- Bursa Eropa turun dipicu data tenaga kerja yang lemah dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.
- Saham pertahanan dan energi memimpin penurunan, seiring meredanya risiko geopolitik dan pelemahan harga minyak.
- Sektor keuangan menguat, sementara pasar menanti keputusan bank sentral utama.
Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa melorot, Selasa, dipimpin kejatuhan saham pertahanan dan energi, setelah investor mencermati data ketenagakerjaan yang mengecewakan dari kawasan domestik maupun Amerika Serikat. Sentimen pasar turut tertekan oleh meningkatnya ketidakpastian arah ekonomi global dan kebijakan moneter ke depan.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,47% atau 2,74 poin menjadi 579,80, setelah pada sesi sebelumnya mencatat kenaikan harian terbesar dalam hampir tiga pekan, demikian laporan Reuters dan CNBC , di Bengaluru, Selasa (16/12) atau Rabu (17/12) dini hari WIB.
Mayoritas bursa regional utama juga berguguran. Indeks DAX Jerman, terkoreksi 0,63% atau 153,04 poin jadi 24.076,87, FTSE 100 Inggris berkurang 0,68% atau 66,52 poin ke posisi 9.684,79 dan CAC Prancis melemah 0,23% atau 18,72 poin menjadi 8.106,16.
Dari sisi data ekonomi, pertumbuhan sektor swasta Jerman melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada Desember, sebagaimana tercermin dalam survei Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global. Sementara itu, estimasi awal PMI Prancis menunjukkan aktivitas ekonomi nyaris berhenti tumbuh, menambah kekhawatiran terhadap prospek pemulihan ekonomi Eropa.
Tekanan juga datang dari Amerika Serikat. Laporan Departemen Tenaga Kerja memperlihatkan pertumbuhan lapangan kerja sepanjang November pulih lebih kuat dari perkiraan, namun tingkat pengangguran berada di 4,6%, mendekati level tertinggi dalam empat tahun. Kondisi ini memicu kehati-hatian investor global dalam menyikapi kekuatan pasar tenaga kerja Amerika.
Michael Field, analis Morningstar, menilai investor tengah berupaya memilah berbagai data ekonomi AS yang dirilis di tengah ketidakpastian akibat penutupan sebagian pemerintahan Amerika. "Berita utama seperti yang kita lihat hari ini tentang pengangguran yang mencapai level tertinggi empat tahun di Amerika tentu saja cukup untuk menimbulkan kekhawatiran di pasar."
Saham sektor pertahanan mencatatkan tekanan paling besar setelah Amerika Serikat menawarkan jaminan keamanan bergaya NATO bagi Kyiv dan negosiator Eropa melaporkan adanya kemajuan dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Saham Rheinmetall anjlok 4,6%, Hensoldt merosot 3,7%, dan Leonardo menyusut 4%. Indeks sektor pertahanan secara keseluruhan terkoreksi 1,8%, menjadi penurunan harian terdalam dalam lebih dari dua pekan.
"Sektor pertahanan memang menjadi bintang yang bersinar tahun ini...namun kita mungkin melihat reli tersebut melambat hingga tahun depan karena sebagian besar ekspektasi terkait anggaran baru dan belanja militer telah diperhitungkan," kata analis Swissquote, Ipek Ozkardeskaya.
Sejalan dengan pelemahan harga minyak dunia, saham sektor energi melorot 1,9%. Di sisi lain, saham maskapai penerbangan justru menguat, dengan easyJet melesat 3,2% dan Lufthansa melonjak 1,3%.
Sektor jasa keuangan menjadi penopang pasar, menguat 1,2%. Saham UBS melejit 3,8% setelah BofA Global Research menaikkan rekomendasi sahamnya menjadi "buy" dari sebelumnya "neutral".
Di London, saham IG Group melambung 8,5% setelah perusahaan tersebut menyatakan optimistis dapat mencatat pertumbuhan pendapatan di kisaran tengah dari proyeksi yang telah ditetapkan untuk tahun depan.
Sementara itu, saham teknologi membebani pergerakan indeks, dengan kekhawatiran valuasi yang masih membayangi. Saham ASML turun 2,4% dan SAP melemah 1,4%.
Perhatian investor pekan ini juga tertuju pada sejumlah keputusan bank sentral utama, termasuk Bank Sentral Eropa (ECB), Riksbank Swedia, Bank of England, dan Norges Bank Norwegia.
Meski pelaku pasar secara umum memperkirakan ECB akan mempertahankan suku bunga saat ini, pertanyaan mengenai potensi kenaikan suku bunga pada 2026 tetap mencuat, terutama setelah komentar bernada hawkish dari pembuat kebijakan ECB, Isabel Schnabel, pekan lalu.
Di luar itu, saham Barry Callebaut melonjak 5,8% dan menjadi penguat terbesar di STOXX 600, setelah laporan Reuters menyebutkan perusahaan tersebut tengah berada pada tahap awal untuk mengeksplorasi pemisahan unit kakao globalnya. (Reuters/CNBC/AI)
Sumber : Admin