Ipotnews - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) mengalami kejatuhan sebesar 8% sepanjang Kuartal I 2025.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu Senin (30/12/2024) hingga Kamis (27/3/2025), IHSG bergerak melemah dari 7.079 menjadi 6.472, turun 569 poin atau 8,0% secara year to date (YtD).
Praktisi pasar modal dan dosen Magister Ekonomi Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, Hans Kwee mengatakan bahwa IHSG memang dalam tekanan yang berat sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. "Penyebab utama adalah kebijakan perang dagang Amerika Serikat yang langsung diterapkan setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden," kata Hans saat dihubungi Ipotnews, Rabu (2/4).
Hans mengatakan Trump kerap berubah - ubah dan bersikap tarik ulur dalam penerapan kebijakan tarif impor ke banyak negara sekaligus. Ini mengakibatkan kebingungan dan ketidakpastian yang sangat tinggi di kalangan pelaku pasar.
"Makanya IHSG mengalami kejatuhan akibat tekanan jual dari investor asing yang cukup besar," ujar Hans.
Di sisi lain, kebijakan perang dagang Donald Trump dikhawatirkan akan berimbas negatif kepada perekonomian AS sendiri. Ada resiko kenaikan inflasi bisa terjadi di AS.
Situasi ini membuat bank sentral Federal Reserve kesulitan untuk memperkirakan kapan pemangkasan suku bunga acuan bisa segera dilakukan. Apabila perekonomian AS terus melambat, bukan tidak mungkin resiko resesi bisa melanda Negeri Paman Sam.
"Kegelisahan pelaku pasar terhadap faktor kedua ini juga berimbas negatif kepada IHSG kita," pungkas Hans.
(Adhitya)

Sumber : admin