Ketakutan Inflasi Kembali Hantui Pasar, Bursa Wall Street Terjungkal
Wednesday, January 08, 2025       05:22 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melorot, Selasa, setelah serangkaian data ekonomi yang optimistis meningkatkan kekhawatiran bahwa rebound inflasi dapat memperlambat laju pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 178,20 poin, atau 0,42%, menjadi 42.528,36, S&P 500 merosor 66,35 poin, atau 1,11%, menjadi 5.909,03 dan Nasdaq Composite Index anjlok 375,30 poin, atau 1,89%, menjadi 19.489,68, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (7/1) atau Rabu (8/1) pagi WIB.
Saham kehilangan keuntungan awal setelah laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan lowongan pekerjaan meningkat secara tak terduga sepanjang November, sementara laporan terpisah mengatakan aktivitas sektor jasa berakselerasi pada Desember dengan ukuran yang melacak harga input melonjak ke level tertinggi hampir dua tahun.
"Pasar mulai menyadari bahwa mereka mengira kita berada di eighth inning dari pertarungan inflasi, tetapi sekarang inflasi akan terus meningkat untuk waktu yang lebih lama," kata Joe Mazzola, Head of Trading and Derivatives Strategist Charles Schwab.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun mencapai 4,699% setelah data menunjukkan ekonomi yang kuat, tertinggi sejak 26 April.
"Kedua hal tersebut berpotensi berdampak pada inflasi dan, sebagai hasilnya, imbal hasil meningkat," kata Mike Dickson, Kepala Riset Horizon Investments, mengacu pada data ekonomi tersebut. "Itu jelas membebani saham."
Tanda-tanda ketahanan ekonomi yang berkelanjutan mendorong kembali ekspektasi kapan bank sentral dapat memberikan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini. Kini, trader melihat pemotongan berikutnya lebih mungkin terjadi pada Juni dan the Fed tetap menahan suku bunga selama sisa 2025, menurut FedWatch Tool CME Group.
Kekhawatiran atas dampak kemungkinan tarif oleh pemerintahan Trump yang akan datang terhadap harga konsumen juga ada di benak investor.
"Perpaduan antara pertumbuhan yang solid dan gelombang baru tekanan inflasi dari tarif berarti the Fed kemungkinan akan beralih dari pemotongan suku bunga di setiap keputusan...menjadi jeda di antara pemangkasan suku bunga pada 2025," ujar Bill Adams, Kepala Ekonom Comerica Bank.
Imbal hasil yang lebih tinggi mendorong saham sektor teknologi menyusut 2,39%. Saham Nvidia, pelopor AI, ambles 6,22%.
Sebagian besar dari 11 sektor S&P 500 tersungkur, kecuali saham healthcare dan energi.
Fokus utama minggu ini adalah data penggajian nonpertanian, bersama dengan risalah dari rapat Desember the Fed.
Pada sesi sebelumnya, S&P 500 dan Nasdaq ditutup di bawah level tertinggi satu pekan karena ketidakpastian setelah Presiden terpilih Donald Trump membantah laporan bahwa timnya sedang menjajaki kebijakan tarif yang kurang agresif.
Saham Tesla kehilangan 4% setelah BofA Global Research menurunkan ratingnya menjadi "netral" dari "beli."
Micron Technology melejit 2,67% setelah bos Nvidia, Jensen Huang, mengatakan chipmaker tersebut menyediakan memori untuk keluarga chip gaming GeForce RTX 50 Blackwell yang menjadi penentu arah AI.
Citigroup melesat 1,29%, didorong bullish coverage dari Truist Securities, sementara Bank of America melonjak 1,5% setelah rating positif dari setidaknya tiga pialang. Beberapa bank besar diperkirakan melaporkan kinerja kuartalan pekan depan.
Jumlah saham yang turun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 2,14:1 di NYSE dan Nasdaq.
S&P 500 membukukan 9 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan 16 terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 60 tertinggi baru dan 58 terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 20,45 miliar saham, dibandingkan rata-rata 12,52 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Pasar akan ditutup pada sesi Kamis (9/1) untuk memperingati hari berkabung nasional guna mengenang kematian mantan Presiden Jimmy Carter. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-3M (1,90%)
-J&J (1,79%)
-Chevron (1,58%)
Saham berkinerja terburuk
-Nvidia (-6,21%)
-Amazon.com (-2,42%)
-Verizon (-1,74%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Moderna (11,65%)
-HCA (3,80%)
-First Solar (3,38%)
Saham berkinerja terburuk
-Palantir (-7,81%)
-Nvidia (-6,21%)
-Super Micro Computer (-5,68%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-DatChat (355,61%)
-Hoth Therapeutics (178,18%)
-DarioHealth (84,96%)
Saham berkinerja terburuk
-DIH Holding US (-38,70%)
- CISO Global (-37,04%)
-ACELYRIN (-36,96%)

Sumber : Admin