret kejatuhan saham Ferrari sebesar 4,8%. Morgan Stanley memulai liputan dengan rekomendasi "equal weight", sementara Jefferies menurunkan target harga saham produsen mobil mewah tersebut.
Saham industri yang sebelumnya sempat menopang pasar menyusut 0,35%, tertekan sektor pertahanan. Indeks kedirgantaraan dan pertahanan Eropa melemah 0,8% setelah melambung lebih dari 2% pada dua sesi sebelumnya.
Saham Vinci tercatat anjlok 3,1% setelah BNP Paribas menurunkan rating perusahaan infrastruktur dan konsesi asal Prancis itu dari "outperform" menjadi "neutral". Analis memproyeksikan kinerja yang lesu pada 2026 untuk sektor transportasi dan infrastruktur Eropa. Indeks konstruksi dan material juga berkurang 0,8%.
Aegon menjadi saham dengan kinerja terburuk hari itu setelah merosot lebih dari 10%. Penurunan tajam tersebut terjadi usai perusahaan asuransi itu mengumumkan rencana memindahkan domisili hukum dan kantor pusat dari Belanda ke Amerika Serikat.
Di sisi lain, sejumlah saham komoditas bergerak positif. Saham minyak naik 0,2% dan penambang menguat 0,75%.
Sektor perbankan juga menopang pasar dengan kenaikan 0,7%, didorong melonjaknya saham HSBC 3,2% setelah BofA Securities menaikkan rekomendasi menjadi "buy", dengan alasan prospek pertumbuhan simpanan di Hong Kong serta bisnis manajemen kekayaan di Asia.
Saham Delivery Hero melesat 13,7% setelah perusahaan menyatakan sedang meninjau langkah alokasi modal serta mengevaluasi opsi strategis dalam surat kepada pemegang saham.
Sektor energi terbarukan melanjutkan reli sejak Selasa, dengan Nordex melejit 8%, Siemens Energy menguat 4,3%, dan Vestas Wind Systems meningkat 4,2%. Perusahaan Amerika, GE Vernova, sehari sebelumnya meningkatkan proyeksi pendapatan 2026 dan memperbesar program pembelian kembali saham.
Di Prancis, parlemen setempat menyetujui anggaran jaminan sosial 2026 dengan margin tipis, kemenangan yang membawa manfaat bagi pemerintah tetapi juga memunculkan tantangan politik dan fiskal.
"Keputusan ini tidak banyak menyelesaikan tantangan fiskal dan politik jangka panjang Prancis...anggaran negara secara keseluruhan masih belum final, dan margin kemenangan yang tipis menyoroti kerentanan pemerintah," ujar analis UBS Global Wealth Management.
Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengisyaratkan lembaga tersebut mungkin akan menaikkan proyeksi pertumbuhan pada pekan depan, didorong ketahanan ekonomi kawasan euro. (Reuters/CNBC/AI)

Sumber : Admin

berita terbaru
Wednesday, Dec 17, 2025 - 20:44 WIB
Probiotec Bawa PYFA Masuk Peta ESG Global
Wednesday, Dec 17, 2025 - 20:00 WIB
Saham Ini Paling Banyak Diserok Asing
Wednesday, Dec 17, 2025 - 19:20 WIB
Financial Statements 3Q 2025 of MBMA
Wednesday, Dec 17, 2025 - 19:02 WIB
BI Tetap Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Acuan
Wednesday, Dec 17, 2025 - 19:01 WIB
Kinerja Operasional TUGU Catat Tren Penguatan
Wednesday, Dec 17, 2025 - 18:33 WIB
Harga Premium Saham Emiten Hashim Djojohadikusumo