Bos BRI: Pengakuan Forbes & Fortune Apresiasi Cara BRI Hadapi Tantangan
Saturday, June 22, 2024       17:03 WIB

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) kembali meraih penghargaan dari kancah internasional. Kali ini, BRI masuk ke dalam daftar Fortune Southeast Asia 500.
Pencapaian ini melengkapi prestasi BRI di mana sebelumnya juga mendapatkan pengakuan dari kancah internasional. Forbes yang menobatkan BRI sebagai perusahaan terbesar di Indonesia pada Forbes The Global 2000 untuk tahun 2024.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta era suku bunga tinggi, keberhasilan BRI mendapatkan pengakuan dari Forbes dan Fortune membuktikan bahwa dunia internasional mengakui serta mengapresiasi strategic response yang diambil BRI dalam menghadapi tantangan. Hal tersebut terbukti berhasil menjadi landasan dalam pencapaian kinerja yang positif bagi BRI yang menjadi leader di industri perbankan di Indonesia," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/6/2024).
Pemeringkatan Fortune mencakup perusahaan-perusahaan dari 7 negara Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Indonesia sendiri mendominasi dengan 110 perusahaan. Thailand menyusul dengan 107 perusahaan. Malaysia, dengan 89 perusahaan dan Singapura dengan 84 perusahaan. Selain itu Vietnam memiliki 70 perusahaan dalam daftar, Filipina dengan 38 perusahaan, dan Kamboja dengan 2 perusahaan.
Pada daftar Fortune Southeast Asia 500, BRI menduduki peringkat pertama untuk industri perbankan dan keuangan di Indonesia, sedangkan di Asia Tenggara BRI menempati peringkat ke-4 untuk kategori finansial. Secara umum, BRI menduduki peringkat 15 diantara 500 perusahaan dalam daftar tersebut.
Mengutip website Fortune, BRI mencatatkan revenue sebesar US$14,9 miliar, profit sebesar US$3,9 miliar dan aset sebesar $127,6 miliar.
"Fortune Southeast Asia 500 merefleksikan wilayah Asia Tenggara yang dinamis dan cepat berubah, wilayah yang perekonomian utamanya tumbuh lebih cepat dibandingkan Eropa atau Amerika Serikat. Hal ini sebagian disebabkan oleh peran Asia Tenggara yang jauh lebih penting dalam perekonomian global, salah satunya karena sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara," kata Clay Chandler, Editor Eksekutif, Fortune Asia.

Sumber : DETIK FINANCE