Delta Dunia (DOID) Jadi Pemain Kunci Antrasit UHG Global, Apa Manfaatnya?
Monday, July 01, 2024       16:53 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk () melalui American Anthracite SPV I LLC, perusahaan terkendali di bawah naungan PT Bukit Makmur Internasional ( BUMA International), merampungkan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group Inc (ACG) senilai US$ 122,4 juta atau setara Rp 1,99 triliun.
Akuisisi tersebut memastikan kepemilikan atas empat tambang antrasit berkadar sangat tinggi ( u  ltra  h  igh  g  rade /UHG) di Pennsylvania, Amerika Serikat, dan menempatkan Delta Dunia Group sebagai pemain kunci di pasar global antrasit UHG, yang krusial untuk produksi baja rendah karbon ( low carbon steel ).
Manajemen Delta Dunia Makmur menjelaskan, transaksi akuisisi Atlantic Carbon Group menandai tonggak sejarah penting bagi grup, yang berkembang dari penyedia jasa pertambangan ke bisnis kepemilikan tambang global. Transaksi ini mendiversifikasi bisnis Delta Dunia ke dalam komoditas masa depan ( future facing commodities ), yang memungkinkan perseroan meraih peluang di wilayah pertambangan terkemuka.
Akuisisi Atlantic Carbon Group juga mengakselerasi strategi emiten berkode saham tersebut untuk mendiversifikasi keberadaannya secara geografis dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal dalam portofolio pendapatan perusahaan.
Lebih lanjut, manajemen Delta Dunia Makmur () mengungkapkan, akuisisi Atlantic Carbon Group tidak hanya berperan penting secara strategis, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi grup melalui valuasi, leverage , dan dampaknya terhadap pendapatan. Akuisisi ini juga memperluas hubungan Grup dengan para pelanggan dan pemangku kepentingan utama.
Dengan bergabungnya Atlantic Carbon Group, pendapatan Grup diproyeksikan bertambah sebesar US$ 120-130 juta per tahun dari 2024 hingga 2028.
Selain itu, akuisisi tersebut secara signifikan mendiversifikasi pendapatan , yaitu meningkatkan porsi pendapatan dari batu bara non termal dari 19% pada 2023 menjadi 28% pada 2024. Hal ini sejalan dengan tujuan strategis untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara termal.
"Dengan umur operasional yang panjang dari empat tambang aktif Atlantic Carbon Group bisa mendukung lebih dari 25 tahun penambangan dan produksi hingga 25 juta ton baja rendah karbon per tahun. Permintaan pasar untuk antrasit UHG juga tinggi," kata Direktur Utama Delta Dunia Group (), Ronald Sutardja dalam keterangannya, Senin (1/7/2024).
Dia menegaskan, akuisisi itu memungkinkan operasi Atlantic Carbon Group dan BUMA di Indonesia dan Australia, bersama dengan bisnis-bisnis terkait lainnya, untuk saling memanfaatkan pengalaman, praktik terbaik, dan pendekatan inovatif dalam keselamatan, operasi pertambangan, dan manajemen.
BUMA memiliki rekam jejak yang solid dalam mengintegrasikan dan mengembangkan perusahaan-perusahaan portofolionya pasca akusisi, dan berharap dapat mencapai hal yang sama pada Atlantic Carbon Group.
BUMA telah memperluas kehadirannya di global dengan mengakuisisi BUMA Australia pada 2021. Sejak itu, BUMA tidak hanya berhasil membangun kehadiran di salah satu pusat pertambangan terkemuka di dunia, tetapi juga memperluas layanan ke batu bara metalurgi. Ekspansi strategis ini telah membuat order book  BUMA Australia meningkat empat kali lipat pada 2022, yang secara signifikan meningkatkan kinerja operasional .
Ada Peluang Besar
Sementara itu, Atlantic Carbon Group yang dikenal karena posisinya kuat di pasar yang didukung oleh permintaan antrasit yang tinggi serta keunggulan operasional selama lebih dari 30 tahun, membawa nilai yang signifikan bagi . Dengan 150 karyawan dan tim manajemen yang berpengalaman, Atlantic Carbon Group telah mengamankan kontrak jangka panjang dari para pemimpin industri untuk mendukung pertumbuhannya.
Ekspansi ke Amerika Serikat (AS) memungkinkan Grup untuk memenuhi peningkatan permintaan antrasit UHG yang sangat penting untuk Electric Arc Furnace (EAF) dan produksi baja rendah karbon. Ekspor antrasit AS tumbuh pada CAGR 10,6% dari 2014 hingga 2023, dengan EAF yang mendorong perluasan kapasitas pembuatan baja di masa depan di AS dan Eropa.
Sedangkan China, produsen baja terbesar secara global, juga telah mengajukan rencana meningkatkan produksi EAF menjadi 15% dari total produksi baja pada 2025, dengan target untuk meningkatkan proporsinya menjadi 20% pada 2030.
Pemerintah di Inggris dan Jerman juga mendorong peralihan dari Blast Furnace ke EAF, yang semakin meningkatkan permintaan untuk antrasit berkualitas tinggi dari Atlantic Carbon Group.

Sumber : investor.id