Adu Nasib WTON dan WSBP
Monday, July 08, 2024       16:32 WIB

JAKARTA, investor.id - Nasib PT Wjaya Karya Beton Tbk () alias Wika Beton dan PT Waskita Beton Precast Tbk () berakhir jomplang. Meski berstatus sebagai sesama anak usaha emiten konstruksi pelat merah, performa Wika Beton rupanya jauh lebih baik ketimbang Waskita Beton.
Perbedaan nasib kedua emiten beton pelat merah ini tercermin dari hasil keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang sudahdigelar masing-masing perusahaan.
Dari sisi raihan kontrak baru misalnya, pada tahun buku 2023, meraup kontrak baru sebesar Rp 6,62 triliun dan membagikan 20% atau senilai Rp 6,88 miliar sebagai dividen dari laba bersih sebesar Rp 34,17 miliar.
Sedangkan Waskita Beton hanya membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 6,30 miliar, turun Rp 669,47 miliar atau setara 99,07% daripada laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 675 miliar.
Penurunan laba bersih anak usaha PT Waskita Karya Tbk () ini disebabkan oleh melorotnya pendapatan usaha, pendapatan lain dan beban keuangan.Akibatnya, rapat pemegang saham menyepakati laba bersih tahun buku 2023 digunakan untuk memperkuat struktur permodalan.
Kemudian, dari sisi nilai kontrak baru (NKB), juga hanya mampu mengoleksi NKB sebesar Rp 1,74 triliun. Lagi-lagi, NKB tersebut jomplang bila dikomparasikan dengan kontrak baru yang mencapai Rp 6,62 triliun sepanjang 2023.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk () selaku induk Wika Beton menyampaikan sebagai langkah transformasi perusahaan, ke depan Group akan menata kembali portofolionya dengan melakukan refocusing pada segmen infrastruktur dan engineering, procurement, construction, and commissioning ( EPCC ).
"Dua kompetensi ini akan saling mengisi satu sama lain. Walaupun, porsi EPCC skalanya masih di bawah inrastruktur. Kami berharap, dua kompetensi tersebut bisa berjalan seimbang ke depan, sehingga dua-duanya tetap bisa menghasilkan," ujar Mahendra saat ditemui Investor Daily , baru-baru ini.
Wika Beton merupakan salah satu anak usaha yang berkontribusi besar ketimbang entitas-entitas anak yang lain. Pada tahun ini, Beton secara konsolidasi memberikan pendapatan diterima di muka sebesar Rp 239 miliar dari penjualan beton dan beton pracetak. Pendapatan ini menjadi yang tertinggi di antara segmen bisnis anak usaha yang lain.
Wika Beton juga mempunyai saldo kepentingan non-pengendali sampai 31 Desember 2023 sebesar Rp 1,38 triliun sekaligus menjadi yang tertinggi di antara entitas anak yang lain. Menyusul berikutnya, saldo Wika Realty sebesar Rp 1,27 triliun, dan Wika Gedung sebesar Rp 759 miliar.
Di sisi lain, Vice President of Corporate Secretary ,Fandy Dewanto,mengungkapkan bahwa sepanjang tahun buku 2023, perseroan lebih berfokus menuntaskan proyek yang memiliki kemampuan atau kecukupan finansial yang baik.
Karena itu, selektif mengambil dan mengerjakan proyek untuk memitigasi risiko finansial seperti piutang yang tidak tertagih. Itulah sebabnya, mayoritas ataumewakili 99,65% pemegang saham menyetujui seluruh laba bersih pada tahun buku 2023 digunakan untuk memperkuat modal.
"Ini sejalan dengan program transformasi bisnis perseroan untuk memperkuat fundamental keuangan dan struktur modal perusahaan," tutur Fandy.

Sumber : investor.id