Wall Street Ceria, S&P 500 dan Nasdaq Catat Kuartal Terbaik dalam Setahun
Tuesday, July 01, 2025       04:41 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menghijau, Senin, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi, mencatat kuartal terbaik dalam lebih dari setahun karena harapan untuk kesepakatan perdagangan dan kemungkinan penurunan suku bunga meredakan ketidakpastian investor.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 275,50 poin, atau 0,63%, menjadi 44.094,77, S&P 500 meningkat 31,88 poin, atau 0,52%, menjadi 6.204,95 dan Nasdaq Composite Index bertambah 96,28 poin, atau 0,48%, menjadi 20.369,73, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (30/6) atau Selasa (1/7) pagi WIB.
S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri kuartal dengan keuntungan dua digit. S&P 500 melambung 10,57% selama periode tersebut, Nasdaq melejit 17,75%, dan Dow melonjak 4,98%. Indeks Russell 2000 Small Cap melesat 8,28% pada kuartal tersebut.
Namun, tiga indeks utama Wall Street membukukan kinerja semester pertama terlemah sejak 2022, karena ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan membuat investor waspada sepanjang tahun, dengan ketegangan memuncak setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif yang meluas pada 2 April.
Kesepakatan dagang dengan China dan Inggris memicu optimisme bahwa perang dagang global dapat diminimalkan, dengan harapan lebih banyak kesepakatan dapat dicapai sebelum batas waktu perdagangan Trump pada 9 Juli.
Akhir kuartal juga dipengaruhi oleh manajer yang mengubah portofolio mereka agar terlihat lebih menarik.
"Animal spirit tampaknya sedang mendominasi pasar saat ini," kata Roy Behren, co-President Westchester Capital. "Dalam beberapa hari terakhir kuartal, cukup umum terjadi penguatan karena adanya praktik  window dressing ," lanjutnya, merujuk pada strategi manajer investasi yang menata ulang portofolio mereka untuk mempercantik laporan kinerja.
Minggu, Kanada membatalkan pajak jasa digitalnya yang menargetkan perusahaan teknologi Amerika Serikat, hanya beberapa jam sebelum pajak tersebut mulai berlaku, dalam upaya untuk mendorong negosiasi perdagangan yang macet dengan negara tetangganya itu.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Senin, memperingatkan bahwa sejumlah negara masih dapat menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi pada 9 Juli, bahkan jika mereka bernegosiasi dengan iktikad baik, dan setiap perpanjangan potensial akan tergantung pada Trump.
Sementara itu, Partai Republik di Senat Amerika Serikat berupaya untuk meloloskan RUU pemangkasan pajak dan peningkatan belanja negara, yang diusulkan Trump. Upaya ini dilakukan meski terjadi perpecahan di internal partai terkait dampak fiskal dari RUU tersebut.
RUU itu diperkirakan menambah sekitar USD3,3 triliun terhadap utang nasional AS yang saat ini mencapai USD36,2 triliun. Meski demikian, Trump tetap mendorong agar RUU ini disahkan sebelum libur Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Langkah ini menuai kritik dari sejumlah anggota Partai Republik sendiri yang khawatir terhadap lonjakan utang dan dampak jangka panjang terhadap stabilitas fiskal negara.
Rilis data ekonomi pekan ini termasuk non-farm payrolls bulanan dan survei Institute for Supply Management tentang sektor manufaktur dan jasa untuk periode Juni.
Beberapa pejabat bank sentral AS termasuk Chairman Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara minggu ini.
Serangkaian data ekonomi yang lemah dan ekspektasi bahwa Trump akan mengganti Powell dengan seseorang yang bersikap dovish mendorong spekulasi pemotongan suku bunga dari Fed tahun ini.
Saham bank kakap Amerika menguat setelah sebagian besar lolos "stress test" tahunan Federal Reserve, yang membuka jalan bagi buyback saham dan dividen senilai miliaran dolar.
Sembilan dari 11 indeks S&P berakhir di area positif. Memimpin S&P 500 adalah Hewlett Packard Enterprise, melesat 11,1%, First Solar melonjak 8,8%, dan Juniper Networks melejit 8,45%.
"Reli saat ini didorong oleh beberapa saham unggulan yang mengangkat indeks, memberikan kesan optimisme di pasar meskipun defisit anggaran terus meningkat dan sejumlah isu kebijakan belum terselesaikan," ujar CEO Smead Capital Management, Cole Smead.
"Pasar saham tampaknya tidak peduli sama sekali, orang-orang berpikir pesta ini akan berlangsung selamanya," katanya. "Saya pikir permainan ini sudah berakhir. Ini hanya masalah kapan dan seberapa buruk jadinya."
Volume di bursa Wall Street tercatat 17,12 miliar saham, dibandingkan rata-rata 18,23 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Goldman Sachs (2,45%)
-Verizon (2,27%)
-Apple (1,99%)
Saham berkinerja terburuk
-Boeing (-2,34%)
-Amazon.com (-1,75%)
-Nike (-1,42%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Hewlett Packard (11,08%)
-First Solar (8,76%)
-Juniper (8,45%)
Saham berkinerja terburuk
-Fortive (-27,19%)
-Albemarle (-3,51%)
-Enphase (-3,01%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Wag! (120,19%)
-Professional Diversity (94,24%)
-Artelo Biosciences (87,43%)
Saham berkinerja terburuk
-JVSPAC Acquisition (-66,57%)
-Tianci International (-59,26%)
-INmune Bio (-56,66%)

Sumber : Admin