Bos Besar asal China Panen Cuan dari Saham LABA
Tuesday, July 16, 2024       09:35 WIB

JAKARTA, investor.id-Komisaris Utama PT Green Power Group Tbk (), Huang Yeping menjual seluruh saham yang dimilikinya sejumlah 11.848.300 (1,07%) saham.
Transaksi dilakukan pada 4, 5, 8, 9, dan 10 Juli 2024. Dan setelah transaksi, ia jadi tak memiliki sama sekali saham . Nilai transaksinya sekitar Rp 2,7 miliar.
"Tujuan dari transaksi divestasi. Status kepemilikan saham langsung," ungkap Sekretaris Perusahaan , Ferry Cahyo dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (16/7/2024).
Huang Yeping berkewarganegaraan China. Ia ditunjuk jadi komisaris utama melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan pada 27 Juni 2024.
PT Green Power Group Tbk () sebelumnya bernama PT Ladangbaja Murni Tbk. Hal tersebut juga seiring telah resmi masuknya pengendali baru , yakni PT Nev Stored Energy (NSE).
Saham pada perdagangan 15 Juli 2024 kemarin ditutup stagnan di Rp 208. Saham ini sempat menyentuh Rp 266 pada perdagangan 5 Juli 2024. Dalam periode year to date  melambung 316% dari Rp 50.
Sempat dijelaskan manajemen bahwa NSE berencana untuk menjadi pemain kunci dalam sektor transportasi dan penyimpanan energi yang berkelanjutan, di mana NSE mempunyai visi akan pengembangan dan penerapan teknologi baterai litium.
NSE berencana untuk menyelaraskan kegiatan usaha saat ini dengan rencana ekspansi bisnis NSE. NSE juga berencana untuk melanjutkan/mempertahankan penjualan barang trading dan manufaktur.
Penyelarasan kegiatan usaha perseroan dengan rencana ekspansi bisnis NSE direncanakan untuk dilakukan melalui (i) penyesuaian atas kegiatan usaha perseroan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia; dan (ii) kerja sama perseroan dengan perusahaan manufaktur baterai litium terkemuka di Tiongkok.
Total nilai investasi untuk rencana kerja sama tersebut diestimasikan dapat mencapai sekitar US$ 3 juta. Kapasitas produksi direncanakan akan mulai dari 1 GWh pada tahap awal. NSE juga berencana untuk juga melibatkan perseroan dalam kegiatan pengelolaan/manajemen aplikasi baterai litium dan jaringan pertukaran baterai. Diharapkan agar produk yang akan dihasilkan dari kegiatan usaha yang disesuaikan dan kerja sama tersebut akan memenuhi permintaan di Indonesia dan negara sekitar.
Seiring dengan itu, mendirikan dua anak usaha baru, yakni PT Green Power Battery dan PT Sustainable Energy Development Trading pada 5 Juli 2024.
"Pendirian 2 anak perusahaan akan menunjang kegiatan peseroan dan merupakan rencana jangka panjang perseroan," ungkap Direktur Utama William Ong.

Sumber : investor.id