Wall Street Variatif: Nasdaq dan S&P 500 Terkatrol Saham Teknologi, Dow Tersengat Ritel
Wednesday, June 26, 2024       04:40 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Selasa, dengan Nasdaq melesat 1,3% didorong penguatan saham Nvidia dan megacaps teknologi lainnya, sementara Dow merosot terbebani sektor ritel, dan investor menunggu data inflasi yang akan dirilis minggu ini.
Nasdaq Composite Index ditutup melonjak 220,84 poin, atau 1,26%, menjadi 17.717,65 dan S&P 500 menguat 21,43 poin, atau 0,39%, menjadi 5.469,30, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 299,05 poin, atau 0,76%, menjadi 39.112,16, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (25/6) atau Rabu (26/6) pagi WIB.
Saham perusahaan chip AI, Nvidia, melambung 6,8%, bangkit kembali setelah aksi jual tiga sesi, dan sektor chip yang lebih luas mengungguli dengan indeks Philadelphia Semiconductor melejit 1,8%.
Chip merupakan salah satu pendorong terbesar bagi pemulihan indeks teknologi S&P 500 dari kejatuhan tiga hari, sementara raksasa teknologi seperti Alphabet, melonjak 2,7%, dan Meta Platforms, menguat 2,3%, merupakan pendorong terbesar bagi indeks jasa komunikasi.
"Melihat saham teknologi yang menguat menjadi pendorong utama" bagi pasar pada sesi Selasa, kata Emily Roland, Chief Investment Strategist John Hancock Investment Management. Dia menambahkan, setelah beberapa hari melemah, "investor yang membeli beberapa emiten itu, hari ini mencari titik masuk yang lebih baik."
Survei Conference Board berpotensi menambah bias bagi perusahaan berkapitalisasi besar, yang menunjukkan kepercayaan konsumen Amerika Serikat sedikit menurun pada Juni di tengah kekhawatiran tentang prospek ekonomi. Indeks keyakinan konsumen lembaga itu menyusut jadi 100,4 dari 101,3 yang direvisi turun pada Mei.
"Dalam lingkungan di mana pertumbuhan ekonomi berpotensi melambat, yang tanda-tandanya sudah terlihat, hal itu cenderung menguntungkan saham-saham berkualitas tinggi yang kurang sensitif terhadap siklus ekonomi," kata Roland.
Indeks Dow mundur dari level tertinggi satu bulan, Senin, dan pengecer perbaikan rumah Home Depot mencatat penurunan persentase terbesar, ambles 3,6%
Yang menimbulkan kekhawatiran adalah raksasa ritel Walmart, yang sahamnya anjlok 2,2% setelah CFO John D Rainey menandai kuartal kedua sebagai "periode paling menantang" dalam NYSE 2024 European Investor Conference di London.
Setelah membukukan tiga sesi kenaikan berturut-turut, Dow Jones Transport Average ditutup melemah 0,8% setelah melorot sekitar 1,6% pada awal perdagangan. Perusahaan kereta barang, Norfolk Southern, mencatat penurunan terbesar kedua setelah seorang analis memangkas target harga dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional meninjau anjloknya kereta api tahun lalu dan merekomendasikan perubahan keselamatan.
Namun, setelah turun 0,05% pada sesi reguler, perusahaan transportasi FedEx melambung 15% dalam perdagangan setelah bel ketika memperkirakan laba 2025 di atas estimasi analis. Perusahaan itu memperkirakan pengurangan biaya yang direncanakan akan menghasilkan keuntungan margin, bahkan saat pendapatan tetap tertantang oleh permintaan yang lesu untuk pengiriman paket.
Data ekonomi yang paling diantisipasi pekan ini adalah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) - ukuran inflasi pilihan the Fed - pada Jumat.
Saham Spirit AeroSystems tersungkur 3,96% menjadi USD31,76 setelah laporan media, Senin, mengatakan Boeing menawarkan untuk membeli pabrikan badan pesawat itu dalam kesepakatan sebagian besar saham yang menilai pemasok utamanya itu sekitar USD35 per saham. Boeing juga turun 2,2%.
Operator pelayaran Carnival Corp melejit 8,7% setelah menaikkan perkiraan laba tahunannya untuk kedua kalinya tahun ini.
Di bursa Wall Street tercatat 10,01 miliar saham berpindah tangan dibandingkan rata-rata pergerakan 11,90 miliar untuk 20 sesi terakhir. (ef)

Sumber : Admin