- Bursa Eropa turun: Indeks STOXX 600 melemah 0,43% ke 571,31, terseret kejatuhan saham HSBC (-5,4%) dan Ferrari (-rekor harian), serta ketidakpastian politik di Prancis.
- Sektor otomotif dan perbankan tertekan: Ferrari dan Michelin memimpin pelemahan; Lloyds turun 3,3% terkait potensi tambahan dana kompensasi pelanggan.
- Krisis politik Prancis & kebijakan ECB: Macron masih mencari perdana menteri baru, meningkatkan ketidakpastian; ECB menahan suku bunga sambil menunggu arah ekonomi zona euro.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa melemah, Kamis, setelah aksi jual besar-besaran pada saham HSBC dan Ferrari menyeret indeks utama dari posisi rekornya. Ketidakpastian politik yang terus memburuk di Prancis juga membuat investor berhati-hati.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,43% atau 2,48 poin menjadi 571,31, mundur dari rekor tertinggi yang dicapai pada sesi sebelumnya, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Kamis (9/10) atau Jumat (10/10) dini hari WIB.
Sementara, bursa regional utama berakhir variatif. Indeks DAX Jerman naik tipis 0,06% atau 14,12 poin menjadi 24.611,25, sedangkan FTSE 100 Inggris melemah 0,41% atau 39,47 poin ke posisi 9.509,40 dan CAC Prancis berkurang 0,23% atau 18,77 poin jadi 8.041,36.
Saham Ferrari anjlok hingga mencatat penurunan harian terbesar dalam sejarah, ditutup pada level terendah sejak April. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan menetapkan target keuangan jangka panjang yang mengecewakan investor, sehingga mengaburkan sorotan dari peluncuran mobil listrik perdananya.
Sektor otomotif mencatat kinerja harian terburuk sejak Maret, dengan Michelin ikut menambah tekanan setelah menyatakan volume penjualan kuartal ketiganya akan turun dibandingkan tahun lalu. Saham produsen ban asal Prancis itu merosot 3,8%.
Dari sektor perbankan, saham HSBC jatuh 5,4%, menjadi penekan terbesar bagi STOXX 600. Penurunan terjadi setelah bank asal Inggris itu mengumumkan rencana untuk membeli saham minoritas di anak usahanya, Hang Seng Bank, dengan nilai transaksi sekitar USD13,6 miliar.
"Ada kekhawatiran mengenai waktu dan bentuk kesepakatan tersebut," kata Ipek Ozkardeskaya, analis Swissquote Bank.
Sementara itu, Lloyds Banking Group melorot 3,3% setelah menyatakan kemungkinan harus menambah dana cadangan untuk menutupi kompensasi bagi pelanggan pembiayaan kendaraan bermotor yang tengah diselidiki.
Krisis Prancis
Investor juga menyoroti perkembangan politik di Prancis, di mana Presiden Emmanuel Macron masih mencari perdana menteri keenamnya dalam waktu kurang dari dua tahun, di tengah harapan agar pemimpin baru mampu menavigasi krisis anggaran dan kebuntuan legislatif.
Ketidakpastian meningkat setelah Sebastien Lecornu, perdana menteri kelima Prancis dalam dua tahun terakhir, mengundurkan diri awal pekan ini hanya beberapa jam setelah mengumumkan susunan kabinet.
Indeks saham unggulan Prancis menyusut, meski sempat menguat di awal sesi. Sejauh tahun ini, bursa Prancis tertinggal dibandingkan negara Eropa lainnya, dengan kenaikan sekitar 9,2%, sementara pasar saham di beberapa negara besar mencatat pertumbuhan dua digit.
Dari sisi kebijakan, risalah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada 10-11 September menunjukkan bahwa para pejabat menilai alat kebijakan moneter masih cukup kuat untuk mengantisipasi perubahan inflasi di zona euro, sehingga suku bunga ditahan sambil menunggu kondisi ekonomi lebih jelas.
ECB juga menegaskan pelonggaran tambahan hanya akan dilakukan jika syaratnya benar-benar mendesak, meski ketegangan dagang akibat tarif Amerika Serikat masih menjadi ancaman.
Di sisi korporasi lainnya, saham Gerresheimer, produsen kemasan dan peralatan medis asal Jerman, ambles 18,2% setelah memangkas proyeksi laba tahunannya.
Sebaliknya, EDP Renovaveis melonjak 1,4% setelah Jefferies menaikkan peringkat saham produsen energi angin asal Portugal itu dari "hold" menjadi "buy". (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin