Dolar AS Menguat Setelah Gedung Putih Tegaskan Ancaman Tarif Trump
Saturday, February 01, 2025       06:44 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama pada hari Jumat (31/1) akhir pekan ini. Sementara dolar Kanada melemah dan peso Meksiko menguat setelah Gedung Putih menegaskan kembali bahwa Presiden Donald Trump akan mengenakan tarif pada hari Sabtu.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Trump akan mengumumkan tarif impor untuk Kanada dan Meksiko pada hari Sabtu, tetapi akan menunda penerapannya hingga 1 Maret dengan pengecualian terbatas untuk beberapa barang impor. Namun, juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, membantah laporan tersebut, menyebutnya tidak benar, serta menegaskan bahwa tarif akan diumumkan pada hari Sabtu dan berlaku segera.
Pada hari yang sama, data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,3% bulan lalu, kenaikan terbesar sejak April tahun lalu. Peningkatan ini, yang didorong oleh lonjakan belanja konsumen, mengindikasikan bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan segera melanjutkan pemotongan suku bunga.
"Pergerakan dolar yang kuat saat ini terutama dipicu oleh tarif dan kebijakan pemerintahan. Salah satu tantangan terbesar adalah bahwa dolar yang lebih kuat telah menjadi salah satu posisi dominan dalam perdagangan global," ujar Marvin Loh, ahli strategi pasar global senior di State Street, Boston.
Ia menambahkan bahwa perdagangan dolar saat ini mengalami overposisi dan memerlukan katalis baru untuk terus bergerak naik. "Ancaman atau penerapan tarif selama akhir pekan menjadi faktor utama yang mendorong pergerakan saat ini," katanya.
Dolar AS menguat 0,12% terhadap dolar Kanada, bangkit kembali setelah sedikit melemah pasca laporan Reuters. Mata uang ini masih diperdagangkan mendekati level tertinggi lima tahun di C$1,451 dan mencatat kenaikan mingguan hampir 1,1%.
Sementara itu, peso Meksiko naik 0,17% menjadi 20,728 per dolar, meskipun mencatat kinerja mingguan terburuknya sejak Oktober. Yen Jepang juga mengalami pelemahan terhadap dolar, dengan mata uang AS menguat 0,54% menjadi 155,13 yen, menandai kenaikan tiga minggu berturut-turut. Dolar juga menguat 0,1% terhadap franc Swiss menjadi 0,9016, serta mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,5% setelah sebelumnya mengalami dua minggu berturut-turut penurunan.
Di sisi lain, euro melemah 0,3% menjadi $1,0367, mencatat penurunan mingguan sebesar 1%, yang merupakan kerugian terbesar sejak 30 Desember. Namun, secara bulanan, euro masih mencatat kenaikan sebesar 0,23%, yang merupakan kenaikan terbesar sejak September tahun lalu.
Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menegaskan bahwa bank sentral harus mempertahankan kebijakan moneter yang longgar untuk memastikan inflasi inti terus meningkat menuju target 2%. Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa inflasi inti di Tokyo mencapai 2,5%, laju tahunan tercepat dalam hampir satu tahun.
Di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga pada hari Kamis, dengan kebijakan moneter yang tetap terbuka untuk kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada bulan Maret. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang lemah dibandingkan tekanan inflasi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Federal Reserve mempertahankan suku bunga minggu ini. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa tidak ada urgensi untuk segera memangkas suku bunga lagi, meskipun mengindikasikan masih adanya ruang untuk pelonggaran lebih lanjut karena suku bunga saat ini masih berada di atas level netral.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama termasuk yen dan euro, naik 0,31% menjadi 108,42. Indeks ini juga mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,93%, mengakhiri dua minggu berturut-turut penurunan sebelumnya.
"Kami memperkirakan volatilitas akan meningkat seputar rilis data PCE AS dan faktor lainnya, tetapi sejauh ini tidak ada yang terlalu mengejutkan," ujar John Velis, ahli strategi valas dan makro di BNY, New York. "Melihat perkembangan terakhir dari Gedung Putih, para pedagang cenderung berhati-hati menjelang akhir pekan, terutama karena besok adalah tanggal 1 Februari," tambahnya.
(reuters)

Sumber : admin