Pembagian Dividen Rp37 Triliun Diprediksi Belum Bisa Mendongkrak Tinggi Harga Saham BBCA
Wednesday, March 12, 2025       14:28 WIB

Ipotnews - Keputusan rapat umum pemegang saham PT Bank Central Asia Tbk () yang menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp37 triliun untuk tahun buku 2024, diprediksi belum bisa mendongkrak kinerja perdagangan saham perseroan ke depan.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu Senin (30/12/2024) hingga Rabu (12/3/2025) pukul 14.01 WIB, harga saham sedang melemah dari 9.675 menjadi 9.100, turun 575 poin atau 5,9% secara year to date (YtD).Tapi dalam seminggu terakhir, harga saham menguat dari 8.850 menjadi 9.100, naik 250 poin atau 2,8%.
Co Founder Pasardana dan praktisi pasar modal, Hans Kwee mengatakan bahwa pembagian dividen seharusnya bisa menjadi kabar baik bagi para pemegang saham maupun investor saham secara umum. "Masalahnya tekanan negatif eksternal semakin besar karena pasar bertambah khawatir dengan kemungkinan resesi ekonomi Amerika Serikat akibat tindakan Presiden Donald Trump," kata Hans saat dihubungi Ipotnews hari ini.
Ketegangan AS dengan Kanada meningkat lagi setelah Trump mengamuk karena Kanada membalas dengan kenaikan tarif impor listrik dari Provinsi Ontario, Kanada kepada tiga negara bagian AS. Trump balik mengancam akan menaikkan tarif impor pada Kanada menjadi 50%, namun belakangan kedua pihak membatalkan kenaikan tersebut.
"Pelaku pasar semakin khawatir aneka kebijakan tarif Trump justru mendorong perekonomian AS masuk jurang resesi. Ini menjadi sentimen negatif yang bisa mempengaruhi IHSG , dan tentunya termasuk pada saham ," ujar Hans.
Keputusan ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini. Jumlah dividen ini setara dengan 67,4 persen dari total laba bersih BCA di 2024 sebesar Rp54,8 triliun.
Dividen final yang dibagikan adalah sebesar Rp300 per saham. Namun dengan memperhitungkan dividen interim sebesar Rp50 per saham yang telah dibayarkan pada 11 Desember 2024, maka sisa dividen final yang akan dibayarkan sebesar Rp250 per saham. Dengan harga penutupan saham pada Selasa (11/3/2025) di level Rp8.925 per saham, dividend yield yang dihasilkan adalah sebesar 2,8%.
Sepanjang 2024, mencatatkan kinerja yang solid. Tercatat laba bersih secara konsolidasi tumbuh 12,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp54,8 triliun. (Adhitya)

Sumber : admin