Investor Saham TUGU Membeludak, Broker Patok Target Harga Tinggi
Thursday, July 04, 2024       18:27 WIB

JAKARTA, Investor.id - Jumlah pemegang saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk () terus meningkat sepanjang tahun 2024 dan melampaui perusahaan asuransi umum lainnya yang bersifat publik. Kenaikan jumlah investor ini disebabkan karena solidnya fundamental serta valuasi yang sudah terdiskon.
Sejumlah analis pun memasang target harga tinggi saham , sehingga menawarkan potensi kenaikan besar. Apalagi, dikenal sebagai emiten yang royal membagikan dividen, di mana tahun lalu yield-nya mencapai 14%.
Mengacu pada data RTI Infokom, jumlah pemegang saham per akhir Mei 2024 mencapai 7.419, naik 1.042 dibandingkan akhir Desember 2023 sebanyak 6.377.
Abdul Azis analis Kiwoom Sekuritas mengungkapkan, pertumbuhan investor saham mencerminkan optimisme para pemodal terhadap kinerja perseroan. Azis mencatat dari 12 perusahaan asuransi umum yang listing di BEI, ada sembilan emiten yang mencatatkan kenaikan jumlah investor di 2024 dan yang paling tinggi.
"Baik investor domestik maupun asing trennya melakukan akumulasi saham . Sepanjang 2024, asing  net buy  saham Rp 8 miliar. Meski nilainya relatif kecil karena size perusahaan asuransi umum di Indonesia semuanya masuk kategori  small cap ,  inflow  ke saham menjadi pendorong utama adanya aliran dana asing ke sektor asuransi yang mencapai Rp 8,9 miliar," imbuh dia.
Azis mengungkap, dua faktor utama mengapa jumlah pemegang saham yang merupakan anak usaha PT Pertamina terus naik sepanjang tahun 2024, yakni kinerja keuangan yang masih terus tumbuh kuat dan valuasinya yang terlampau murah.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan perseroan non-konsolidasian per 31 Mei 2024, yang memiliki branding name Tugu Insurance berhasil mencetak laba usaha asuransi senilai Rp 285 miliar. Laba operasional sepanjang lima bulan awal 2024 tumbuh 60%  year-on-year  (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 178 miliar.
Peningkatan kinerja keuangan yang fantastis tersebut tidak luput dari pertumbuhan hasil  underwriting  di segmen asuransi umum yang mencapai Rp 336 miliar per Mei 2024, naik 38% yoy dibanding Rp 244 miliar pada Mei 2023.
Di sisi lain, pendapatan investasi perseroan juga meningkat 25% yoy menjadi Rp 137 miliar pada Mei 2024 dari Rp 110 miliar periode yang sama tahun sebelumnya. Di saat pendapatan perseroan mengalami peningkatan pesat, total beban operasional hanya tumbuh moderat.
Laporan bulanan Mei 2024 mencatat total beban operasional non-konsolidasi hanya naik 7% yoy menjadi Rp 189 miliar. Sementara itu, total beban operasional pada periode yang sama di 2023 mencapai Rp 176 miliar.
"Kinerja positif sepanjang lima bulan di tahun 2024 menjadi katalis positif yang memantik optimisme para investor tak terkecuali asing. Dengan capaian tersebut dan harga saham yang cenderung sideways dalam sebulan terakhir, maka valuasi menjadi atraktif sehingga wajar apabila diburu investor" pungkas Azis.
Pada perdagangan Selasa (2/7/2024), harga saham ditutup melemah 0,48% ke Rp 1.045 per saham. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 3,72 triliun dan setara dengan rasio price to book value (PBV) sebesar 0,38 kali.
Sejumlah analis pun masih mempertahankan rekomendasi beli saham untuk 12 bulan ke depan dengan target harga di atas Rp 2.000. Shinhan Sekuritas mematok target price saham di Rp 2.050 sedangkan Kiwoom Sekuritas menetapkan target harga di Rp 2.100.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Thursday, Jul 04, 2024 - 20:03 WIB
Asing Terus Net Buy, Saham Ini Mulai Diguyur
Thursday, Jul 04, 2024 - 18:42 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham VKTR, Jual
Thursday, Jul 04, 2024 - 17:56 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham BIRD, Beli
Thursday, Jul 04, 2024 - 17:55 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham IBST, Jual
Thursday, Jul 04, 2024 - 17:53 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham DSSA, Jual