The Fed Gamang Soal Suku Bunga, Gerak Rupiah di Rabu (10/7) Siang Landai
Wednesday, July 10, 2024       12:24 WIB

Ipotnews - Pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell semalam yang tidak terlalu tegas dalam mengungkapkan waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga acuan, membuat kurs rupiah berada dalam posisi flat terhadap dolar pada perdagangan siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (10/7) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.251 per dolar AS, posisi tersebut flat alias sama persis jika dibandingkan akhir perdagangan Selasa sore (9/7) kemarin.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christopher Rusli rupiah bergerak tidak signifikan setelah kesaksian di depan Senat Amerika Serikat semalam. "Powell mengatakan inflasi AS masih di atas target 2% The Fed, meski membaik," kata Christopher dalam keterangan tertulis hari ini.
Ketua Fed Powell mengatakan the Fed masih menunggu data yang lebih baik untuk mendukung penurunan suku bunga yang diantisipasikan pada bulan September. Powell juga khawatir risiko suku bunga tinggi bagi pasar tenaga kerja dan ekonomi.
"Laporan Juni menunjukkan 206.000 pekerjaan bertambah, tetapi pengangguran naik 4,1%," ujar Christopher.
Pelaku pasar sendiri memperkirakan 77% kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga pada September. Ditambah lagi kemungkinan penurunan lagi pada Desember. "Ini akan menjadi sentiment positif terhadap pasar modal," tambah Christopher.
Sebagaimana diketahui, tadi malam Ketua the Fed Jerome Powell telah memberikan kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat di Washington DC, AS. Powell menyampaikan beberapa poin penting mengenai kebijakan moneter AS.
Dalam kesaksian tersebut, Powell membiarkan opsi The Fed terbuka mengenai kapan bank sentral akan memangkas suku bunga, yang menurut proyeksi pasar kemungkinan akan terjadi pada September 2024.
Kemudian, dia juga menegaskan kepada para senator bahwa the Fed tidak memperkirakan langkah selanjutnya akan berupa kenaikan suka bunga, dan menolak untuk memberikan kapan waktu untuk menurunkan suku bunga. "Saya tidak akan mengirimkan sinyal apa pun tentang waktu tindakan di masa mendatang," jelas Powell, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/7).
Menanggapi data inflasi terkini, menurutnya data tersebut telah menunjukkan kemajuan yang lebih jauh. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke 2%, syarat utama untuk pemotongan suku bunga.
Powell juga menyatakan bahwa pelemahan tak terduga di pasar tenaga kerja dapat mendorong pemotongan suku bunga. Meski ekonomi AS melambat dan pasar tenaga kerja mendingin, menurutnya tingkat pengangguran tetap rendah secara historis dan ekonomi AS tetap yang terkuat di dunia.
(Adhitya)

Sumber : admin