Buyback BMRI Isyaratkan Kepercayaan Diri Manajemen
Monday, November 24, 2025       16:22 WIB

JAKARTA, investor.id -Keputusan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk () untuk melaksanakan pembelian kembali saham ( buyback) dinilai kalangan analis sebagai sinyal kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental perusahaan. Ini sekaligus indikasi bahwa valuasi saham perseroan berada pada level yang dianggap menarik.
 Associate Director  BUMN Research Group Lembaga Management Universitas Indonesia ( LMUI ), Toto Pranoto, menilai aksi buyback tersebut merupakan langkah strategis di tengah volatilitas pasar saham. Menurutnya, manajemen melihat adanya potensi undervaluasi harga saham sehingga memutuskan untuk memperkuat nilai bagi pemegang saham.
"Kebijakan buyback  cukup baik. Ini mengindikasikan bahwa manajemen melihat harga saham sudah terlalu murah dan perlu langkah buyback. Bagi investor, hal ini dapat dipandang positif karena berpotensi meningkatkan earnings per share (EPS) ke depan," ujarnya, seperti dikutip pada Senin (24/11/2025).
Toto menilai prospek Bank Mandiri ke depan masih kuat seiring perbaikan sejumlah indikator keuangan serta dukungan program pembangunan nasional, mulai dari infrastruktur, hilirisasi mineral, hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Prospek cukup baik. Apalagi dana sekitar Rp200 triliun dari Kementerian Keuangan telah disiapkan untuk mendorong pembiayaan proyek strategis. Tantangannya adalah memastikan analisis proyek dilakukan lebih tajam agar risiko kredit, termasuk NPL, tetap terkendali," katanya.
Manajemen Bank Mandiri sebelumnya menetapkan program buyback senilai Rp1,17 triliun, sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Maret 2025. Ada pun pendanaan buyback berasal dari kas internal, dengan tujuan menjaga kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang perseroan.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menegaskan bahwa langkah buyback merupakan bentuk keyakinan manajemen terhadap kekuatan model bisnis dan prospek perseroan.
Buyback menjadi sinyal kepercayaan manajemen terhadap nilai jangka panjang Bank Mandiri," ujarnya.
Selain meningkatkan nilai pemegang saham, saham hasil buyback juga dipersiapkan untuk mendukung program kepemilikan saham pegawai ( Employee Stock Ownership Program /ESOP).
Kinerja Keuangan
Kinerja fundamental Bank Mandiri pada 2025 terus menunjukkan penguatan. Perseroan mencatat kontribusi pendapatan nonbunga sebesar 32% terhadap total pendapatan, didorong oleh pertumbuhan sektor digital banking dan treasury masing-masing sebesar 11% dan 10% secara bulanan (MoM).
Hingga September 2025, penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.764 triliun dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.884 triliun, keduanya tumbuh di atas rata-rata industri. Di saat yang sama, rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di level rendah 1,03%, jauh lebih baik dari rata-rata industri.
Menurut Novita, capaian tersebut menunjukkan kemampuan perseroan menjaga keseimbangan antara ekspansi dan prinsip kehati-hatian.
"Kami melihat momentum pertumbuhan tersebut sebagai bukti solidnya fundamental dan strategi yang kami jalankan. Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional, sejalan dengan semangat Sinergi Majukan Negeri," ungkapnya.
Prospek 2026
Analis menilai buyback  dapat memperkuat sentimen pasar terhadap saham bank pelat merah tersebut, terutama di tengah proyeksi ekonomi domestik yang masih ekspansif dan keberlanjutan agenda pembangunan nasional.
Toto menilai langkah buyback tidak hanya menegaskan keyakinan manajemen terhadap fundamental perseroan, tetapi juga memberi sinyal positif bagi investor mengenai potensi pertumbuhan di tahun mendatang.
Buyback tersebut menunjukkan optimisme manajemen sekaligus menambah keyakinan investor bahwa potensi kinerja masih sangat besar," ujarnya.
Dengan posisi fundamental yang kokoh, likuiditas tinggi, dan strategi ekspansi yang sejalan dengan agenda pembangunan nasional, diyakini tetap menjadi salah satu emiten perbankan yang menarik bagi investor domestik maupun asing pada 2026.

Sumber : investor.id