- Bursa Eropa menguat, STOXX 600 naik 0,74% mendekati rekor, ditopang lonjakan sektor perbankan.
- Minat risiko pulih jelang agenda bank sentral dan rilis data AS, meski saham pertahanan tertekan isu geopolitik.
- Sentimen tetap positif didukung ekspektasi kebijakan moneter lebih longgar dan berita korporasi.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir di area positif, Senin, didorong kenaikan yang meluas di hampir seluruh sektor dengan perbankan menjadi penopang utama. Kenaikan ini membuka pekan yang sarat agenda keputusan bank sentral dan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang sempat tertunda, sekaligus menandai kembalinya minat investor ke aset berisiko setelah penutupan pasar minggu lalu cenderung lesu.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,74% atau 4,30 poin menjadi 582,97, hanya berjarak sekitar 0,6% dari rekor tertingginya, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Senin (15/12) atau Selasa (16/12) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga menghijau, termasuk pasar saham Spanyol yang melonjak 1,2% dan mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa. Sementara, Indeks DAX Jerman meningkat 0,18% atau 43,42 poin menjadi 24.229,91, FTSE 100 Inggris melesat 1,06% atau 102,28 poin ke 9.751,31 dan CAC Prancis menguat 0,70% atau 56,26 poin jadi 8.124,88.
Akhir pekan lalu, STOXX 600 sempat tergelincir ke wilayah negatif secara mingguan, seiring pelemahan Wall Street yang dipicu peringatan margin laba dari produsen chip AS, Broadcom. Pernyataan tersebut kembali memunculkan kekhawatiran pasar mengenai potensi gelembung pada saham-saham kecerdasan buatan (AI).
Namun, pada Senin pasar membukukan pemulihan yang lebih luas. Sebanyak 19 dari 20 sektor utama STOXX 600 ditutup di zona hijau. Sektor perbankan memimpin penguatan dengan lonjakan 1,8%, membawa indeks sektor tersebut ke level tertinggi sejak Mei 2008. Saham asuransi turut melejit 1,2%, sementara sektor perjalanan naik 1,3%, yang semakin mendorong kinerja indeks utama.
Direktur Riset XTB, Kathleen Brooks, menyatakan sentimen risiko mulai stabil setelah aksi jual pekan lalu, seiring perhatian pelaku pasar beralih ke faktor-faktor makroekonomi yang akan mendominasi agenda minggu ini.
Satu-satunya sektor yang tertinggal adalah otomotif, yang turun tipis 0,14% setelah dua hari berturut-turut mencatatkan kenaikan. Penurunan tersebut relatif terbatas oleh ekspektasi keringanan bagi produsen mobil regional, menyusul rencana Brussels untuk membalikkan kebijakan larangan efektif Uni Eropa terhadap penjualan mobil bermesin pembakaran internal baru mulai 2035.
Dari sisi geopolitik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali melanjutkan pembicaraan di Berlin dengan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam kerangka kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun, negosiator AS dilaporkan meminta Ukraina menarik pasukannya dari wilayah Donetsk bagian timur.
Perkembangan ini menekan saham-saham perusahaan pertahanan besar, dengan Rheinmetall dan Hensoldt masing-masing merosot 2,6% dan 1,2%. Sebaliknya, saham Ferrexpo, perusahaan tambang yang memiliki eksposur signifikan terhadap Ukraina, melambung 7,1%.
Secara keseluruhan, STOXX 600 mencatatkan kinerja positif sepanjang Desember sejauh ini, didukung optimisme terhadap potensi pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat serta kemajuan pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina.
Kepala Strategi Ekuitas Eropa Societe Generale, Roland Kaloyan, menilai pasar tengah mengantisipasi pertumbuhan laba dan kebijakan moneter yang lebih longgar, sehingga banyak investor memandang kondisi saat ini sebagai lingkungan yang kondusif bagi indeks saham Eropa.
Dari sisi makro, keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan pada Kamis, dengan pelaku pasar secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga.
Sentimen pasar sempat berubah pekan lalu setelah komentar bernada hawkish dari pembuat kebijakan ECB Isabel Schnabel, yang menyebutkan kenaikan suku bunga bisa menjadi langkah berikutnya, meski tidak dalam waktu dekat.
Selain ECB, sejumlah bank sentral lain juga akan menjadi sorotan pekan ini, termasuk Riksbank Swedia, Bank of England di Inggris, dan Norges Bank di Norwegia.
Sementara itu, rilis data ketenagakerjaan dan inflasi Amerika Serikat yang tertunda berpotensi memengaruhi arah pasar global menjelang 2026.
Di level saham individual, Argenx anjlok 4,4% setelah perusahaan biofarmasi asal Belanda itu menghentikan uji klinis fase 3 untuk pengobatan penyakit mata akibat gangguan tiroid.
Saham perusahaan farmasi Prancis Sanofi melorot 3,9% di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika akan menunda keputusan terkait obat multiple sclerosis miliknya, tolebrutinib.
Sebaliknya, saham Schneider Electric menguat 2,5% setelah sejumlah pialang menaikkan target harga untuk produsen peralatan listrik asal Prancis tersebut. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin